18. Perang Tiga Dunia (1)

93 4 5
                                    

Sesampainya di dunia manusia, Frankenstein, Rai, Tao, M-21, dan Takio melihat ke sekeliling mereka. Tampak oleh mereka bangunan yang runtuh akibat ledakan-ledakan dari para robot. Tidak ada satu masyarakat pun yang ada di sana. Itu pertanda bahwa mereka telah dievakuasi seluruhnya.

Tring....

Frankenstein mengambil smartphone di saku jasnya lalu ia melihat ke arah layar. Tampak ada satu pesan masuk dan ia menggulir layarnya kemudian menekan ikon pesan tersebut. Rupanya, itu pesan dari Sangin. Sangin mengirim pesan berisi lokasi dimana ia, Yeonsu, Shinwoo, dan Asanu berada. Ia memasukkan smartphone ke saku celana panjangnya lalu ia bersuara.

"Mereka berempat ada di Titik Y 88. Ikut aku!"
"Baik," ucap Tao, Takio, dan M-21 patuh.

Mereka berlima melompat dari satu gedung ke gedung lain menuju titik Y 88. Tidak butuh waktu lama untuk mereka sampai di tempat tersebut. Sesampainya di sana, mereka turun dan tampak oleh mereka Shinwoo yang bertarung dengan sengit melawan Asanu sementara Yeonsu dan Sangin pecah fokusnya sehingga mereka yang semula mengawasi Shinwoo jadi mengurusi para robot. Rai yang melihatnya terkejut sementara Takio syok melihatnya.

"Itu.... Shinwoo?"
"Shinwoo tampak berbeda," komentar Tao.
"Anak itu....!!!" gerutu M-21 kesal.
"Apa yang harus kita lakukan, Bos?" tanya Tao.

"Kalian bertiga urus para robot. Aku dan Tuan akan mengurus Shinwoo," jawab Frankenstein memberi instruksi.
"Baik."

Tao, Takio, dan M-21 mengeluarkan senjata dan cakar mereka (cakar khusus M-21 saja). Tao dan Takio bertarung dengan para robot dengan senjata yang sudah dialiri kekuatan kegelapan dari Dark Spear. Dan karena pertarungan ini, mereka jadi menjauh dari sumber utama pertarungan.

Tao mencambuk para robot dengan cambuk duri sementara Takio menembaki mereka dari jarak jauh. Peluru yang ia tembakkan melesat tetapi terhisap oleh lubang yang ada di dada para robot. Takio yang melihatnya terpana. Namun, setelahnya ia menyeringai karena pelurunya bekerja. Bukan, bukannya peluru tersebut mematikan para robot, melainkan kekuatan kegelapan dalam peluru itu mulai menggerogoti para robot.

Para robot berontak guna menyingkirkan kekuatan kegelapan di diri mereka tetapi usaha mereka nihil. Mereka dilahap oleh kekuatan kegelapan itu. Para robot menghilang bersamaan dengan kekuatan kegelapan yang turut menghilang ditelan udara. Takio kembali menembaki para robot dan hasil yang sama kembali ia dapatkan.

WUSSSHHHHH GRKRKRKRK

"GROOOOO...."

SSSSHHHHHH

"Ternyata mereka masih saja lemah. Sebulan mundur dan kini kembali tetapi hasilnya masih sama?"

....

"Haruskah aku bersyukur dapat musuh yang lemah atau bersedih?"

....

"Terserahlah. Tugasku hanya menembaki mereka saja, kan?" ucapnya sembari tersenyum bangga.

Sementara itu, M-21 menggunakan cakarnya untuk mencakar dada para robot. Namun, itu hanya menggoresnya saja. Alhasil, M-21 menggunakan tinju dan tendangan guna merobohkan para robot. Ia menemukan titik lemah mereka yaitu sumber kekuatan mereka. M-21 menusuk tempat para robot mengeluarkan kekuatan sebelum mereka mengeluarkan kekuatan lalu bagian itu tidak berfungsi. M-21 melompat ke belakang karena para robot meledak setelah ditusuk.

SRUKKK BLAAARRRRR

Tao sendiri mengikat para robot dengan cambuk duri lalu muncul kekuatan kegelapan. Kekuatan itu masuk ke dalam sela-sela tubuh robot dan robot pun habis dilahap oleh kekuatan kegelapan.

BZZZTTTT SSSHHHHH

Tao, Takio, dan M-21 terus melakukan hal yang sama selama beberapa waktu lamanya. Lalu, mereka berkumpul di satu titik kemudian menatap ke arah depan. Tampak para robot tidak ada yang tersisa. Tao pun bertanya pada kedua temannya karena heran.

Noblesse: Between Past & NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang