MOTTA || LET'S BREAK UP

2.1K 164 41
                                    

HALLOOOO GAISEEE!

HOW ARE U TODAY?

I HOPE U ALWAYS FINE<3

JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMENNYA YAA! karna satu vote dan komen sangatlah berharga buat kami para penuliss<3

i hope u enjoy this chapter!

HAPPY READING

______

      Tidak ada dapat menebak bagaimana jalan hidup atau alur seseorang. Bahkan orang itupun tak mampu melakukan hal demikian. Kita hanya perlu ikuti dan terus melangkah tanpa melihat kebelakang. Rintangan memang akan selalu datang dan menghadang langkah menuju masa depan yang membahagiakan. Tak perlu terlalu mengkhawatirkannya karna setiap manusia pasti mendapatkan rintangan sesuai dengan porsi kemampuannya. Tuhan tidak akan memberikan suatu cobaan yang tidak sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Begitu baiknya Tuhan pada kita. Namun, jarang dari kita yang mensyukuri kebaikan-Nya.

      Sudah dua hari ini Metta tidak melihat laki-laki itu. Sebenarnya ada beberapa pertanyaan yang ingin Metta tanyakan padanya. Namun dirinya enggan dan Motta juga hari ini tidak masuk sekolah. Lagi. Tidak ada kabar yang diberikan laki-laki itu kepada Metta. Padahal hanya dengan memberikan kabar melalui pesan singkat saja sudah cukup bagi Metta. Atau memang dirinya ini tidak sepenting itu dalam kehidupan Motta? Sampai mengabari lewat pesan saja tidak bisa.

      Metta merebahkan tubuhnya di atas ranjang empuk kamarnya. Pandangannya menatap kea rah langit-langit ruangan itu. Pikirannya sudah entah kemana tertuju. Overthingking di malam hari memang sangatlah menyenangkan, bukan?

      Gadis itu bangun dari tidurnya saat indera pendengarannya mendengar dering yang bersumber dari ponsel miliknya. Metta meraih benda itu dan melihat siapa yang menghubunginya, ternyata Pritta orangnya. Metta kira Motta yang menghubunginya sekarang untuk memberikan kabar.

      "Halo, Pritt. Kenapa?"

      "Lo dimana, Ta?"

      "Dirumah, lah. Ada apa emangnya?"

      "Nggak papa sih. Nanya aja."

      "Oh, emangnya kamu dimana, Pritt?.."

      "Gue di rumah. Oh iya, kondisi lo gimana, Ta?"

      "Hah?" Metta mengkerutkan keningnya saat mendengar pertanyaan yang cukup jarang ditanyakan oleh temannya itu.

      "Ya.. kondisi lo. Kan abis nggak enak badan kemarin. Siapa tau kambuh lagi gitu."

      "Kamu kan tau, Pritt gimana kondisi aku. Nggak beda jauh sama yang di sekolah kok."

      "Oh, yaudah deh kalau gitu. Good night, Metta."

      "Ya, night, Pritt."

      Sambungan tersebut akhirnya pun terputus. Metta masih memandangi layar ponselnya selesai berbincang dengan Pritta melalui sambungan telepon itu. Cukup aneh Metta rasakan saat gadis itu menanyakan bagaimana kondisinya.

      Metta menghembuskan nafasnya. Ia kembali meletakkan ponselnya di atas nakas yang berada di dekatnya. Setelah itu Metta berjalan ke arah dimana kucing kesayangannya itu berada. Gadis itu lupa memberikan makan pada kucingnya seharian ini. Metta berjongkok dihadapan Mexie, tersenyum sambil mengelus bulu halus kucing kesayangannya itu.

M O T T A [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang