Bagian 14

1.6K 174 14
                                    

Di dalam kamar Adrian dan Anindira masih beradu mulut. Adrian tidak suka Anindira tiba-tiba memberitahu Arvin bahwa Davina adalah ibu kandungnya. Dan Adrian tidak habis pikir bisa-bisanya Anindira sengaja menyimpan kalung itu di depan pintu kamar Arvin, padahal waktu itu Anindira bilang bahwa kalung nya sudah di buang.

"Mas mau sampai kapan kita menutupi ini semua dari Arvin? Arvin harus tau kalo Davina adalah ibu kandungnya!" kata Anindira penuh penekanan.

"Aku tidak akan pernah memberitahu semua nya pada Arvin, tapi kenapa tiba-tiba kamu malah memberitahu nya?" tanya Adrian sedikit prustasi.

"Berapa kali aku harus bilang, jangan pernah berani memberitahu Arvin tentang ibu kandungnya," lanjutnya emosi.

"Mas aku udah rawat Arvin selama enam belas tahun sudah seharusnya sekarang dia tau bahwa aku bukan ibu kandungnya," kata Anindira tidak kalah emosi.

"Mas pernah berpikir gimana perasaan aku dulu, disaat aku tau kamu berselingkuh dengan Davina sampai memiliki anak dari hubungan terlarang itu, lalu setelah Davina melahirkan dengan mudahnya dia menyuruh aku untuk merawat anaknya,"  lanjutnya. Anindira sudah tidak bisa menahan air matanya lagi.

Adrian pun bungkam, Adrian tau dia bersalah atas semua kejadian itu.

Dulu Adrian melakukan kesalahan yang sangat fatal sampai hampir saja rumah tangga nya dengan Anindira di ujung perceraian, namun tak di sangka Anindira berubah pikiran lalu membatalkan rencana perceraian itu. Tentu Adrian bersyukur dan lebih memilih bertahan dengan istrinya dan meninggalkan Davina yang dalam keadaan mengandung anaknya.

Setelah sembilan bulan kemudian Davina pun melahirkan tanpa di temani Adrian, lalu Davina memberikan anaknya pada Anindira dengan alasan dia tidak mampu merawat anaknya tanpa Adrian. Awalnya Anindira menolak untuk merawat nya tapi karena Adrian yang memohon padanya akhirnya Anindira pun menerima anak itu, lalu memberikan nya nama Arvin Argantara, walaupun kenyataannya sampai sekarang Anindira belum sepenuhnya menerima kehadiran Arvin.

Setelah beberapa menit Adrian mengatur emosinya dia pun beralih menatap Anindira lalu mendekat ke arah nya.

"Aku minta maaf ma atas kejadian dulu, itu semua kesalahan aku, jangan melampiaskan semua nya pada Arvin," kata Adrian merasa bersalah.

"Arvin kurang perhatian dari aku, padahal aku adalah ayah kandungnya tapi selalu membedakan nya dengan Arya dan Arkan. Aku pengen kasih Arvin perhatian juga sama seperti aku kasih perhatian penuh pada Arya dan Arkan," lanjutnya.

Anindira masih terdiam, menghapus air mata nya di pipi lalu menatap ke arah Adrian.

"Aku juga minta maaf karena udah bohong sama mas tentang kalung itu, aku masih menyimpan nya untuk aku tunjukkan pada Arvin. Tapi mas tenang aja kali ini aku benar-benar akan buang kalung nya," jawab Anindira mulai tenang.

"Maaf juga karena sampai sekarang aku masih belum bisa menerima Arvin tapi aku akan lebih berusaha lagi untuk menerima kehadiran nya," lanjutnya.

Adrian mengangguk lalu memeluk Anindira, dia tau ini semua sulit untuk istrinya terima, maka dari itu Adrian masih memaklumi sikap Anindira pada Arvin dan Adrian berharap suatu hari nanti Anindira mau menerima dan bersikap baik pada Arvin.

                    ~~~~~~

Kini waktu menunjukkan pukul tujuh pagi dan Arvin belum berniat beranjak dari kasurnya. Dia masih merebahkan tubuh nya di atas kasur memandang langit-langit kamarnya yang terlihat polos.

Arvin malas keluar kamar dia masih memikirkan kejadian tadi malam. Arvin bingung harus percaya pada wanita itu atau keluarga nya. Tidak bisa di pungkiri Arvin berharap ucapan Anindira itu bohong, Arvin berharap mama nya adalah Anindira. Walaupun sikap Anindira pada nya tidak begitu baik tapi Arvin sangat menyayangi mamanya itu.

ARVIN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang