Chapter 20

161 59 7
                                    

Happy reading😍

🌹🌹🌹🌹

4 lelaki dan 3 perempuan saat ini berdiam bungkam di ruang tamu.

"Gimana?" Tanya Varel membuka suara.

"Latina di bawa tadi ke Jerman untuk berobat. Sebenernya, gue belum ikhlas ngelepas dia, tapi ..." Jeda Naeks. "Mau gimana lagi? Kalau dia disini, untuk sembuh itu sangat sedikit." Lanjutnya.

Mereka mengangguk mengerti. Gladis, Anggie dan Manis hanya bisa menangis dalam diam.

****

Pagi ini, Varel berjalan keluar Markas. Tampa sepengetahuannya Di belakang Anggie mengikuti Varel. Karena tidak biasanya Varel keluar pagi ini tanpa mengajak dirinya.

Varel menaiki mobil lamborghininya. Setelah Varel menjalankan mobilnya, Anggie langsung berlari ke luar gerbang untuk menaik Gojek yang sudah dirinya pesan.

Anggie mengikuti Varel dari arah belakang. Sesaat Varel memasuki Gereja tempat beribadah Agama Kristen, Anggie langsung membelalakan matanya.

"Nih pak, terimakasih." Anggie langsung berjalan ke dalam gereja. Di parkiran, keluar Varel dari dalam mobilnya.

Anggie menghalangi jalan Varel yang membuat lelaki muda itu kaget.

"R-rel ka-kamu?"

"Nggie, a-aku bisa jelasin," ujar Varel.

"J-jadi kita?" Tanya Anggie dengan tatapan kosong.

Varel langsung mengeluarkan kalung salib yang dirinya sembunyikan di balik baju hitamnya.

"Ya. T-tapi aku cinta sama kamu Nggie. Aku tau kalau ini-"

"Cukup Rel!! Cukup!! Udah, kita udahan aja Rel. Dari dulu kita emang nggak bisa bersatu." Sentak Anggie dengan suara melemah.

Anggie langsung berlari keluar dan memberhentikan Taksi yang lewat. Varel mencoba mengejar Anggie yang mulai pergi menjauh menggunakan Taksi.

Varel berteriak frustasi dengan tangan mengacak-acak rambutnya.

Beda halnya dengan Anggie yang menangis dalam taksi.

"Memang kita tidak bisa bersatu, Rel. Aku tasbih dan kamu salib. Sakit Rel, sakit di bohongin gini." Batin Anggie.

****

Tap ..

Tap ..

Tap ..

Seorang lelaki berjalan di rumah megah. Di ruang tamu sudah duduk wanita dan lelaki separuh baya.

"Mom, dad," panggil lelaki itu setelah duduk di sofa besar.

"Naeks, dad di hubungi dengan pihak sekolah kamu kalau kamu tidak pernah masuk." Beritahu Frans.

"Nak, sesibuk apapun kamu jangan tinggalin sekolah." Lanjut Clarissa.

Naeks hanya berdiam.

"Sayang, mom tau kamu bolos karena jagain Latina, tapi ... Sekarang Latina nggak ada disini jadi nggak ada salahnya kamu kembali ke sekolah, kan?"

Naeks menganggukan kepalanya. Memang salah dirinya yang bolos selama beberapa minggu ini.

"Aku akan sekolah besok." Ujar Naeks. Kedua orang tuanya hanya menganggukan kepalanya.

NAEKS & LATINA (Selesai✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang