Annyeong, hola, hai hop pop gengss👋👋
Rindu ya????
jangan rindu. Berat. Biar dia saja ...
Hehe,
Follow dulu dongs authornya biar tahu info kapan update cerita, hehe:")
Italic/tulisan miring= masa lalu
Selamat membaca^^
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _Ufuk yang melukiskan jingganya, masih betah membasahi bumi dengan derasnya hujan. Di satu rumah, seorang lelaki tengah cemas. Menelepon beberapa orang dan berakhir dengan helaan napas.
"Akh, gak ada di situ ya? Ya udah, makasih ya, dek," kata David kakaknya Lea, setelahnya ia menutup telepon rumah.
Sesudah mulutnya mengembuskan napas, David mendekati jendela. Melalui jendela kaca rumahnya itu, David bisa melihat jalanan becek, juga hujan deras yang tak ada hentinya.
David menutup jendela tersebut dengan gorden. "Hah, ke mana Lea? Jam segini belum pulang juga. Apa ada kerja kelompok? Tapi kenapa dia gak ngabarin?"
Lamunan David buyar ketika suara ketukan pintu mendarat halus di gendang telinganya. Tanpa berpikir panjang ia segera membuka pintu.
Sontak David membulatkan mata di saat adiknya Lea berdiri di depan dengan keadaan menggigil. Adiknya itu memeluk tubuhnya sendiri.
Lantas, David segera menyuruh Lea masuk. Namun, tak ada tanggapan dari sang adik. Adiknya itu bergeming. Sehingga David mengerutkan dahi. Terlebih penasaran dengan wajah Lea yang begitu pucat.
"Lea, kamu ke--"
Seketika gadis tersebut menutup mata dan ambruk ke dalam pelukan sang kakak. Bisa David rasakan suhu tubuh Lea meningkat.
"Ya ampun, kamu demam?"
David membawa keluar segala baskom dan kain yang ia gunakan saat mengompres Lea. Setelah adiknya merasa baikan dan beristirahat di kamar, David kembali masuk. Mendaratkan bokong di tepi kasur sembari mengamati wajah pucat sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haruskah Mati? √PART LENGKAP [TERBIT]
Novela Juvenil"Aku hanya ingin tidur ... tidur selamanya bersama Bunda." "Berani baca kisahku?" _ _ _ _ _ _ Aku Nino, cowok berkacamata yang selalu memakai jaket. _ _ _ _ _ _ Tekanan hidup membuatku depresi dan berakhir menyakiti diri sendiri. Bukan hanya sekal...