MOTTA || BOOM!!

1.1K 132 112
                                    

GUYSSS!
u know whattt?!!!

omggg I'm so happy karna Motta udah lumayan banyak yang bacaa. dannn dari kemarin itu, vote, sama pembaca Motta naiknya cepet bangettt aaaaa😭😭 walaupun yang komennya masii dikit tapi gapapaaa

thank u so much karna kalian udaa mau support cerita aku iniii❣❣❣❣❣

okeii here we go!

don't forget to vote and comment!

❣HAPPY READING❣

______

      Seorang wanita paruh baya melangkah cepat pada lorong rumah sakit. Sesekali ia berlari agar cepat sampai pada tujuan utamanya. Melangkah dengan langkah tergesa, juga air mata yang sudah mengalir deras pada wajahnya. Langkahnya terhenti saat dia sudah berada di penghujung lorong. Tepatnya ruang yang bertuliskan ruang jenazah.

      Baru saja tangannya terangkat untuk menggeser pintu ruang tersebut, pintu tersebut sudah lebih dulu terbuka dan menampakkan seorang dokter dan seorang perawat.

      "Permisi.. Itu.. Saya istri—"

      "Saya perwakilan dari Mahta Ganne Megatra. Apa benar?.. Dia,, dia sudah meninggal dunia?" tanyanya berbarengan sedang setetes air mata yang terjatuh.

      "Kalau boleh tau, ibu siapanya, ya?" tanya dokter itu dengan sopan.

      "Saya mantan istrinya, Dok. Boleh saya melihat jenazahnya?" balas Keyrene.

      "Oh, ya silahkan."

      Dokter dan perawat tersebut mempersilahkan Keyrene untuk masuk kedalam ruangan itu. Mereka juga menuntun langkah Keyrene sampai menuju jenazah mantan suaminya itu.

      "Tuan Mahta meninggal di tempat kejadian. Nyawanya tidak sempat tertolong saat ambulance datang. Kecelakaan ini memakan dua korban. Yaitu tuan Mahta dan sopir yang mengendarai mobil tuan Mahta. Sementara penumpang lain yang berada dalam satu mobil tersebut mengalami patah tulang dibagian kakinya," Dokter itu menjelaskan secara detail kepada Keyrene.

      "Bagaimana dengan sopir truk yang menyebabkan kecelakaan ini?"

      Keyrene menoleh ke arah dokter itu, "dari informasi yang saya dapatkan, ada truk yang melaju ugal-ugalan dari arah berlawanan?"

      "Supir truk?"

      Dokter itu tersenyum hambar, "rumah sakit ini hanya mendapatkan dua korban meninggal di tempat, dan satu mengalami patah tulang."

      Keyrene mengerutkan keningnya, "hanya itu? Tidak ada yang lain?" tanyanya memastikan.

      Dokter tersebut mengangguk mengiyakan, "iya Bu. Mungkin seseorang yang ibu maksud itu dilarikan pada rumah sakit yang berbeda.."

      Keyrene memejamkan matanya sembari menggeleng. Air matanya kembali terjatuh saat pandangannya terarah pada seseorang yang terbaring tak berdaya di brankar ranjang rumah sakit itu.

      "Sa-saya ingin lihat korban lainnya. Itu pasti Aurlyne.."

      "Aurlyne?"

      Jeda, "istri tuan Mahta?"

M O T T A [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang