Bagian 4

1.9K 337 121
                                    

Arvin masuk ke dalam rumah dan di ruang tamu sudah ada orang tua nya tengah membuka oleh-oleh dari luar kota.

Arvin yang melihat pun langsung saja menghampiri orang tua nya. Arvin rindu mereka. Padahal orang tua nya keluar kota hanya beberapa hari saja.

Setelah sampai di hadapan orang tua nya, Arvin bertanya.

"Mama sama papa kapan nyampe?" tanya Arvin tiba-tiba

Mereka pun menoleh kearah Arvin.

"Dua puluh menit yang lalu," jawab Anindira, mamanya.

Lalu Arvin menyalami tangan orang tuanya secara bergantian

Setelah itu Arvin duduk dan melihat lihat apa saja yang di bawa orang tuanya.

"Semua oleh-oleh itu buat Arya dan Arkan. Mama sama papa lupa gak beliin kamu juga," kata Anindira. Terlihat tidak merasa bersalah.

Arvin pun berhenti melihat lihat lalu menoleh ke arah mama dan papa nya.

" Mama sama papa itu punya tiga anak. Kenapa yang selalu di ingat cuma kak Arya dan kak Arkan?" tanya Arvin sedikit kesal.

"Barusan mama kan bilang kami lupa Arvin. Kami baru ingat setelah perjalanan pulang."

Itu bukan mama nya yang menjawab melainkan Adrian, papa nya.

"Lain kali mama sama papa gak akan lupa buat bawakan kamu oleh-oleh," kata Anindira.

Setelah itu Anindira berlalu begitu saja meninggalkan Arvin dan Adrian di ruang tamu.

"Kamu sudah dewasa Arvin. Usia kamu sudah 16 tahun. Jangan hanya karena kami lupa gak bawain kamu oleh-oleh. Kamu jadi marah," kata Adrian menasehati.

"Ini bukan sekali dua kali aja papa sama mama lupa sama aku," jawab Arvin penuh penekanan.

Arvin kecewa. Bukan karena orang tua nya lupa membawakan oleh-oleh untuknya. Tapi Arvin lebih kecewa karena orang tua nya selalu melupakan dirinya. Dan yang mereka ingat dan pedulikan hanya kedua kakaknya saja.

Lalu setelah itu Arvin beranjak dari sana dan memilih masuk kedalam kamar nya. Tidak memperdulikan panggilan dari papa nya.

                    ~~~~~~~~

Di sisi lain. Arkan baru saja tiba di halaman rumah dan langsung masuk ke dalam. Pemandangan pertama yang Arkan lihat di ruang tamu adalah banyaknya oleh-oleh yang belum di bereskan.

Lalu Arkan pun duduk di sana. Dan merebahkan tubuhnya. Belum berniat untuk membuka semua oleh-oleh itu.

Dari arah dapur. Anindira datang membawa cemilan.

"Kamu udah pulang Ar," kata Anindira lembut.

Lalu dia menyimpan cemilan itu di meja.

Arkan pun langsung merubah posisi nya menjadi duduk.

" Iya ma. Aku baru sampe," jawab Arkan sambil tersenyum.

Lalu Anindira duduk di sebelah Arkan dan langsung memeluk nya.

"Mama kangen sama kamu. Padahal mama pergi juga gak lama."

Arkan hanya mengangguk. Setelah itu Anindira melepas pelukan nya.

"Mama baru aja nyiapin cemilan. Kamu cobain deh," kata Anindira

Arkan lantas mengambil kue yang sudah Anindira bawakan lalu memakan nya.

" Seperti biasa, kue buatan mama selalu enak," puji Arkan.

Anindira tertawa menanggapi nya.

"Oh, ya. Mama sama papa bawa oleh-oleh buat kamu dan Arya. Nanti punya kamu langsung bawa ke kamar aja," Kata Anindira mengingatkan

" Iya ma makasih," jawab Arkan

Dan Anindira pun mengangguk sambil memperhatikan putra keduanya itu.

"Papa kemana ma?" tanya Arkan akhirnya.

" Papa lagi istirahat di kamar," jawab Anindira.

Lalu Arkan dan Anindira pun saling bertukar cerita. Sesekali Arkan tertawa mendengar cerita mama nya itu.

Tanpa mereka tau Arvin dari tadi ada di ujung sana. Melihat setiap interaksi mereka berdua. Arvin jelas iri. Mengapa tadi mama nya tidak memeluk nya. Tidak mungkin kan mama nya lupa tidak memeluk Arvin? Atau mama nya memang sengaja tidak ingin memeluknya.

                       ~~~~~~~~

Waktu menunjukkan pukul 8 malam. Kini mereka sedang berkumpul di ruang tamu. Hanya Arya yang tidak ada, karena Arya masih belum pulang. Tadi Arya mengabari kalau dia akan pulang agak malam.

Arvin hanya diam saja melihat interaksi ketiga nya tidak berniat untuk ikut mengobrol. Dia bosan, orang tua nya selalu memuji Arkan di depan nya. Sedangkan Arvin tidak pernah mendapatkan pujian dari orang tuanya sendiri.

Arvin merasa kehadiran nya tidak terlihat oleh ketiga nya. Tidak ada satupun yang berniat menyapa Arvin atau mengajaknya mengobrol.

"Arvin gimana sekolah kamu?" tanya Adrian akhirnya.

Fokus Arkan dan Anindira pun teralihkan setelah papa nya bertanya kepada Arvin. Arkan dan Anindira pun ikut melirik ke arahnya. Dan yang di lirik masih terdiam belum ingin menjawab.

" Arvin papa tanya sama kamu. Kenapa kamu malah diem aja," tanya Adrian lagi.

Arvin pun melirik ke arah papa nya itu.

"Lancar-lancar aja pah," jawab Arvin apa adanya.

" Aku juga berhasil juara Olimpiade Matematika," lanjut Arvin sambil melirik ke arah ketiga nya secara bergantian. Berharap ketiga nya bangga pada Arvin.

"Memang seharusnya kamu bisa Arvin. Kedua kakak kamu juga pintar dan banyak prestasinya. Kamu harus mencontoh kedua kakak kamu," jawab Adrian tegas.

Bukan jawaban itu yang ingin Arvin dengar. Arvin ingin papa nya menjawab kalo dia bangga kepada nya. Bukan malah memuji kedua kakak nya.

Arvin pun hanya diam tidak menjawab perkataan papa nya itu.

Sedangkan Anindira dan Arkan masih diam. Mereka belum merespon apa pun.

"Ma, pah. Aku masuk kamar dulu ya," kata Arkan setelah beberapa menit diam.

Papa nya pun mengangguk

" Iya Ar. Kamu istirahat, jangan tidur terlalu malam," jawab Anindira lembut.

Setelah itu Arkan pun berlalu begitu saja melewati Arvin.

Padahal Arvin pikir. Kakaknya itu akan senang dan mengucapkan selamat kepadanya tapi ternyata tidak sama sekali.

"Kamu juga vin, jangan tidur terlalu malam," kata Anindira mengingatkan.

Arvin hanya mengangguk sebagai jawaban. Ternyata mama nya pun tidak mengucapkan selamat kepadanya atau berkata bahwa dia bangga pada Arvin.

Lantas Arvin berlalu begitu saja dari sana tanpa mengucapkan apa pun.

Arvin merasa kecewa yang kesekian kalinya. Kenapa orang tuanya selalu merespon biasa saja terhadap nya. Berbeda ketika kedua kakaknya yang selalu mendapatkan pujian dan pelukan hangat dari orang tuanya.

                   ~~~~~~~~

Kritik dan saran dari kalian aku butuhkan. Jadi kalo ada kesalahan penulisan tolong kasih tau 🙂

Bantu vote dan komen juga ya

Makasih :)

Selasa, 11 Januari 2022

ARVIN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang