10.B

3.3K 144 2
                                    

Leo merengkuh Kate, mencengkram rahangnya.

"Le.. Sa.. Sakit.." Rintih Kate.

Tapi itu tidak membuat Leo merenggangkan cengkramannya.

Kate menangis, bukan hanya karena merasa sakit rahangnya dicengkram tetapi Ia sungguh ketakutan pada tatapan mata Leo yang menyiratkan kemarahan.

Saat air mata Kate jatuh sampai membasahi tangannya, barulah Leo sedikit mengendurkan cengkramannya.

"Ma... Maaf..." Entah untuk apa Kate mengucapkan maaf itu, Ia hanya berharap Leo sedikit melunak padanya.

"Aku hampir bosan mengatakannya, jangan membuat aku marah Kate! Mungkin kamu merasa leluasa terus berbuat salah pada aku karena aku belum melaksanakan ancaman aku, iya?!" Leo berteriak cukup keras.

Kate menggelengkan kepalanya, tangisnya pun semakin deras. "Iya maaf, maaf aku salah." Kate lalu memukul dirinya sendiri, Ia sudah tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk meredakan amarah Leo.

Pukulan Kate untuk dirinya sendiri sempat membuat Leo tertegun. Ia segera menghentikan tindakan itu dengan memegang kedua tangan Kate erat, cengkraman di dagu Kate pun sudah terlepas. "Apa-apaan kamu!"

Namun Kate tidak mendengar, Ia tetap memukul-mukul dirinya sendiri. Rasa sakit di tubuhnya bahkan tidak sesakit hatinya saat ini.

"AKU BILANG BERHENTI! BERHENTIIII!" 

Kate secara otomatis menghentikan pukulannya akibat teriakan Leo yang menggelegar.

"Kamu marah, aku hukum diri aku... Biar kamu jangan marah lagi... Aku takut... Huhuhuhu." Tangis Kate begitu pilu.

Leo membelakangi Kate, bukan marah lagi yang Ia rasakan tapi sebuah kekhawatiran... Ia menyadari jika ada yang tidak beres pada diri Kate.

"Aku mati saja, kamu bunuh aku saja...  Supaya kamu tidak marah-marah lagi. Aku sudah tidak kuat, Le... Aku mau menyusul kedua orang tua aku saja... Aku rindu mereka." Racau Kate.

Leo menggemelutukkan giginya, emosi kembali melingkupi hatinya, tapi tidak sepert biasanya, Leo memilih diam tidak menanggapi racauan Kate yang baginya tidak jelas itu.

Leo membereskan barang-barangnya, situasi di kantor sudah tidak kondusif, bagaimana bisa Ia konsentrasi bekerja saat ini?

Kate masih terisak di tempatnya berdiri, dia tidak bergerak seinchi pun.

Setelah barangnya selesai dibereskan, Leo menghampiri Kate, Ia memakaikan jas-nya pada Kate, membuat perempuan itu seakan tenggelam dalam jas. Tidak lupa Ia juga memakaikan masker wajah pada Kate.

"Ayo pulang ke rumah kita." Leo menggandeng Kate keluar ruangan menuju rumah yang katanya milik 'mereka'.

#

04 Februari 2022 - 12:32

Akhirnya bisa melanjutkan cerita ini lagi...

Stuck banget karena Leo adalah karakter yang belum pernah saya buat, hehe.

Walaupun yang baca cerita ini tidak banyak, tapi saya tetap sayang banget sama cerita ini...

Terima kasih buat yang masih membaca cerita ini :))

Gagal Move On? (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang