Bagian 8

1.8K 233 43
                                    

Waktu menunjukkan pukul setengah tujuh pagi dan Arvin masih tertidur nyenyak. Padahal dari tadi alarm di atas nakas sudah berbunyi nyaring tapi itu tidak membuat Arvin terganggu.

Sedangkan Rifki sudah bersiap dengan seragam sekolah nya. Sebelum keluar dari kamar dia pun berniat untuk membangunkan Arvin dulu.

"Vin bangun ini udah jam setengah tujuh, lo mau kita kesiangan," kata Rifki sambil menarik selimut nya pelan.

Beberapa kali Rifki membangunkan akhirnya Arvin pun terbangun.

"Hari ini gue gak sekolah dulu ya," kata Arvin.

"Lo sakit?" tanya Rifki.

"Gue cuma gak enak badan aja," jawab Arvin.

"Ya udah kalo gitu, lo istirahat aja. Nanti gue minta bibi buat siapin sarapan dan obat buat lo," jawab Rifki.

Arvin hanya mengangguk lalu kembali berbaring.

Di luar Rifki berniat untuk menelpon Arya, Arya harus tau kalo Arvin kini sedang sakit.

Beberapa detik menunggu akhirnya Arya  menjawab telpon nya.

"Kak, maaf aku ganggu," kata Rifki.

"Kenapa Rif?" tanya Arya.

"Aku mau ngasih tau kalo sekarang Arvin gak masuk sekolah karena gak enak badan," jawab Rifki.

"Nanti kakak ke rumah kamu," kata Arya cepat.

"Oke kak," jawab Rifki lalu mematikan kembali sambungan telpon nya.

                  ~~~~~~

Di sisi lain keluarga Argantara tengah sarapan dengan tenang. Tidak ada yang membuka obrolan  sedikit pun. Sedangkan Arya yang baru saja selesai menerima telpon dari Rifki kini mulai gelisah, dia khawatir dengan adiknya, Arvin.

Anindira yang dari tadi memperhatikan putra pertamanya itu pun lantas bertanya.

"Arya, kamu kenapa gelisah gitu?" tanya Anindira lembut.

Arya pun menoleh ke arah Anindira.

"Tadi Rifki ngasih tau, kalo Arvin sekarang lagi gak enak badan. Jadi aku mau liat dulu keadaan nya," jawab Arya.

"Arvin cuma sakit biasa aja Ar, kamu gak perlu sekhawatir itu sama dia," kata Adrian.

Anindira pun mengangguk menyetujui ucapan suami nya itu.

"Wajar aku khawatirin Arvin pa," jawab Arya.

"Lo gak perlu berlebihan deh kak. Nanti juga dia sembuh sendiri," kata Arkan.

"Lagian siapa suruh tadi malem dia pergi, gak bilang-bilang lagi," lanjutnya.

Arya menatap tajam ke arah Arkan sebelum akhirnya menjawab.

"Seenggaknya gue masih punya hati nurani buat khawatirin adik gue sendiri," jawab Arya dingin, lalu dia bergegas pergi dari sana dan tidak mendengarkan panggilan dari Anindira.

                  ~~~~~~~~

Setelah satu jam di perjalanan Arya pun sampai di depan rumah Rifki lalu langsung memencet bel rumah. Beberapa menit menunggu akhir nya pintu pun di buka.

"Maaf aden siapa ya?" tanya Bi Asri, Art di rumah Rifki.

"Saya kakaknya Arvin bi," jawab Arya sopan.

"Oh kakak nya den Arvin ya, silahkan masuk. Aden tinggal masuk aja ke kamar nya den Rifki," kata bi Asri.

Arya pun masuk ke dalam dan langsung menuju kamar Rifki.

ARVIN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang