Warning Typo
Perth berjalan memasuki ruangannya dengan menjingjing paper bag berwana coklat.
"Apa yang kau bawa Perth?". Tanya Pear yang sedang membereskan beberapa kertas di meja bosnya.
" Milik Tuan Luke". Jawab Perth dengan datar lalu meletakkan bungkusan itu di atas meja dekat sofa.
"Kau memberinya hadiah?". Perth melirik sinis ke arah Pear.
" Itu jas miliknya". Pear penasaran, ia langsung mendekati Perth dengan wajah yang sangat ingin tahu.
"Kenapa bisa ada padamu?".
" Jas itu di pinjamkan Tuan Luke pada Saint ". Pear semakin penasaran meski ia sudah tahu dari cerita Luke.
" Kenapa bisa ada pada Saint? Apa Saint menceritakan sesuatu?". Perth mulai jengah, ia meletakkan jari telunjuk di atas kening Pear.
"Masih terlalu pagi untuk meladeni mu, siap kan segera dokumen untuk pertemuan dengan Tuan Luke siang ini dan kau handle kantor karena aku hanya akan pergi bersama Sun".
" Ta_tapi aku ingin ikut". Protes Pear.
"Ingat,kau disini sedang bekerja". Pear memajukan bibirnya kesal.
" Aku semalam menemani Tuan Luke saat kau pergi bersama Saint ". Perth menatap lurus ke arah Pear.
" Apa yang Tuan Luke katakan?". Pear acuh sibuk membereskan kertas.
"Masih terlalu pagi untuk menjawab rasa ingin tahu mu dan aku disini sedang bekerja". Ucap Pear tanpa melihat sedikit pun ke arah Perth yang sedang menatap kesal karena Pear membalikkan ucapanya.
Perth beranjak, mendekat pada Pear lalu menariknya untuk duduk di sofa.
" Apa!?". Sungut Pear.
"Aku akan memberimu mu libur 1hari. Bagaimana?".
" 2hari?". Pear menunjukan 2jarinya.
"Baiklah, 2hari. Jadi katakan".
" Begini Perth. Tuan Luke menyukai Saint". Pear berhenti sejenak membuat Perth penasaran. " Eerrr, dia mencintai istrimu ". Pear memejamkan matanya tak berani melihat ekspresi Perth.
Perth menahan kesalnya, matanya yang menatap lurus kedepan seperti elang yang siap menerkam.
" Lanjutkan?". Tanya Pear.
"Ya!".
" Dia adalah pria yang kau lihat di CCTV. Tuan Luke mengira Saint adikmu saat Saint menyebutkan nama belakangnya. Dia kira Saint pria yang hamil di luar nikah, kau sebagai kakaknya merasa marah lalu membuat Saint pergi dari rumah saat itu". Perth mengepalkan tangannya dengan kuat.
Pear kembali melanjutkan ceritanya. "Saat tahu Saint istrimu, Tuan Luke tidak peduli. Ia tidak bisa membuang begitu saja perasaannya, pria itu menyukai istrimu saat pertama kali melihatnya. Perasaan itu miliknya, baik kau ataupun Saint sekali pun tidak bisa memaksa Tuan Luke untuk berhenti menyukai Saint. Untuk kerjasama, ia tetap akan bekerja sama dengan kita. Tentang perasaannya ia tidak melibatkan itu dalam pekerjaan".
KAMU SEDANG MEMBACA
heart beat END
Fanfictiondebaran itu masih sama tak akan berubah meski waktu berjalan begitu saja.. di kala senja datang,akan aku buat kau kembali merasakannya..