MOTTA || ALMOST

3.9K 246 15
                                    

❣ HAPPY READING ❣

      Suasana malam di tempat arena balap motor kali ini terbilang cukup ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      Suasana malam di tempat arena balap motor kali ini terbilang cukup ramai. Banyak penonton terutama di kalangan wanita yang ingin menyaksikan aksi seorang laki-laki berbaju putih tersebut. Laki-laki itu berjalan memasuki arena, kaos oblong putih dan celana jeans dengan sobekan di lututnya sudah menjadi ciri khas penampilan Motta. Ia menutup kaos putihnya dengan hoodie hitam miliknya. Motta berjalan ke arah laki-laki yang berada di samping motor kesayangannya. Sorak ricuh kaum wanita menggema di bawah gelapnya malam. Tak bisa di pungkiri, pesona Motta memang dapat melelehkan hati wanita. Siapa saja yang melihatnya, pasti akan terlena oleh tatapan tajam laki-laki yang genap berusia 18 tahun itu. 

      Kini temannya— Fatih sedang memeriksa dengan detail mesin motor Motta, ia takut ada kecurangan dari lawan mainnya walaupun ternyata temannya itu lebih curang.

      Di tempat arena hanya ada Fatih sebagai pihak dari Motta.  Sedangkan adiknya dan juga Metta, kedua gadis itu di perintahkan untuk menunggu di dalam mobil sampai pertandingan ini selesai. Awalnya keduanya menurut. Namun bukan Pritta namanya kalau gadis itu tidak memiliki rasa penasaran yang di atas rata-rata.

      Saat ini, Motta dan juga Fatih sedang menunggu lawannya datang. Pertandingan balap motor ini akan di mulai kurang lebih 15 menit lagi. Walaupun Fatih berharap lawannya itu tidak datang, namun Motta yakin kalau Noah tidak akan mempermainkan kesempatan. Apalagi jika Melody yang menjadi taruhannya. Memang pada saat itu, Fatih sudah berniat untuk mengkonfirmasi kepada Noah kalau bahan taruhannya akan di ganti. Namun tiba-tiba saja Motta menahannya dan melarangnya.

      "Metta, dia di mobil kan sama Pritta?" tanyanya kepada Fatih sebelum pertandingan itu dimulai.

      "Beneran di mobil? Udah lo periksa?"

      Fatih mengangguk, "Iya. Kenapa si lo?"

      Laki-laki itu menggeleng, "Suruh Raja kesini untuk jagain mereka. Biar Melody yang jagain Bayu di RS."

      Jelas saja temannya itu mengerutkan keningnya bingung. Baru pertama kali ia melihat raut wajah Motta begitu khawatir dan gelisah. Tak biasanya pria itu seperti ini. Terakhir Fatih melihat kegelisahan Motta saat Violin— seseorang yang saat ini menjadi alasan kenapa sifat Motta berubah jadi seperti ini— ngambek kepadanya, gadis itu mogok makan hanya karna Motta ketahuan merokok oleh dirinya. Saat itu Motta begitu khawatir dengan kondisi Violin, sampai-sampai Motta membelikan semua makanan cepat saji untuk Violin. Bahkan makanan-makanan tersebut berjejer di dapan kamar gadis itu.

      "Lo kenapa keliatan khawatir banget dah? Is she important for you?"

      "Jelas gua khawatir sama Pritta," jawabnya keluar dari konteks pembicaraan.

      "Noooo, bukan itu yang gua maksud. Lo kelihatan takut banget terjadi sesuatu sama Metta," jelas Fatih kembali menegaskan.

      "Bukankah seorang majikan harus menjaga bonekanya?" jawab Motta dengan pemisal.

M O T T A [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang