Chapter 28

84 22 3
                                    

Omg, moga kalian nggak tertekan sama cerita gue yang penuh abal-abal😭

🌹🌹🌹🌹

Awan mendung, rintik-rintik gerimis sedikit-sedikit membasahi bumi. Tangisan dan teriakan tak ikhlas menguasai pemakaman. Tak ada canda dan tak ada tawa yang menghiasi pagi ini

Sosok yang dulu mereka anggap sahabat, sosok yang dulu mereka anggap keluarga, sosok yang dulu menghiasi tawa di pagi hari. Kini mulai musnah mengiringi tubuh yang sedikit-sedikit terbungkus tanah.

"Andai lu tahu, Rel. Gue rasanya nggak ikhlas buat ngelepas lu." Batin seorang lelaki yang mendekap seorang gadis yang menangis histeris di dada bidangnya dengan erat.

"Tenang di sana, kawan. Makasih udah jadi sosok sahabat yang selalu ada untuk kita. Makasih udah berperan penting. Gue emang kesel sama lu karena terlalu bucin sama cewek yang nggak tahu diri, pengen kali gue bunuh lu. Tapi sekarang? Rasa emosi dan nggak ikhlas menguasai gue, Rel. Kenapa lu pergi secepat ini?" Batin seorang lelaki dengan menggendong seorang bayi.

"Semua yang lu lakuin nggak akan gue lupain, Rel. Nggak akan! Lu tetap menjadi sahabat gue. Sekalipun lu udah pergi ke atas bintang. Yang tenang di sana kawan. Lu tetap seorang Leader Second Strike di hidup kita dan nggak bisa tergantikan." Batin seorang lelaki dengan mata menatap lurus ke tempat Varel terkubur.

"Leng Leng Leng om brrfff," Celoteh Audy dengan tangan menunjuk atas langit.

KeTiga lelaki langsung memfokuskan ke atas langit yang Audy tunjuk.

Rasanya Naeks ingin teriak. Ingin menyuruh Varel untuk kembali ke hadapan mereka.

"Coba saja aku ngehalangin kalian. Pasti Varel masih ada disini bareng kita. Bercanda bareng kaya kemaren hiks." Ujar Latina dengan memeluk Naeks erat.

"Shut, nggak boleh gitu. Ini udah takdir, sayang." Dan rasanya aku ingin menantang takdir. "Yang penting kita doain Varel semoga tenang di Surga, ya." Lanjut Naeks yang menjeda beberapa detik.

"Huaaaa Leng!!!" Valen langsung membawa Audy menjauh dari pemakaman Varel.

"Cup cup sayang jangan nangis nak. Audy mau apa emm? Audy mau apa? Mau mainan? Eh om Varel beliin Audy mobil loh nanti Audy mau coba mobilnya ya, nak ya?" Bujuk Valen.

"Andai lu disini, Rel. Pasti setiap Audy mewek kaya ini lu yang bujuk dia." Batin Valen dengan memomong Audy yang mulai tenang dan tertidur.

"Dia ngerasain kehilangan juga, ya? Yang paling deket sama Audy cuman Varel doang. Pasti dia ngerasain kehilangan om nya." Ujar Gladis. Valen mengangguk.

****
Mereka berenam sudah sampai di mansion. Setelah pulang dari makam mereka tahlilan. Latina yang merasa tidak melihat sang kekasih langsung menuju kamar Naeks.

"Sayang?" Latina merasa bingung saat melihat Naeks tidak ada di kamarnya.

"Atau di kamar Varel, ya?"

Latina langsung berjalan ke kamar yang Varel tempatin. Sebelum melanjutkan jalan dari belakang ada yang memanggil dirinya.

"Lati." Latina membalikkan tubuhnya. "Mom?"

Clarisa langsung berjalan ke arah Latina dan sesampainya di depan Latina langsung memeluknya. Latina yang di peluk merasa lebih tenang. Clarisa melepaskan pelukan mereka.

"Naeks dimana sayang?" Tanya Clarisa.

"Kayanya di kamarnya Varel, mah. Latina liat Naeks dulu ya, mah. Soalnya dari tadi pagi Naeks belum makan." Pamit Latina yang di balas anggukan oleh Clarisa.

NAEKS & LATINA (Selesai✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang