Bagian 11

1.8K 201 20
                                        

Arkan baru saja masuk ke dalam lalu menuju ruang tamu. Arvin yang melihat kakaknya sudah kembali langsung beranjak dari duduknya.

"Tadi itu siapa kak?" tanya Arvin penasaran.

Arkan tidak langsung menjawab, dia masih menatap ke arah Arvin.

"Bukan siapa-siapa," jawab Arkan. Lalu Arkan pun duduk.

Arvin masih terdiam seperti memikirkan sesuatu lalu ikut duduk juga di sisi Arkan.

"Aku kayak pernah liat orang itu tapi di mana ya?" tanya Arvin pada dirinya sendiri.

Arkan yang mendengar gumaman Arvin pun langsung menoleh ke arahnya.

"Liat dimana?" tanya Arkan.

"Di dalam kalung liontin yang kemarin aku temuin di depan pintu kamar aku," jawab Arvin setelah berhasil mengingatnya.

"Kalung?" tanya Arkan sedikit bingung.

Arvin pun mengangguk.

"Terus sekarang kalungnya mana?" tanya Arkan lagi.

"Kemarin aku kasih ke kak Arya," jawab Arvin.

Arkan pun terdiam memikirkan kalung yang baru saja Arvin katakan. Kenapa bisa ada kalung di depan kamar adiknya? Apa mamanya tidak sengaja menjatuhkan nya? Pikirnya.

"Orang tadi mirip sama wanita yang ada di liontin itu," kata Arvin.

Arkan menatap tajam ke arah Arvin, dia tidak suka kalo Arvin terus memikirkan wanita itu. Walaupun Arkan tau wanita itu adalah ibu kandung Arvin. Tapi entah kenapa Arkan tetap tidak suka kalo Arvin terus-terusan membicarakan wanita itu.

"Gak perlu di pikirin bisa kan?" kata Arkan sedikit dingin.

"Aku cuma penasaran siapa orang itu," jawab Arvin menatap ke arah kakaknya.

"Gak perlu di bahas lagi Arvin!" kata Arkan sedikit penekanan.

Setelah mengatakan itu Arkan beranjak dari duduknya lalu pergi dari sana menuju kamarnya. Arvin yang melihatnya pun hanya menatap bingung dengan sikap kakak keduanya itu.

                   ~~~~~~

Kini waktu menunjukkan pukul delapan malam, Adrian, Anindira dan Arya baru saja sampai di halaman rumah. Setelah itu Arya baru saja ingin membuka pintu tapi sudah lebih dulu di buka oleh Arvin.

"Akhirnya kakak pulang juga," kata Arvin senang.

"Kamu nunggu kakak?" jawab Arya tersenyum. Lalu Arvin pun mengangguk.

Dari belakang Arya terlihat ada Anindira dan Adrian berjalan ke dalam rumah. Setelah mereka berpapasan Arvin baru saja ingin menyapa mama papa nya tapi Adrian sudah lebih dulu membuka suara.

"Kita ngobrol nya nanti aja ya Vin, papa sama mama capek," kata Adrian datar. Lalu mereka pergi dari hadapan Arvin dan Arya.

"Kita juga masuk vin, kenapa kamu malah diem," kata Arya.

Arvin mengangguk lalu mereka pun masuk ke dalam.

"Kak tadi ada yang nanyain mama sama papa," kata Arvin setelah berada di dalam rumah.

Arya pun berhenti berjalan lalu menatap ke arah Arvin.

"Siapa?" tanya Arya penasaran.

"Aku gak tau, tadi wanita itu ngobrol sama kak Arkan," jawab Arvin.

"Orang yang tadi dateng ke sini sama kayak foto wanita yang ada dalam liontin itu," lanjutnya.

Seketika Arya pun langsung menegang. Untuk apa wanita itu datang ke sini? Apa dia ingin membawa Arvin? Pikirnya.

Cukup lama Arya terdiam akhirnya dia pun membuka suara lagi.

"Orang itu bicara apa sama kamu?" tanya Arya.

"Gak ada bicara apa pun," jawab Arvin apa adanya.

Arya pun mengangguk, setidaknya dia sedikit tenang karena wanita itu tidak mengatakan apa pun pada Arvin.

"Kalo gitu kakak masuk kamar dulu, kamu jangan tidur terlalu malem," kata Arya.

"Oke kak, " jawab Arvin tersenyum, lalu setelah itu Arya pun pergi dari sana menuju kamarnya.

                   ~~~~~~

Arvin baru saja selesai mandi, keadaannya sudah lebih baik jadi sekarang dia berniat untuk kembali masuk sekolah. Setelah di rasa semua nya selesai Arvin pun keluar dari kamar dan menuju meja makan, ternyata di sana sudah ada orang tua nya dan kedua kakaknya.

"Pagi," sapa Arvin ceria.

"Pagi juga," jawab Arya tersenyum, sedangkan yang lain nya hanya menoleh ke arah Arvin lalu melanjutkan acara sarapan nya.

Arvin pun duduk dan mulai memakan sarapan nya tidak berniat membuka suara lagi.

Setelah beberapa menit berlalu mereka pun selesai dengan sarapan nya. Adrian dan Anindira langsung beranjak dari sana tanpa mengucapkan apa pun pada ketiga anaknya. Sedangkan Arya sibuk dengan handphone nya dan Arkan yang masih diam sambil mengetuk-ngetukkan jari di atas meja.

Arvin yang tidak tahan dengan keheningan lantas membuka suara.

"Kak mama sama papa kenapa?" tanya Arvin pada kedua kakaknya.

"Mereka harus buru-buru ke kantor karena ada sedikit masalah," jawab Arya, lalu menyimpan handphone nya ke dalam saku.

"Mau berangkat bareng kakak?" lanjut Arya.

Arvin pun mengangguk.

"Kalo gitu kita berangkat sekarang," kata Arya lalu beranjak dari duduknya.

"Ar, kakak sama Arvin pergi duluan," pamit Arya pada Arkan.

"Iya kak," jawab Arkan seadanya, lalu Arya dan Arvin pun pergi dari sana.

Satu jam berlalu Arya dan Arvin sampai di depan sekolah. Arvin pun pamit pada Arya lalu keluar dari mobil. Baru saja dia ingin melanjutkan langkah nya tiba-tiba ada seorang wanita menghampirinya.

"Arvin," sapa wanita itu ramah.

Arvin menatap ke arah wanita itu, wanita yang kemarin datang ke rumah nya. Untuk apa dia menemuinya sampai ke sekolah? Pikir Arvin.

"Arvin boleh kita bicara sebentar?" tanya wanita itu lembut.

"Tante mau bicara apa? Soalnya aku harus masuk ke kelas." jawab Arvin.

Arya yang masih belum jauh dari sana memberhentikan mobil nya, dia melihat wanita itu mengobrol dengan Arvin lantas Arya pun turun dari mobil dan menghampiri nya.

"Arvin kenapa kamu belum masuk?" tanya Arya setelah sampai di dekat mereka.

"Kakak ko masih ada di sini?" tanya Arvin balik.

"Mending sekarang kamu masuk," kata Arya. Dia tidak menjawab pertanyaan Arvin.

Wanita itu menatap ke arah Arya, dia jelas tau kalo Arya adalah putra pertama Adrian. Berarti Arvin dan Arya tinggal serumah, tetapi kenapa kemarin Arkan berbohong padanya.

"Arvin kamu anak sa ... " ucapan wanita itu sengaja di potong oleh Arya.

"Arvin bentar lagi bel bunyi, mending kamu masuk," kata Arya.

Arvin pun mengangguk ragu, padahal dia penasaran apa yang ingin wanita itu ucapkan tapi ucapan wanita itu malah terhenti karena kakaknya. Mau tidak mau Arvin pun berjalan masuk ke dalam meninggalkan Arya dan wanita itu.

Setelah Arvin masuk ke dalam, Arya pun menatap tajam ke arah wanita itu.

"Tante sebaiknya pergi dari sini dan jangan berani lagi untuk menemui Arvin," kata Arya tegas.

"Arvin itu anak saya kan?" tanya wanita itu dengan mata yang berkaca-kaca.

"Tante gak perlu tau siapa Arvin," jawab Arya. Lalu setelah itu Arya pergi dari sana tanpa memperdulikan teriakkan dari wanita itu.

                   ~~~~~~

Bantu baca, vote dan komen ya
         Makasih 🙂

Rabu, 26 Januari 2022

ARVIN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang