MOTTA || THALASSEMIA

1.3K 114 25
                                    

Alooo!

Guys aku bolee ga minta 1 komen aja dr kalian?: (

Jangan lupa vote sama komennya ya.

❣ Happy reading ❣

______


      Siapa yang pernah menyangka jika hidupnya akan berjalan sekacau ini? Keluarga, Persahabatan, Percintaan, semua yang terpenting dalam hidup berakhir menjadi dendam yang mematikan. Memakan banyak korban. Korban-korban yang rela menyerahkan seluruh hidupnya demi kebahagiaan orang terdekatnya. Rasa bersalah akan terus menghantui manusia sang pemilik masalah.

      Motta, kekayaan yang dimilikinya memang tak terhingga jumlahnya. Begitu juga dengan masalah yang kini dihadapinya.

      Apakah seperti itu cara Tuhan bersikap adil pada dirinya?

_____

      Saat ini sebuah kendaraan berwarna putih bersih terparkir diperkarangan gedung yang sudah lama tidak terpakai. Tampak begitu kumuh dan berantakan menambah kesan horror pada gedung tua tersebut. Seorang laki-laki turun dari mobil itu seorang diri. Kepalanya mendongak keatas, menerka di lantai berapa temannya berada. Ia bertulak pinggang, dadanya membusung kedepan. Motta menghelakan nafasnya sebelum kakinya melangkah pergi.

      Laki-laki itu berjalan cepat masuk ke dalam gedung tua tersebut. Sesekali ia berlari agar dirinya cepat mendapati temannya yang disembunyikan oleh musuhnya. Motta terus naik ke lantai selanjutnya sembari mencari dimana keberadaan temannya itu.  

      "Mellll!!! Melodyyy!!!"

      "WOIII ANJING, ARGEANNN!!!"

      "DIMANA LO SETANNNNN!!!"

      Dia terus berteriak memanggil nama yang sangat dikenalinya. Motta terus naik keatas, nafasnya berhembus cepat. Menetralkan deru nafas yang terengah-engah karena kelelahan berlari menaiki tangga.

      Motta melangkah ke tepi gedung, tangannya terangkat. Ia melambaikan tangan seakan memberikan isyarat bahwa wanita yang dicarinya itu tidak ada disini.

      BUGHH!!

      "ANJING!!!"

_____

      Fatih, Noah, dan Bayu, kini ketiga orang itu berada dalam kendaraan yang sama. Ketiganya menunggu kabar Motta yang kini sedang menghampiri Melody juga Argean dalam gedung tua tersebut. Raut wajah Fatih begitu khawatir, sikapnya yang menunjukan rasa panik membuat siapapun yang berada didekatnya merasakan hal yang sama.

      "Gimana, Yu? Lo dapet kabar apalagi dari Gean?"

      "Belum. Dari tadi juga gua udah telponin nomornya. Tapi nggak aktif," jawabnya.

      "Lama anjir! Gua samperin Motta, lah. Mau bantu dia."

      "Nggak perlu lah, Tih. Lo kayak baru kenal Motta aja sih," timpal Noah.

      "Nggak! Gua nggak bisa. Seenggaknya gua ada disana dan ikut terluka kalo Motta terluka. Gua, nggak bisa diam aja disini, nunggu Motta nyelametin Melody, yang kita sendiri nggak tau kebenarannya Melody ada atau nggak disana!"

      "No, Gean itu licik! Bisa aja dia cuma bohongin kita kalau Melody ada di gedung ini, kan?" sambung Fatih.

      "Pokoknya gua mau turun bantu Motta!" kekeuhnya.

M O T T A [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang