Arvin terdiam di kamar nya terus memikirkan perkataan wanita itu dan kenapa mengenal papa nya. Davina, satu nama yang sekarang masih ada di pikiran Arvin, apa hubungan nya Davina dengan dirinya? Kenapa Davina mengatakan bahwa dirinya adalah anak kandungnya? Pikir Arvin.
Setelah beberapa menit sibuk dengan pikiran nya, Arvin pun beranjak dari duduknya lalu keluar dari kamar berniat menghampiri sang papa, untung nya Adrian sudah ada di ruang tengah dan sepertinya wanita itu sudah pergi lalu tanpa berlama-lama Arvin pun menghampirinya.
"Pa, wanita itu siapa?" tanya Arvin tiba-tiba. Lalu duduk di sebelah Adrian, Adrian pun menatap ke arah putra nya lalu tersenyum.
"Bukan siapa-siapa. Kamu gak perlu memikirkannya," jawab Adrian. Arvin menatap wajah papa nya intens Arvin tidak percaya.
"Dia kenal papa dia juga bilang kalo aku anak kandung nya. Maksudnya apa pa? Tolong jawab jujur," tanya Arvin meminta Adrian untuk jujur. Lagi-lagi Adrian tersenyum.
"Wanita itu gak ada hubungan nya sama kamu. Dia hanya seorang ibu yang sudah kehilangan putranya," jawab Adrian meyakinkan.
Arvin pun terdiam masih belum percaya dengan apa yang di katakan papa nya.
"Udah ya Vin jangan di pikirin, kamu sama wanita itu tidak ada hubungan apa pun," kata Adrian lagi meyakinkan. Arvin hanya mengangguk saja walaupun sebenarnya Arvin tidak bisa berhenti memikirkan kejadian tadi.
~~~~~~
Kini di ruang tengah, keluarga Argantara sedang berkumpul mengobrol kan banyak hal, tidak lupa juga mereka saling melempar canda tawa kecuali Arvin. Dari tadi Arvin hanya diam saja tidak berniat ikut mengobrol atau berbagi cerita dengan mereka. Sesekali Arvin melirik ke arah Adrian, terlihat Adrian tertawa karena mendengarkan cerita dari Anindira. Segampang itu kah papa nya melupakan kejadian tadi siang.
Arya yang menyadari Arvin hanya terdiam saja langsung menatap ke arah sang adik.
"Vin kamu kenapa?" tanya Arya pada Arvin. Arvin yang sejak tadi duduk di sebelah Arya pun menoleh.
"Aku gak apa-apa kak," jawab Arvin tersenyum.
"Kalo ada yang mau kamu tanyain, tanya aja jangan malah diem," kata Arya. Lalu Arvin pun teringat tentang kalung itu.
"Kalung itu belum kakak tanyain ke mama?" tanya Arvin pelan. Arya pun mengeluarkan kalung itu dari saku celana nya dan menunjukkan nya pada Arvin.
"Kakak akan tanya ke mama," jawab Arya, lalu kembali fokus ke depan.
"Arya, Arvin kenapa kalian bisik-bisik? Kalian lagi ngobrolin apa?" tanya Adrian yang ternyata sejak tadi memperhatikan interaksi mereka berdua.
"Gak ada pa," jawab Arvin sedikit gugup.
Arya tidak ikut menjawab dia beralih menatap sang mama.
"Ma?" panggil Arya.
Anindira yang sedang mengobrol dengan Arkan pun lantas menoleh ke arah Arya.
"Iya Ar kenapa?" jawab Anindira lembut.
Arya langsung menunjukkan kalung itu ke hadapan Anindira.
"Arvin nemu kalung ini di depan pintu kamar nya, mama gak sengaja ngejatuhin kalungnya?" tanya Arya. Sesekali melirik kearah Adrian dan Arkan.
Anindira mengambil kalung itu dari tangan Arya dengan sedikit gugup. Adrian yang melihat kalung itu langsung menatap tajam ke arah Anindira.
"Kenapa kalung itu ada di depan pintu kamar Arvin? Bukan nya kamu bilang kalung itu udah kamu buang ma?" tanya Adrian pelan pada Anindira.
Anindira hanya menoleh ke arah Adrian lalu beralih menatap Arya kembali.
"Mama sengaja simpan kalung itu di depan kamar Arvin," jawab Anindira lalu melirik ke arah Arvin.
"Maksud mama apa?" tanya Arvin setelah lama diam.
Anindira tersenyum menatap ke arah Arvin.
"Kamu udah lihat foto yang ada dalam liontin itu?" tanya Anindira pada Arvin. Arvin pun mengangguk.
Adrian yang cukup peka kemana arah pembicaraan istrinya itu pun langsung menatap tajam ke arah Anindira mengisyaratkan untuk berhenti.
"Wajah nya sama seperti wanita yang tadi siang datang menemui kamu kan?" tanya Anindira lagi tanpa memperdulikan tatapan tajam Adrian.
Arvin pun mengangguk ragu.
"Wanita itu adalah ibu kandung kamu Arvin." Kata Anindira penuh penekanan.
Arvin pun diam mematung, ingin menyangkal perkataan Anindira tapi terasa susah.
"Ma!" tegur Arkan.
"Kita perlu bicara." Kata Adrian lalu menarik Anindira pergi dari sana.
Setelah Adrian dan Anindira menjauh dari mereka, Arya pun menatap ke arah Arvin yang sedang menunduk. Lalu Arya memegang bahu Arvin yang terasa bergetar, Arvin menahan tangis.
"Vin, kamu gak perlu mempercayai ucapan mama." Kata Arya pelan, namun masih terdengar di telinga Arvin. Sedangkan Arkan masih belum membuka suara lagi dia masih terdiam menatap ke arah Arvin.
Arvin pun menatap ke arah kedua kakak nya lalu menghapus air mata yang baru saja meluncur di pipinya.
"Aku beneran bukan anak kandung mama ya kak?" tanya Arvin dengan suara bergetar.
"Pantes aja mama gak pernah bersikap baik sama aku, kak Arkan juga." Lanjut nya, menatap ke arah Arkan
Arkan yang di tatap oleh Arvin pun langsung terdiam, perkataan Arvin barusan seperti menampar dirinya.
"Vin kamu anak mama Anindira!" Kata Arya tegas.
Arvin memaksakan senyum nya lalu menatap lagi ke arah Arya.
"Wanita itu tadi bilang kalo aku anak kandungnya terus sekarang mama juga bilang kalo aku anak kandung wanita itu," jawab Arvin sedikit meninggikan suara nya.
"Vin udah ya! Kamu gak perlu percaya perkataan mama tadi." Kata Arya, sedikit meninggikan suara nya juga.
"Terus aku harus percaya siapa? Aku harus percaya perkataan kalian atau wanita itu?" tanya Arvin mulai emosi.
Arya masih diam meredam emosi nya yang siap keluar, dia tidak boleh terbawa emosi oleh Arvin. Begitu pun Arkan mencoba mengatur emosi nya yang sejak tadi dia tahan.
Beberapa menit mereka bertiga saling diam, Arya pun mulai membuka suara lagi.
"Vin kamu cukup percaya sama kita, keluarga kamu sendiri." Kata Arya mulai tenang.
Arvin hanya melirik Arya lalu membuang pandangan nya ke mana saja asal tidak menatap ke arah Arya atau Arkan.
"Aku capek mau istirahat," kata Arvin, lalu beranjak dari sana.
"Arvin," panggil Arya tapi dihiraukan oleh Arvin, Arya pun hampir beranjak untuk menyusul Arvin tapi tertahan oleh Arkan.
"Kak biarin Arvin nenangin dirinya dulu," kata Arkan.
"Besok kita coba bicara lagi sama Arvin," lanjut nya.
Arya pun mengangguk lalu duduk kembali.
"Mama sama papa kemana lagi," kata Arkan sedikit khawatir.
"Papa kayaknya marah sama mama," jawab Arya.
Arkan pun terdiam dia berharap mama papa nya tidak bertengkar hebat seperti dulu.
~~~~~~
Bantu baca, vote dan komen ya
Makasih 🙂Senin, 31 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVIN ✅
Ficção AdolescenteNOT ROMANCE ******* Tentang Arvin dan semua lukanya. Tentang Arvin yang merasa dibedakan oleh keluarganya sendiri. Tentang Arvin yang merasa sendirian. Dan menurut Arvin. Hanya Arya, kakak pertamanya yang bersikap baik dan perhatian kep...