Chapter 24

183 67 129
                                    

Jangan lupa Follow, Vote, dan Coment.

🌹🌹🌹

"Varel!" teriak Naeks yang berlari dengan tangan menggenggam tangan Latina. "Rel tungguin!"

Varel tetap berlari dengan nafas tersedat-sedat. Mungkin ini yang di inginkan Anggie, pergi dari hadapannya. Menjauh sejauh-jauhnya walaupun menyakitkan untuknya.

"Latina! Naeks! Awas!!!"

Brak!!

Kedua pasangan pasutri itu melihat dengan jelas saat kedua pasangan kekasih terlempar jauh karena tabrakan keras dengan truk.

Deg!

Varel langsung membelalakan matanya saat membalikkan badannya melihat sahabat dan kekasih sahabatnya terbaring mengenaskan di jalan.

"Latiiii!!!" "Naeks!"

Valen dan Gladis langsung menghampiri kedua pasangan itu. Rio dan Manis yang baru sampai langsung keluar dari dalam mobil.

"Sekarang kita bawa mereka berdua ke dalam mobil gue." Perintah Rio kepada Valen. Manis dan Gladis hanya menangis histeris di samping tubuh Latina.

Varel baru sadar saat Rio membentak dirinya. Dirinya masih belum percaya jika sahabatnya tertabrak.

Varel langsung mengangkat tubuh Latina dan membawa Latina ke dalam mobil Rio. Rio dan Valen juga mengangkat tubuh Naeks yang sudah berlumuran darah.

Rio langsung menjalankan mobilnya menuju ke arah rumah sakit meninggalkan 3 orang yang masih berdiri di sana.

Valen langsung menatap tajam Varel. Gladis yang tahu jika suaminya marah besar langsung mengusap lengannya.

"Gue tahu lu patah hati tapi nggak dengan cara mencelakai kedua sahabat lu!" Sentak Valen dengan emosi wajahnya penuh kekecewaan. Varel hanya menunduk, dirinya memang salah.

"Valen, Varel, Gladis!" Panggil seorang gadis.

Valen semakin menunjukkan kemarahannya saat melihat Anggie. "Ngapain lu kesini? Gegara lu berdua sahabat gue sekarat! Kalau emang lu nggak suka sama sahabat gue nggak gini caranya Nggie! Lu tahu? Naeks dan Latina ketabrak karena ngejar Varel yang patah hati karena lu! Kalau sampai terjadi apa-apa lu akan tahu akibatnya." Ucap Valen dengan nada membentak. Gladis hanya menangis dengan tangan yang masih mengusap lengan Valen.

Anggie langsung tersentak mendengar ucapan Varel. Dirinya tidak tahu jika masalahnya akan berdampak besar.

"M-maaf Len hiks,"

Valen terkekeh sinis mendengar kata maaf dari mulut Anggie. "Maaf? Apa dengan cara maaf lu bisa ngembalikkan semuanya seperti semula? Nggak! Nyawa sahabat gue nggak akan balik jika dengan hanya kata MAAF!" Ujar Valen.

"Kalau sampai terjadi apa-apa, jangan harap lu hidup tenang. Gue pergi." Valen langsung berlalu dengan membawa Varel dan Gladis.

***

Saat ini 3 orang paruh baya berjalan tergesa-gesa di koridor rumah sakit. Wajah mereka menunjukkan wajah kekhawatiran.

Sesampainya mereka di depan ruang ICU mereka langsung menghampiri Rio sahabat anak mereka.

"Yo, gimana Naeks dan Latina? Mereka baik-baik saja, kan?" tanya Frans. Rio langsung menggelengkan kepalanya.

"Dokternya belum keluar, om." Kata Rio. Clarissa sudah menangis di pelukan Manis.

"Ya Allah, aku mohon lindungi kedua anak hamba," Batin Clarissa.

Rega berdiri di depan pintu ruang ICU. Baru kemaren dirinya Vidio Call dengan sang anak. Air mata tidak bisa terbendung.

NAEKS & LATINA (Selesai✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang