Bagian 15

1.9K 179 21
                                        

Sudah setengah jam mereka bertiga berdiam diri di taman yang tidak terlalu jauh dari rumah. Arya sengaja membawa Arvin menjauh dari pembicaraan oma dan orang tuanya agar Arvin tidak mendengarkan ucapan oma nya yang bisa saja menyakiti perasaan Arvin.

"Vin kamu masih marah sama kita?" tanya Arya hati-hati.

Arvin pun menoleh ke arah Arya lalu kembali menatap ke depan.

"Aku gak marah sama kalian," jawab Arvin.

"Aku ke sana dulu bentar," kata Arkan lalu beranjak dari sana untuk membeli es krim.

Beberapa menit kemudian Arkan kembali membawa tiga mangkuk es krim lalu memberikan nya pada Arya dan Arvin, mereka berdua pun menerima es krim tersebut lalu memakan nya.

"Tumben Ar lo bersikap kayak gini, sampe beliin kita es krim segala," kata Arya tersenyum.

"Mulai sekarang gue akan bersikap baik sama kakak dan adik gue," jawab Arkan sambil melirik ke arah Arvin lalu tersenyum.

Arya yang mendengar jawaban Arkan tertawa kecil, cukup senang karena Arkan mulai menunjukan sikap baik nya pada Arvin. Arvin pun diam-diam tersenyum senang dengan ucapan kakak keduanya itu.

"Vin kamu seneng kan sama ucapan Arkan barusan," kata Arya tersenyum jahil.

"Kamu harus percaya Vin, kakak janji akan jadi abang yang baik buat kamu," kata Arkan meyakinkan.

"Gue pegang janji lo ya," jawab Arya.

Arkan mengangguk, dia memang benar-benar akan menjadi kakak yang baik untuk Arvin dan menerima Arvin sebagai adiknya.

Arvin masih belum menjawab ucapan dari kedua kakaknya, dia masih tenang memakan es krim yang tinggal setengah nya lagi. Arvin terlalu senang dengan ucapan Arkan yang akan bersikap baik padanya. Arvin berharap semoga saja kakak keduanya itu benar-benar akan bersikap baik padanya.

"Mau lagi es krim nya?" tanya Arya.

"Mau kakak beliin lagi?" tanya Arkan.

Arvin menoleh ke arah Arya dan Arkan secara bergantian.

"Aku udah kenyang," jawab Arvin akhirnya.

"Kapan kita pulang kerumah?" tanya Arvin.

"Kamu pengen cepet pulang karena gak betah di rumah oma?" tanya Arkan hati-hati.

Arvin pun mengangguk pelan, dia memang tidak betah lama-lama berada di rumah oma.

"Kayaknya nanti sore," jawab Arya.

"Kita udah lumayan lama di sini mendingan sekarang kita kerumah," kata Arkan.

"Vin ayo, kamu gak perlu takut sama oma," kata Arya mengusap bahu Arvin pelan. Arvin pun mengangguk, lalu mereka pergi dari sana.

                         ~~~~~~

Kini waktu menunjukkan pukul empat sore lantas mereka semua pamit untuk pulang, tadi Rina meminta mereka menginap di rumah nya tetapi Adrian langsung menolak secara halus, untungnya Rina tidak memaksa.

"Kalian hati-hati di jalan, kalo sudah sampai kasih tau ibu," kata Rina menatap ke arah Anindira, Anindira pun tersenyum lalu mengangguk.

"Kita semua pulang dulu ya bu, ibu jaga diri baik-baik. Kapan-kapan kita main lagi kesini," kata Adrian.

"Iya kalian kalo mau datang lagi kesini datang aja, pintu ibu terbuka buat kalian terutama untuk kedua cucu kesayangan ibu," jawab Rina melirik ke arah Arya dan Arkan bergantian.

Arya dan Arkan hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kalo gitu kita pamit ya bu," kata Anindira. Rina pun mengangguk.

Lalu setelah itu mereka pun masuk ke dalam mobil dan menjalankam mobilnya menjauh dari sana.

                         ~~~~~~

Tiga jam kemudian mereka pun sampai di halaman rumah Argantara, lalu Adrian memarkirkan mobilnya. Setelah itu mereka keluar dari mobil dan melihat ke depan gerbang ada wanita sedang berdiri dan melihat ke arah mereka, sudah di pastikan itu adalah Davina.

Anindira yang melihat Davina mendekat ke arah mereka pun lantas menatapnya tajam. Arvin yang ada di sebelah Anindira tiba-tiba menggengam tangan mama nya. Anindira yang menyadari Arvin menggenggam tangan nya pun lantas menoleh ke arahnya.

"Kamu masuk duluan sama Arya dan Arkan," kata Anindira pada Arvin.

Arya dan Arkan yang mendengar namanya di sebut pun lantas mengangguk lalu mengajak Arvin untuk masuk ke dalam rumah. Arvin tidak menolak, dia pun lantas mengikuti kedua kakaknya untuk masuk ke dalam dan melewati Davina begitu saja.

Adrian yang sejak tadi berdiri tidak jauh dari Anindira lantas mendekat.

"Ada perlu apa lagi?" tanya Adrian pada Davina.

"Aku mau ketemu Arvin," jawab Davina.

"Saya gak akan ijinkan kamu ketemu Arvin," kata Adrian tegas.

"Arvin anakku mas, aku berhak atas Arvin!" jawab Davina menekankan.

Anindira yang sejak tadi hanya diam sambil menatap tajam ke arah Davina pun kini membuka suara.

"Kamu memang ibu kandung Arvin, tapi dari dulu sampai sekarang saya yang merawatnya," kata Anindira penuh penekanan.

Davina menatap ke arah Anindira dengan tatapan meremehkan.

"Kamu tidak merawatnya dengan baik kan? Arvin pasti kurang kasih sayang dari kalian. Lebih baik sekarang serahkan Arvin pada saya," jawab Davina.

"Saya tidak akan menyerahkan Arvin pada kamu, Davina!" bentak Adrian.

Anindira melangkah maju mendekat ke arah Davina dan menatap nya semakin tajam.

"Sebisa mungkin saya berusaha merawat Arvin sampai sekarang dia tumbuh dewasa," jawab Anindira menekankan.

"Saya sempat berpikir untuk menyerahkan Arvin pada kamu tapi setelah saya pikir kembali, saya tidak akan pernah menyerahkan Arvin, walaupun kamu adalah ibu kandungnya," lanjutnya.

"Kamu tidak berhak atas Arvin!" kata Davina menatap tajam ke arah Anindira.

"Sudah cukup Davina!" bentak Adrian.

"Sekarang kamu pergi dari sini," usir Adrian.

Davina masih diam di tempatnya menatap tajam ke arah Anindira dan Adrian.

"Pergi Davina!" bentak Adrian.

"Suatu hari nanti aku pasti akan bawa Arvin pergi dari kalian semua," kata Davina memperingatkan. Lalu setelah mengatakan itu Davina pun pergi.

"Saya tidak akan membiarkan kamu membawa Arvin pergi!" teriak Adrian emosi. Davina tidak menanggapinya, dia terus berjalan keluar dari sana.

"Mas udah jangan terbawa emosi," kata Anindira menenangkan.

"Aku takut Davina benar-benar membawa Arvin pergi," kata Adrian gelisah.

"Arvin gak akan pergi dari sini mas, gak perlu kamu pikirin perkataan Davina," jawab Anindira meyakinkan.

Adrian hanya mengangguk lalu mereka pun masuk ke dalam rumah.

                       ~~~~~~

Selasa, 1 Februari 2022

ARVIN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang