Kini di ruang tamu Adrian, Anindira, Arya, Arkan dan Arvin tengah duduk. Mereka sekarang jauh lebih tenang dari sebelumnya. Arkan yang tadi emosi sekarang sudah jauh lebih tenang, sedangkan Arvin masih setia menunduk tidak berani menatap mereka.
Setelah beberapa menit mereka terdiam akhirnya Adrian membuka suara.
"Arkan kenapa kamu tiba-tiba marah sama Arvin? Padahal papa sama Arvin hanya mengobrol hal biasa," tanya Adrian kepada Arkan.
Lantas Arkan pun menatap ke arah Adrian dan menjawab.
"Aku cuma kesel aja, maaf pa," jawab Arkan tenang.
"Lo harus minta maaf juga sama Arvin, dia pasti kaget gara-gara sikap lo itu," kata Arya.
Arkan tidak menanggapi ucapan kakaknya itu, dia masih terdiam sambil menatap ke arah Adrian dan Anindira.
"Arkan mending kamu masuk kamar terus istirahat, kayaknya kamu capek," kata Anindira lembut.
Arkan pun mengangguk.
"Lo gak mau minta maaf sama Arvin?" tanya Arya lagi.
Arkan hanya menatap kakaknya itu lalu pergi begitu saja dari sana.
"Ar udah, Arkan pasti capek, dia butuh istirahat," kata Anindira pada Arya.
Di sisi lain Arvin masih terdiam, dia masih mencerna apa yang sedang terjadi. Kenapa Arkan sampai semarah itu kepadanya? Arvin penasaran apa yang akan kakaknya itu ucapkan, tetapi ucapan Arkan terpotong oleh Adrian, seolah-olah Adrian tidak ingin Arkan melanjutkan ucapan nya itu.
Arvin masih sibuk dengan pikiran nya sendiri sampai dia tidak mendengar suara Adrian yang berulang kali memanggilnya. Lantas Arya pun menyenggol bahu Arvin pelan agar Arvin fokus.
Setelah itu Arvin mengerjap dan menatap ke arah Adrian yang memanggil namanya.
"Vin kamu juga mending masuk kamar, istirahat ya gak perlu mikirin kejadian tadi," kata Adrian kepada Arvin.
Arvin masih diam di tempat dia masih menatap ke arah Adrian dan beralih menatap Anindira tetapi Anindira langsung memalingkan wajah nya.
"Arvin kamu dengar papa kan?" tanya Adrian.
Arvin pun hanya mengangguk sebagai jawaban lalu beranjak dari sana dan pergi menuju kamarnya.
Lalu Arya pun ikut beranjak dari sana tanpa mengucapakan apapun kepada orang tuanya.
~~~~~~
Di kamar, Arvin masih terdiam memikirkan apa yang akan kakaknya itu ucapkan. Apa memang benar ada yang mereka sembunyikan darinya? Tapi apa? Pikir Arvin.
Arvin melirik ke arah handphone nya berniat untuk menelpon Rifki. Setelah beberapa menit menunggu Rifki pun mengangkat telpon nya.
"Ada apa Vin?" tanya Rifki.
"Gue ganggu?" tanya Arvin.
Terdengar suara helaan nafas dari Rifki sebelum menjawab.
"Gak ganggu sama sekali," jawab Rifki.
"Emang kenapa vin?" lanjutnya.
"Malam ini gue boleh nginep dirumah lo," tanya Arvin, berharap Rifki mengijinkan untuk menginap dirumah nya.
"Boleh. Lo dateng aja sekarang," jawab Rifki.
"Oke kalo gitu, gue jalan sekarang," kata Arvin lalu mematikan sambungan telpon nya.
Setelah itu Arvin pun bergegas pergi ke luar rumah dan langsung menjalankan motornya.
Satu jam kemudian Arvin pun sampai di depan rumah rifki.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVIN ✅
Teen FictionNOT ROMANCE ******* Tentang Arvin dan semua lukanya. Tentang Arvin yang merasa dibedakan oleh keluarganya sendiri. Tentang Arvin yang merasa sendirian. Dan menurut Arvin. Hanya Arya, kakak pertamanya yang bersikap baik dan perhatian kep...