10

2.5K 205 49
                                    

Warning typo



Pasangan suami istri yang sedang merajut kasih sudah berada di kamarnya masing-masing. Sepulang dari taman mereka bergegas membersihkan diri dan bersiap untuk makan malam. Rona bahagia tidak pernah lepas dari keduanya. Baik saint dan Perth merasakan kenyamanan di hati masing-masing karena tidak ada lagi perasaan yang harus di sembunyikan.



Saint sedang menikmati semilir angin malam di balkon kamarnya, ia sengaja menggelar karpet berbulu dan duduk di sana sambil melukis di atas kanvas yang ia letakkan di atas karpet tersebut. Dengan hanya menggunakan kemeja putih yang nampak kebesaran, saint dengan lihai mencampur beberapa warna cat dengan kuas, ah jangan lupakan saint hanya menggunakan underwear. Hingga nampak jelas paha yang putih mulus dengan posisi kaki jenjangnya saling bertumpu menekuk.

Dua pasang kaki berjalan, tangan kekar yang menggenggam knop pintu lalu membuka kamar saint dan melangkah dengan perlahan. Sesaat ia menghentikan langkahnya, menyimpan sesuatu di atas nakas yang letaknya berada di sisi tempat tidur. Kemudian ia kembali melanjutkan langkahnya yang pelan dan menyungging seulas senyum saat pemilik kamar sedang sibuk dengan kegiatannya hingga tak sadar si pria yang hanya menggunakan celana panjang berwarna hitam tanpa atasan sudah berada tepat di belakangnya.

Perth perlahan duduk tepat di belakang saint lalu mendekap sang pemilik tubuh dari belakang hingga membuatnya terkesiap karena terkejut.

“Apa yang sedang kau lakukan..?”. Tanya Perth sambil mendengus harum shampoo dan aroma sabun yang melekat di tubuh saint. Perth membuat tubuh mereka menempel.

Saint menghentikan kegiatannya dengan menggantung kuas di udara, yang masih berada di dalam genggamannya. Ia menahan geli setiap kali Perth menempelkan bibirnya tepat di perpotongan lehernya yang putih.

“aku sedang mencampur warna phi..”. Ucap saint dengan nada terbata.  Perth semakin menyerang lehernya dengan kecupan.

Kedua tangan Perth yang melingkar erat di pinggangnya yang ramping semakin menempel membuatnya tanpa celah. Posisi saint berada di tengah antara kedua kaki Perth yang merentang. Bokong saint menempel pada penisnya yang terbalut celana.

“Kenapa harus di luar sayang.. Anginnya cukup kencang..”.  Bisik Perth tepat di telinga saint.

Saint sedikit menggeliat saat merasakan hembusan nafas Perth menyapu telinganya. Hanya hembusan nafas sudah membuat saint seakan melayang, ribuan kupu-kupu beterbangan di dalam perutnya hingga jantung berpacu lebih cepat seiring darah yang mengalir hingga terasa membekukan otak.

“Aku.. aku.. Memang selalu melukis di balkon phi..”. Ucap saint terbata.

Kedua tangan Perth mengusap lembut kedua paha saint yang terekspos dengan berulang kali.

“kau bisa sakit sayang..”. Ucap Perth lagi dengan lebut lalu mengecup cuping milik saint.

“Aah..”. Tanpa sadar saint mendesah dan menggeliat kembali terhanyut akan belaian kedua tangan Perth.

Saint memejamkan matanya begitu saja, hembusan nafas Perth dan sentuhannya membuat saint sedikit hilang akal.

Perth semakin berani, satu tangannya membuka kancing atas kemeja saint lalu menyusup masuk kedalam. Sentuhan lembut kembali saint rasakan hingga Perth menyentuh nipple nya yang mengeras.

“Aah..hhhh..”. Desisan saint saat ia merasakan hangatnya usapan lembut di putingnya yang mengeras.

Kuas yang dengan erat ia coba genggam akhirnya terlepas begitu saja dan terjatuh di atas kanvas.

heart beat ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang