Arvin baru saja sampai di rumah lalu merebahkan tubuh nya di ruang tamu, dari tadi dia menghubungi Arya tapi tidak ada jawaban sama sekali. Mungkin Arya masih sibuk bekerja, pikirnya.
Arvin masih memikirkan apa yang akan wanita itu ucapkan, Arvin penasaran jadi dia akan menanyakan nya pada Arya. Beberapa kali Arvin mencoba menghubungi nya lagi tapi sama, hanya suara operator yang menyambutnya. Jadi mau tidak mau dia harus bersabar menunggu sang kakak pulang.
Arvin beranjak dari sana lalu melanjutkan langkah nya menuju kamar nya. Setelah masuk ke kamar Arvin kembali merebahkan tubuh nya di atas kasur.
Beberapa menit kemudian suara ketukkan pintu kamarnya terdengar, Arvin pun beranjak dan membuka nya.
"Maaf den bibi ganggu." kata bi Minah.
"Ada apa bi?" tanya Arvin.
"Itu den di luar ada yang nyari aden,"jawab bi Minah sedikit kaku, karena tau siapa yang mencari Arvin.
"Suruh masuk dulu aja, aku mau ganti baju dulu," kata Arvin. Bi Minah pun mengangguk lalu pergi dari sana.
Setelah selesai mengganti pakaian Arvin pun keluar dari kamar nya lalu menuju ruang tamu.
Tak di sangka ternyata seseorang yang ingin menemui Arvin adalah wanita itu lagi. Arvin pun menghampiri nya dengan sedikit canggung.
"Maaf Arvin saya ganggu waktu kamu lagi," kata wanita itu.
"Silahkan duduk," kata Arvin. Mereka pun duduk berhadapan.
Mereka masih saling diam belum ada yang membuka suara. Arvin yang semakin canggung berusaha untuk membuka suara lebih dulu.
"Maaf tante saya mau tanya, tante ada perlu apa sama saya? Kemarin kita sudah ketemu waktu tante menanyakan mama papa saya terus tadi pagi tante datang ke sekolah dan sekarang tante datang lagi ke rumah buat ketemu saya. Sebenarnya tante ini ada perlu apa sama saya?" tanya Arvin langsung ke intinya.
Wanita itu masih terdiam menatap wajah Arvin, dia yakin Arvin adalah putra nya dan Adrian.
Arvin yang di tatap seperti itu hanya bisa diam dengan rasa yang semakin canggung."Arvin kamu putra kandung saya," kata wanita itu terlihat matanya berkaca-kaca.
Arvin menatap wanita itu terkejut karena secara tiba-tiba wanita itu mengatakan bahwa Arvin adalah putra nya.
Di sisi lain Adrian baru saja sampai lantas buru-buru memasuki rumah, tadi bi Minah menelpon nya memberitahu bahwa Davina datang kerumah dan menemui Arvin.
"Davina!" panggil Adrian tegas.
Iya wanita itu adalah Davina orang yang sudah menyakiti perasaan Anindira.
Sekali lagi Arvin di buat terkejut dengan kedatangan sang ayah yang tiba-tiba. Arvin dan Davina pun beranjak dari duduknya lalu menghampiri Adrian.
"Papa tumben udah pulang?" tanya Arvin, Adrian menatap ke arah Arvin.
"Arvin kamu masuk kamar," kata Adrian, tidak menjawab pertanyaan Arvin.
"Mas Arvin anak kita kan?" tanya Davina menyentuh lengan Adrian, namun langsung di tepis.
Arvin yang melihat nya semakin dibuat bingung dengan situasi ini. Apa maksud wanita itu? Kenapa wanita itu mengenal papa nya dan kenapa wanita itu bilang kalo dirinya putra wanita itu dan Adrian. Bukan nya Arvin putra Adrian dan Anindira kan? Pikir Arvin.
Adrian menatap lagi ke arah Arvin, mengisyaratkan Arvin untuk masuk ke kamar nya dan Arvin pun cukup paham akan tatapan papa nya itu lalu tanpa berlama-lama Arvin pergi dari sana dan masuk ke dalam kamar nya.
Setelah memastikan Arvin pergi dari hadapan mereka Adrian pun beralih menatap tajam ke arah Davina.
"Untuk apa kamu datang kesini? Berapa kali saya harus bilang, jangan pernah datang ke rumah ini apalagi untuk menemui Arvin," kata Adrian penuh penekanan.
"Jadi Arvin benar anak kita kan mas?" tanya Davina berkaca-kaca.
Adrian mengusap rambut nya kasar lalu dengan terpaksa mengangguk. Davina yang melihat Adrian menganggukkan kepala nya terlihat bahagia karena putra nya itu sudah tumbuh dewasa.
"Sudah puas kan sekarang? Kamu sudah tau kalo Arvin putra kandung kamu. Jadi sebaiknya kamu pergi dari sini." Usir Adrian.
"Aku masih pengen ngobrol banyak sama anakku mas, tadi aku sudah bilang kalo Arvin adalah putra kandungku tapi sepertinya Arvin belum mempercayai," jawab Davina memohon.
"Jangan pernah berani memberitahu Arvin bahwa kamu ibu kandungnya," kata Adrian memperingatkan. Lalu tanpa berperasaan Adrian menarik Davina keluar dari rumah.
Setelah berada di luar Adrian menghempaskan tangan Davina secara kasar.
Davina masih diam dengan perlakukan Adrian yang kasar padanya, dia menangis karena tidak menyangka Adrian akan sekasar ini pada nya dan menjauhkan dirinya dengan Arvin.
"Mas aku mohon beritahu Arvin kalo aku adalah ibu kandungnya." Pinta Davina memohon.
"Sudah cukup Davina! Dulu kamu tidak mau mengurus Arvin, tapi sekarang kamu memohon supaya saya memberitahu Arvin bahwa kamu adalah ibu kandungnya," kata Adrian sedikit membentak.
"Dulu kamu lebih memilih bertahan dengan Anindira mas, gak mungkin aku harus mengurus Arvin sendiri," jawab Davina masih menangis.
"Itu hanya alasan kamu Davina, dari awal Arvin lahir kamu tidak mau merawat nya. Kamu malah menyerahkan Arvin pada Anindira," kata Adrian tersulut emosi. Davina pun terdiam dan menghapus air mata nya.
"Jadi sekarang kamu pergi dari sini, jangan pernah datang kesini lagi dan jangan pernah berani untuk menemui Arvin," usir Adrian lagi. Lalu Davina pun menatap ke arah Adrian.
"Arvin pasti akan tau kalo aku adalah ibu kandungnya bukan Anindira," kata Davina mengingatkan. Lalu setelah itu Davina pun pergi dari sana.
Adrian mengusap wajahnya kasar, dia tidak ingin Arvin tau bahwa Davina adalah ibu kandungnya. Sebisa mungkin Adrian akan menutupi itu semua dari Arvin.
~~~~~~
Bantu baca, vote dan komen ya
Makasih 🙂Kamis, 27 Januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
ARVIN ✅
Teen FictionNOT ROMANCE ******* Tentang Arvin dan semua lukanya. Tentang Arvin yang merasa dibedakan oleh keluarganya sendiri. Tentang Arvin yang merasa sendirian. Dan menurut Arvin. Hanya Arya, kakak pertamanya yang bersikap baik dan perhatian kep...