21. Segalanya telah Berakhir

5 1 0
                                    

Sementara itu di tempat lain....

Mari kembali ke waktu dimana Sorte menekan tombol pertama.

CTIT

DUARRR DUARRR DUARRR DUARRR

"Apa yang terjadi?" ucap sebuah suara. Rupanya itu suara Ludis. Ia ambil tameng miliknya sehingga penghalang yang mengurung para robot ACLAW menghilang.

Tampak olehnya dan yang lainnya banyak bom berbentuk bola berwarna perak keluar dari tanah lalu terbang ke udara. Di udara pada ketinggian dua meter, bom-bom itu meledak.

"Siapa yang berani menanam bom ini? Dia benar-benar gila! Apa dia mau menghancurkan tanah ini?!"
"Apa itu ulah para pengkhianat?" tanya Kei.

"Mungkin. Tetapi, pertanyaannya adalah siapa yang menanam dan siapa yang mengaktifkannya?" tanya Karius.

"Mungkinkah pria bernama Sorte itu?" tanya Rael.
"Bisa jadi," jawab Kei sembari menatap ke arah Rael.
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Rosaria.

"Aku punya ide, hanya saja ini terlalu berbahaya," jawab Cyan.
"Apa?" tanya Rosaria.

"Bom itu meledak di ketinggian 2 m. Sebelum mencapai ketinggian itu, lemparkan bom jauh ke atas sejauh mungkin. Untuk meminimalisir dampak, gunakan dinding penahan yang dihasilkan oleh tameng milikmu, Ludis," jelas Cyan.

"Siapa yang akan melemparnya ke atas?" tanya Seira.
"Regis, Claudia, Kei, aku butuh bantuan kalian."
"Apa yang bisa kami lakukan?" tanya Kei.

"Regis, gunakan Regasus sebagai pemukul seperti permainan kasti! Kau sudah lama tinggal di SMA Ye Ran. Tentunya, kau sudah tahu olahraga umat manusia satu ini karena SMA Ye Ran menjadikan olahraga ini sebagai bagian dari materi kelas!"
"Aku tahu," jawab Regis sembari mengangguk.

"Claudia, gunakan sulur yang dihasilkan dari Dolor untuk mengangkat bom-bom sejauh mungkin. Ketika bomnya meledak, hilangkan sulurmu!"
"Baiklah," ucap Claudia patuh.

"Kei, lakukan seperti yang aku perintahkan pada Regis namun gunakan Garant milikmu."
"Baik."

"Kalian bertiga, berpencar. Ludis, lakukan sekarang!"
"Baik," jawab mereka berempat patuh.

Regis, Kei, dan Claudia melompat guna menjalankan perintah Cyan. Mereka berpencar dimana Kei ke utara, Claudia ke barat, dan Regis ke selatan. Ludis tetap di tempat bersama Cyan dan yang lainnya guna membuat dinding pelindung dengan kekuatan hijau yang muncul dari tamengnya. Dinding itu meluas sehingga menutupi seluruh dataran Lukedonia.

"Lalu, apa yang bisa kami lakukan?" tanya Karius.
"Sisanya padamkan apinya dengan kekuatan kalian. Aku akan menjemput Lord Lascrea. Mungkin dia tahu sesuatu tentang ini."
"Baiklah."

Karius, Seira, Rosaria, dan Rael berpencar guna melaksanakan perintah Cyan. Cyan melompat mencari Lascrea. Tinggallah Ludis sendirian. Ia sendiri masih fokus mengamati tamengnya guna memastikan tamengnya tidak retak atau mendadak menghilang.

Setelah sampai di tempat, Kei, Regis, dan Claudia segera menggunakan kekuatan dari soul weapon milik mereka. Ketika bom-bom naik ke atas, Regis dan Kei meninju bom-bom tersebut jauh ke atas langit sementara Claudia menggunakan sulur kekuatannya untuk mengangkat bom-bom ke atas. Ada banyak sulur yang mengikat bom-bom tersebut.

DUAAKKK DUAKKK SWUUUSSHHH DUARRRR DUARRR DUARRR DUARRR

Bom-bom tersebut meledak lalu Kei, Regis, dan Claudia bergerak ke tempat lain guna melakukan hal yang sama. Sementara itu, Karius, Rosaria, Seira, dan Rael memadamkan api-api yang masih berkobar dengan kekuatan mereka.

SRASSSHHH SRASSHHH SRASSHHH SRASSSHHH SRASSSHH SRASHHH

Api-api tersebut padam dan mereka bergerak guna memadamkan api di tempat-tempat lain. Mereka bergerak dan terus bergerak sampai di tempat terakhir dan pada akhirnya, api-api tersebut padam. Mereka kembali ke titik kumpul guna menunggu Cyan dan Lascrea untuk mendapat instruksi selanjutnya.

Noblesse: Between Past & NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang