"Diam Kate, aku tidak mau dengar apapun."
Kate tidak menyerah, terus memohon. "Tolong Le, tolong. Tolong maafkan dan lepaskan aku. Aku akan membayar 2,4 miliar seperti keinginanmu dengan menyicilnya. Aku akan transfer 100 juta sebagai pembayaran pertamanya." Kate tidak ingin menjadi simpanan Leo, Ia tidak ingin terikat lagi dengan Leo.
Leo geram. "Apakah aku harus meminta orang tadi untuk kembali dan membakar rumah Elle, Kate? Bensin yang tadi disiramkan pasti belum kering." Ucap Leo mengancam seraya mengambil ponselnya.
Kate menghalangi niat Leo. Ketakutan. "Jangan... Tolong jangan."
Leo menghela nafas dalam. "Jangan menawarkan kesepakatan apapun pada aku, Kate. Ini bukan soal mau atau tidak maunya kamu, ini kehendak aku, kamu hanya perlu menurutinya. Jangan terus membuat aku mengulang-ulang Kate!"
Kate tersungkur lemas. Bagaimana caranya Ia bisa keluar dari jeratan Leo? "Kamu berjanji tidak akan melibatkan orang lain lagi? Jangan ganggu Elle atau siapapun, mereka tidak tahu permasalahan kita." Setidaknya Ia harus memastikan Leo tidak akan melibatkan orang lain.
"Semua tergantung kamu, Kate." Jawab Leo angkuh.
Kate semakin lemas karena mendapat jawaban yang tidak diinginkannya.
Kate memandang Leo, begitupun Leo memandangnya. Menguatkan tubuhnya Ia bangkit berdiri, perlahan Ia membuka pakaiannya. "Ini bukan yang kamu mau?"
Leo terbelalak tidak siap. Tapi Ia segera menguasai diri menghentikan gerakan jari Kate yang membuka kancing pakaiannya. "Tidak perlu berinisiatif, Kate. Semua ada waktunya, salah satunya melakukan "itu" denganku."
Bibir Kate bergetar.
"Besok kamu ajukan resign, mulai besok juga kamu akan tinggal disini, aku akan mengisolasi kamu, hanya aku orang yang bisa kamu temui, Kate... Ingat, jangan mencoba melarikan diri, aku tidak segan-segan menghancurkan semua yang bisa aku hancurkan, aku bahkan siap untuk menghancurkan diriku sendiri, mari kita hancur bersama-sama." Leo menatap mata Kate tajam.
Tangis Kate meledak, inginnya Ia menjauh dari Leo, tapi keadaan membuatnya kini terkungkung bersama orang yang ingin dijauhinya.
"Leo..."
"Tidak Kate, jangan katakan apapun atau kamu akan menyesal." Leo sudah mengambil ancang-ancang dengan memegang ponselnya, memberitahu pada Kate jika Ia tidak main-main.
Kate tidak jadi berkata apapun, semua yang ingin dikatakannya Ia telan.
"Kamu boleh kembali sekarang, nanti akan ada yang mengantar kamu." Leo membalikkan tubuhnya membelakangi Kate.
#
Rasa penasaran Lily sudah tidak terbendung lagi, kali ini Ia menghubungi Arnold untuk menjawab segala rasa penasarannya.
"Terima kasih Bang sudah meluangkan waktu bertemu aku." Ucap Lily.
"Sama-sama, jadi... Ada apa?" Tanya Arnold seraya menyesap minumannya.
"Aku tahu ada yang tidak biasa antara Mas Leo dan Mbak Kate, aku mau Abang memberitahu aku tentang mereka." Jawab Lily dengan tanya.
Arnold terlihat tidak terkejut, tepat seperti dugaan Lily. Namun sepertinya Arnold membutuhkan waktu untuk menjawab pertanyaannya. "Kenapa kamu tidak menanyakannya langsung pada Leo, Ly?"
Lily menggeleng. "Aku tidak bisa, lebih tepatnya aku tidak sanggup jika Mas Leo berkata jujur. Lucu ya aku? Aku menghindari jawaban Mas Leo, tapi aku mencari jawaban pada Bang Arnold."
"Aku bisa saja cerita pada kamu, tapi aku merasa bukan kapasitas aku untuk membicarakan ini."
"Tolong Bang beritahu saja dari sudut pandang Abang mengenai hubungan mereka. Itu cukup." Desak Lily.
Arnold menghela nafas. "Yakin?"
Lily mengangguk mantap walaupun jantungnya terus bertalu-talu.
"Semua yang ada di diri Kate, Leo suka." Penggambaran yang singkat dari Arnold tapi cukup membuat Lily menahan sesak.
Sementara Arnold memperhatikan raut wajah Lily yang memucat syok.
"Mereka... Pernah menjalin hubungan bang?" Tanya Lily, logikanya sudah meminta untuk berhenti mencari tahu, tapi sisi hatinya ingin mengetahui lebih.
Arnold mengangguk.
Air mata Lily menetes tanpa dirinya sadari. Hal itu tidak luput dari pengamatan Arnold yang menyesal memberitahu, ada kalanya ketidaktahuan membuatmu terhidar dari rasa sakit.
"Berapa lama bang?" Bukannya berhenti Lily terus ingin mencari tahu.
"Cukup, aku tidak mau menjawab lagi." Arnold tegas menolak. Karena semua jawaban yang diberikannya hanya akan menambah luka Lily.
"Mas Leo sangat mencintai Mbak Kate, ya... Dulu aku selalu penasaran perempuan seperti apa yang membuat Mas Leo terpuruk begitu dalam sampai sulit untuknya bangkit, kini aku sudah melihatnya." Lily menangis, untuk bernafas saja rasanya sesak.
Arnold diam tidak menjawab, dia hanya memandang iba pada Lily yang sedang menangis.
#
05 Januari 2022 - 00:51
