14. B

3.3K 136 3
                                    

Selama dalam perjalanan menuju rumah Lily, Leo ingat jika sudah sebulan lebih mereka tidak bertemu. Lily sudah berkali-kali meminta mereka agar bertemu, tapi Leo menolak. Ini memang salahnya, seharusnya Ia mengakhiri hubungan mereka secara jelas terlebih dulu sebelum menikahi Kate.

____

Leo keluar dari mobilnya, bersamaan dengan itu, mobil Lily sudah berhenti didepannya. Lily turun dari mobilnya dengan antusias segera memeluk Leo erat.

"Mas... Aku rindu."

Leo mendiamkan Lily sejenak memeluknya. Setelah lima detik berlalu, Leo melepaskan pelukan diantara mereka. "Orang tua kamu ada di rumah?"

Lily mengernyitkan dahinya. "Mama ada tapi sepertinya Papa tidak ada, masih di kantor. Mas kemana saja? Kenapa tidak manjawab telpon dan menghubungi aku? Aku ke kantor Mas juga, tapi mas sering tidak ada. Oiya, aku sudah pesan gedung, gaun dan jas pernikahan, kita lihat sekarang yuk Mas!" Ajak Lily bersemangat.

Namun dihadapannya, Leo hanya diam, pandangannya lurus dan dingin. "M...Mas?"

"Lily, ayo kita masuk ke dalam, ada yang harus aku bicarakan dengan kamu dan orang tua kamu." 

Lily merasakan perasaan yang tidak enak, Leo memang sering dingin padanya tapi tidak pernah sampai seperti ini. "Mas... Kita tetap jadi menikah, kan? Kamu tidak akan membatalkan rencana pernikahan kita, kan?" Entah mengapa Ia melontarkan pertanyaan itu.

"Lily... Kita bicara di dalam ya..."

"Katakan Mas, aku mau dengar dari kamu sekarang juga!"

"Lily-"

"Katakan sekarang juga! Kamu tidak akan membatalkan pernikahan kita kan?!"

Karena terus didesak, Leo akhirnya menjawab. "Lily, maaf-"

Mendengar kata maaf dan wajah bersalah Leo, Lily sudah menduga jika dugaan tepat. Hatinya begitu hancur. "Tidak Mas, tidak bisa. Kita harus tetap menikah!" 

"Ada apa Lily? Kenapa kok kamu berteriak-teriak?" Mama Lily yang mendengar samar-samar ada keributan pun berinisiatif pergi keluar melihat. "Loh ada Leo, ayo masuk bicara di dalam."

Leo dan Lily sejenak sambil bertatapan.

Lily menggelengkan kepalanya memberikan isyarat pada Leo untuk tidak mengatakan apapun pada Mamanya, sementara air matanya sudah menggenang.

Leo menghembuskan nafas, meski begitu Ia tetap akan mengatakan pada Lily serta orang tuanya mengenai rencananya untuk membatalkan pernikahan. Ia melangkahkan kakinya masuk, namun Lily menahannya. 

"Tolong Mas, aku mencintai kamu." Mohon Lily.

Leo menutup matanya, di satu sisi Ia merasa bersalah, tapi di sisi lain Ia merasa sudah melakukan hal yang tepat. Ia memilih tidak menjawab terus melajukan jalannya memasuki rumah Lily.

"Mas, aku mohon... Aku tidak bisa jika tidak bersama kamu." Ucap Lily terus memohon.

"Lily... Tolong jangan memohon, aku tidak pantas dapat permohonan ini dari kamu."

"Ada apa, kenapa kalian berbisik-bisik?" Tanya Mama Lily heran, karena melihat Leo dan Lily seperti membicarakan sesuatu yang penting. "Kalian tidak bertengkar, kan?"

"Maaf Bu, saya-"

"Tidak Mas! Berhenti!"

"Sebenarnya ada apa? Apa yang berhenti? Kenapa minta maaf?" Mama Lily mulai terlihat panik.

"Maaf, saya membatalkan pernikahan ini Bu." Ucap Leo akhirnya.

"A... Apa? Membatalkan?"

Lily tertunduk lemas.

"Iya Bu, saya membatalkan pernikahan ini." Jawab Leo lugas.

"Kenapa?" Tanya Mama Lily berusaha tenang, Ia ingin tahu alasan dibalik pembatalan pernikahan tersebut.

"Saya mencintai perempuan lain dan telah menikahi perempuan tersebut. Saya tidak ingin membohongi perasaan saya jika... Saya begitu mencintai dia. Dia-lah perempuan yang saya inginkan untuk bersama selamanya." Jawab Leo penuh keyakinan.

Mama Lily berjalan dengan cepat mendekat ke arah Leo lalu menamparnya dengan begitu keras, bibir Leo sepertinya sobek akibat insiden tersebut. Sementara Lily sudah menangis dengan histeris meskipun Ia sudah tahu jika kemungkinan seperti ini bisa saja terjadi terlebih melihat gelagat sang tunangan yang sangat aneh akhir-alkhir ini.

"KELUAR KAMU DARI SINI! TIDAK SUDI RUMAH SAYA DIINJAK OLEH PECUNDANG SEPERTI KAMU!" Ucap Mama Lily begitu menggelegar. Para asisten rumah tangga pun mendekat ke sumber suara.

Leo mengangguk. "Sekali lagi saya minta maaf. Saya pamit." Ia pun berjalan keluar.

"MAS! MASSS!" Lily semakin histeris melihat Leo pergi.

BRUK. Tiba-tiba saja semua perhatian teralih pada suara jatuh yang cukup keras tersebut. 

"MAMAAAAAAAA!" Lily berhambur menuju sang Mama yang tiba-tiba saja tidak sadarkan diri.

Leo membalikkan tubuhnya saat mendengar teriakan Lily dan segera mendekat begitu melihat Mama Lily. "Ayo kita bawa ke rumah sakit!" Ucapnya panik.

Para asisten rumah tangga membantu Leo menggotong Mama Lily ke mobil Leo yang lebih dekat jaraknya.

Lily memegangi tangan sang Mama. "Maafkan Lily Ma... Tolong Ma sadar, jangan begini... Lily takut."

#

03 Juni 2022 - 09:21

Gagal Move On? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang