26. Future of Seoul City

1 0 0
                                    

Sementara itu di dunia manusia....

Keadaan Shinwoo perlahan mulai membaik. Ia sudah melewati masa kritisnya. Hanya saja, ia masih belum sadarkan diri. Makanya ia masih dirawat oleh Frankenstein di laboratorium bawah tanahnya.

"Bagaimana keadaannya, Bos?" tanya sebuah suara.

Frankenstein yang semula sedang mengamati Shinwoo sembari melepas kacamatanya, kini menoleh ke arah sumber suara. Rupanya, yang bertanya adalah Tao. Tampak ia berjalan ke arahnya bersama dengan Takio, M-21, dan Rai.

"Keadaannya sudah lebih stabil sekarang. Dia sudah melewati masa kritis, lukanya sudah mulai sembuh, dan pernafasannya lancar. Hanya saja...." ucap Frankenstein menggantung.

"Ada apa?" tanya Takio penasaran.
"Setelah dia sadar, dia tidak boleh banyak bergerak dulu."

"Oh," hanya itu respon Takio. Itu karena ia kira ada hal buruk yang hendak Frankenstein sampaikan.

"Lalu, bagaimana dengan kekuatan Dva baik di dalam tubuh Shinwoo maupun di Dark Spear? Apa ada jejak atau sisa kekuatan yang tersisa di dalam tubuhnya?" tanya M-21.

"Di tubuh Shinwoo tidak ada jejak kekuatan Dva. Di dalam Dark Spear aku menemukan informasi bahwa kekuatan Dva dapat menyebar sangat cepat dan kekuatan itu mampu memanipulasi ingatan si pemilik tubuh yang ia semayami. Hanya saja...."

"Ada apa lagi?" tanya Takio. Sungguh, ia dibuat gusar karena Frankenstein selalu menggantungkan penjelasannya.

"Respon tubuh Shinwoo terhadap kekuatan Dva sangat lamban. Makanya Shinwoo baru berubah aneh saat Asanu dan yang lainnya menyerang kita daripada sehari setelah penyerangan Dva pada Shinwoo ataupun sedetik setelah dia terluka."
"Kenapa bisa seperti itu?"

"Ada tiga kemungkinan meski aku tidak yakin ini benar atau salah."
"Apa kemungkinannya, Bos?" tanya Tao.

"Pertama, target dia hanya Tuan. Maka dari itu, dia tidak ada maksud untuk terlalu melukai Shinwoo."
"Yang kedua?" tanya M-21.

"Yang kedua adalah...."
"...."
"...."
"...."

"Memang prosesnya lambat."
"Hhh," jawab Takio sweatdrop. Ini sudah ketiga kalinya ia merasa kena 'prank'.

"Yang ketiga?" tanya Tao.
"Yang ketiga, Shinwoo bukanlah manusia biasa."
"Maksudnya?" tanya Tao bingung.

"Seperti yang kita tahu bahwa Shinwoo bukan anak yang biasa."
"...."
"Dia mungkin lemah soal pelajaran teoritis dan matematis. Tetapi, selain itu misal olahraga...."

"Ya, pelajaran olahraga dia mendapat nilai bagus. Dia mampu berlari cepat, melompat tinggi, bela diri, dan dia punya stamina yang bagus....tunggu," pinta Tao dan ia pun terkejut.

"Ada apa, Tao?" tanya M-21.
"Apakah ini ada kaitannya dengan stamina?"
"Lebih tepatnya antibodi," jawab Frankenstein.
"...."

"Antibodi di dalam tubuhnya mampu menangkal sesuatu yang berbahaya walau itu ada batasannya. Misalnya kekuatan asing. Makanya antibodinya dapat mengekangnya walau akhirnya pertahanannya runtuh."
"...."

"Bukan maksudku bicara kejam. Hanya saja bila disimpulkan...."
"...."
"Shinwoo...."

"Shinwoo kenapa?" tanya Takio. Sepertinya dia sudah tidak kapok lagi kalau ia terkena 'prank'.
"...."
"...."
"...."
"Frankenstein-"

"Dia berbakat untuk menjadi manusia modifikasi."
"Maksudmu subjek eksperimen seperti kami?!" tanya Takio murka. Ia pun merenggut kerah baju Frankenstein sementara Rai yang mendengarnya terpana.

"Kau pikir aku senang mengatakan ini?!" ucap Frankenstein tidak kalah murka.
"...."
"Tidak."
"...."

"Tetapi, aku harus tetap mengatakannya agar kita bisa lebih berhati-hati lagi dan lebih sigap lagi dalam melindunginya."
"...."

Noblesse: Between Past & NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang