Leo melangkahkan kakinya memasuki st@rbuck tempat pertama kali melihat Kate setelah sekian lama. Ia tidak mengerti keinginan hatinya, apa yang diharapkannya? Bertemu Kate tidak sengaja?
Leo mendekati barista memesan kopi.
"Siang Kak, pesan apa?" Tanya barista dengan ramah.
"Americano." Jawab Leo singkat.
"Oke Kak, ditunggu ya."
Leo menuju kursi yang agak kedalam. Matanya memandang sekitar, tidak melihat seseorang yang diharapkannya. Leo menghela nafas dalam.
Lima belas menit kemudian, kopi americano yang dipesan Leo datang. Bersamaan dengan itu, pandangan Leo menemukan yang dicarinya.
Kate memasuki st@rbuck dengan pandangan menunduk fokus pada ponselnya. Sesekali Ia melihat kedepan agar tidak menabrak seseorang.
Pandangan Leo tak putus memandang Kate sejak kehadirannya.
Seperti Leo, setelah memesan Kate duduk di kursi. Pilihannya jatuh pada kursi yang bersebrangan dengan Leo, jika Leo di sisi kiri, Kate di sebelah kanan.
Reflek kaki Leo melangkah mendekati kursi dimana Kate berada membawa americano pesanannya. Dengan santainya Ia duduk di depan Kate.
Kate yang merasa ada orang duduk di depannya menoleh. Matanya menyipit tidak menyangka. "Leo?"
Leo tersenyum smirk. "Akhirnya sikap sok sopanmu memanggilku Mas, tanggal juga."
Kate tidak menanggapi, Ia memilih pindah tempat duduk karena suasana kafe pun sepi dia bebas memilih tempat.
Leo mengikuti Kate.
Kate memilih tempat yang jauh dari tempat sebelumnya. Dengan Leo yang masih duduk dihadapannya.
Kate menghela nafas dan mencoba diam saja, menganggap Leo tidak ada.
"Kamu tidak ubahnya perempuan kebanyakan. Realistis? Bullshit!" Ujar Leo sinis menyudutkan Kate.
Kate memilih tidak menanggapi, membiarkan Leo mengeluarkan semua. Hitung-hitung sedikit mengurangi rasa bersalahnya.
"Diam menerima, eh?"
Nama Kate dipanggil oleh Barista. "Kak Kate."
Kate bangkit mengambil pesanannya dan memilih pergi. Sementara Leo tetap mengikutinya dari belakang.
Sadar dirinya diikuti, Kate memilih tidak kembali ke kantornya yang berada di lantai tiga gedung yang sama dengan kafe berada.
Kate memasuki mobilnya. Leo mengikuti, Ia berusaha membuka pintu penumpang. Awalnya Kate tidak mau membukakan pintu mobilnya, tapi karena mengundang perhatian orang banyak memaksa Kate membiarkan Leo ikut bersamanya.
Tidak seperti saat di kafe, Leo diam seribu bahasa.
Kurang lebih tiga puluh menit perjalanan, Kate menghentikan mobilnya pada sebuah taman.
Kate keluar mobil yang lagi-lagi diikuti Leo yang berjalan disampingnya.
Mereka berdua duduk di sebuah bangku yang bisa diisi empat orang, Kate berada di sisi ujung kanan, sementara Leo berada di sisi ujung kiri.
"Aku minta maaf jika kejadian masa lalu masih begitu menyakitimu. Mari kita bersikap profesional." Ucap Kate setelah beberapa lama mereka dalam diam.
Leo berdecak. "Berapa yang ditawarkan orang tua aku sampai bisa membuatmu menyetujuinya?" Dari dulu inilah yang ingin ditanyakan Leo. Ia benci merasa tidak berharga.
"Membiayai aku hingga lulus S2." Jawab Kate, jujur.
"Kamu tidak percaya jika aku bisa melakukan itu?" Leo berdiri dari duduknya, gusar.