Warning Typo
"Apa yang sedang menantu ku lakukan?". Seru nyonya Tanapon saat melihat Saint berada di minibar.
" Aku sedang membuat teh hijau, apa Mae mau?". Saint sedang mengaduk minuman yang sedang ia buat.
"Tidak sayang, Mae baru saja meminum kopi. Seharusnya kau meminta tolong pada Mae, jika Perth tahu. Suami mu itu pasti akan mengoceh seharian". Mereka tertawa bersama. Perth memang tidak pernah mengijinkan Saint melakukan apapun.
" Aku harus bisa melakukan pekerjaan rumah, setidaknya hanya sekedar masak itu tidak masalah. Aku ingin melakukan pekerjaan rumah tangga setelah anak kami lahir". Saint dan ibunya berjalan menuju ruang keluarga.
"Hati-hati nak". Ucap Nyonya Tanapon saat Saint membawa gelasnya.
" Ish Mae!, Mae sama saja dengan Phi Perth ". Saint mengerucutkan bibirnya.
"Perth tidak akan mengijinkan istrinya menyentuh pekerjaan rumah apapun". Saint melirik ibu mertua lalu meletakkan cangkir yang baru saja ia minum teh nya.
" Tugasku, mulai dari sekarang harus membuat Phi Perth melihat jika istrinya ini bisa".
"Baru akan menyentuh pisau pun, Mae rasa Perth langsung berlari ke arah mu". Nyonya Tanapon tertawa, sedangkan Saint memasang wajah cemberut
" Tidak udah melakukan pekerjaan apapun, cukup berikan Perth dan anakmu kasih sayang yang melimpah". Ucapnya lagi.
"Tentu aku akan melakukannya tanpa harus diminta". Ibu Perth mengusap lembut surai rambut Saint.
" Tuan muda, ada yang mencari anda". Seorang maid menghampiri mereka.
"Siapa bi?". Tanya Saint.
" Saya tidak tahu, tamu itu hanya meminta saya untuk memanggil Tuan Muda". Saint memicingkan mata.
"Terimakasih bi, aku akan menemuinya". Maid itu pun berlalu pergi.
" Mungkin itu Earth ".
" Earth sedang berada di Pattaya mengurus pagelaran lukisan disana". Jawab Saint.
"Aku tidak memiliki teman dekat lain, lagipula tidak ada yang tahu tempat tinggal kecuali Earth dan Phi Tum".
" Temui saja, Mae akan menemanimu". Saint di temani ibu mertuanya berjalan menuju pintu utama.
Mata Saint membola, pria tinggi yang beberapa hari ini membuat Perth uring-uringan berada di depan rumah mertuanya.
"Pi_Phi Luk...". Terkejut sudah pasti, Saint hanya bisa tercengang melihat kedatangan Luke.
Luke memberi salam pada Nyonya Tanapon.
" Ajak dia masuk". Ucap Nyonya Tanapon dengan suara pelan.
"Mae~~". Saint berdesis.
" Masuklah Nak". Ibu mertuanya mempersilahkan Luke untuk masuk tanpa mempedulikan raut wajah Saint.
Terpaksa Saint ikut berjalan masuk kedalam, karena ibu mertuanya sudah masuk lebih dulu bersama Luke.
Seorang maid membawa beberapa cangkir berisi teh hangat dan cemilan.
KAMU SEDANG MEMBACA
heart beat END
Fanfictiondebaran itu masih sama tak akan berubah meski waktu berjalan begitu saja.. di kala senja datang,akan aku buat kau kembali merasakannya..