Bagian 10

1.8K 214 17
                                    

Arvin baru saja menyelesaikan sarapan nya lalu  langsung meminum obat, tadi bibi mengantarkan bubur dan juga obat untuknya, bibi bilang kalo ini perintah dari Arya.

Arvin dibuat senang karena setidaknya ada Arya yang selalu perhatian pada nya. Arvin berpikir kalo tidak ada kakak pertama nya itu bagaimana dengan dirinya? Tidak ada yang perhatian pada nya kecuali Arya dan bi Minah, pikirnya.

Beberapa menit Arvin sibuk dengan pikiran nya sendiri sampai dia tidak sadar kalo Arya ada di depan nya.

"Arvin?" tanya Arya.

"Iya kak?" jawab Arvin setelah sadar dari lamunan nya.

"Kamu lagi mikirin apa? Kakak panggil dari tadi kamu diem aja," kata Ary. Lalu duduk di sebelah Arvin.

Arvin tersenyum canggung tidak enak pada Arya yang terus memanggilnya tapi dia tidak fokus.

"Gak apa-apa kak," jawab Arvin akhirnya.

"Kakak udah tanyain ke mama soal kalung itu?" lanjut nya.

Arya terdiam tidak langsung menjawab.

"Kemarin kakak mau tanya langsung ke mama tapi belum sempet," jawab Arya. Setelah beberapa menit diam.

"Nanti sore kakak tanyain ke mama, soalnya sekarang mama sama papa udah berangkat ke kantor." lanjut nya.

Arvin pun mengangguk mengerti.

"Kakak hari ini kerja?" tanya Arvin.

"Iya bentar lagi kakak berangkat," jawab Arya lalu tersenyum.

"Kamu di rumah sama Arkan dan bibi gak apa-apa kan?" lanjut nya.

"Iya kak gak apa-apa," jawab Arvin.

"Kalo gitu kakak berangkat dulu, jangan lupa makan dan minum obat lagi," kata Arya.

Arvin hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu Arya pun bergegas pergi dari sana.

Setelah keluar dari kamar Arvin, Arya berpapasan dengan Arkan yang juga hendak menuruni tangga.

"Kamu ke kampus Ar?" tanya Arya pada Arkan.

"Enggak kak," jawab Arkan seadanya.

"Kalo gitu kakak titip Arvin, dia lagi gak enak badan," kata Arya setelah mereka sampai di lantai bawah.

"Iya kak," jawab Arkan.

"Makasih," kata Arya.

Arkan hanya mengangguk, setelah itu Arya pun pergi dari sana.

                  ~~~~~~

Arvin baru saja menuruni tangga menuju ruang tamu lalu merebahkan tubuh nya di sofa. Tidak berniat menonton TV Arvin hanya ingin bersantai saja.

Sepuluh menit Arvin terdiam dia pun merasakan perutnya lapar, lalu tanpa menunggu lama Arvin menuju dapur.

Di meja makan sudah tersedia menu masakkan kesukaan nya Arvin pun mengambil nasi dan lauk pauk nya lalu langsung memakan nya.

Di sisi lain bi Minah keluar dari kamar nya lalu langsung menuju dapur, berniat menyiapkan makan siang untuk Arvin tapi ternyata Arvin sudah ada di sana.

"Den Arvin udah baikkan?" tanya bi Minah tiba-tiba.

Arvin pun menoleh ke arah bi Minah dan tersenyum.

"Udah bi," jawab Arvin, lalu kembali makan.

"Tadinya bibi mau nyiapin makan siang buat di antar ke kamar den Arvin," kata bi Minah.

"Gak perlu di antar ke kamar bi, aku bisa jalan sendiri ko, lagian aku juga udah lumayan baikkan," jawab Arvin.

bi Minah pun tersenyum lalu berkata.

"Iya den, kalo gitu aden lanjut makan nya, bibi ijin kembali ke kamar," kata bi Minah.

"Iya bi," jawab Arvin.

Setelah beberapa menit akhirnya Arvin pun selesai makan lalu kembali ke ruang tamu, baru saja dia hendak duduk tapi bel rumah nya berbunyi lantas Arvin pun berjalan ke arah pintu dan membukanya.

Setelah pintu nya di buka menampilkan sosok wanita cantik berambut sebahu. Arvin mengernyit bingung karena tidak mengenal wanita di depan nya ini.

Wanita itu pun tersenyum pada Arvin.

"Apa benar ini rumah pak Adrian dan bu Anindira?" tanya wanita itu ramah.

"Iya benar, tante siapa ya?" jawab Arvin.

" Siapa yang dateng?" tanya Arkan dari arah belakang.

Lantas Arvin menoleh ke arah Arkan dan menjawab.

"Ini kak ada yang nanyain mama sama papa," jawab Arvin.

Arkan pun keluar dan melihat siapa yang menanyakan orang tuanya, seketika Arkan terdiam dan mengepal kan telapak tangan nya. Begitu pun wanita itu yang tampak terkejut akan kehadiran Arkan, mereka masih saling diam sampai akhir nya Arvin membuka suara lagi.

"Kakak kenal?" tanya Arvin.

Arkan tidak langsung menjawab dia masih berusaha untuk mengontrol emosi nya.

Setelah di rasa cukup tenang Arkan beralih menatap ke arah Arvin.

"Kamu masuk ke dalam," perintah Arkan dingin.

Arvin pun mengangguk, sebelum masuk ke dalam Arvin melirik sebentar ke arah wanita itu lantas wanita itu pun tersenyum pada nya.

Cukup lama wanita itu menatap ke arah Arvin lalu beralih menatap ke arah Arkan.

"Arkan gimana kabar kamu? Baik kan?" tanya wanita itu lembut.

"Tante ada perlu apa datang ke sini?" tanya Arkan dingin.

"Tante ada perlu sama orang tua kamu," jawab wanita itu.

"Mama sama papa lagi gak ada di rumah, jadi sebaiknya tante pulang aja," jawab Arkan.

Arkan hendak menutup pintu tapi terjeda karena wanita itu masih membuka suara.

"Dimana anak saya?" tanya wanita itu.

Arkan pun menatap tajam ke arah wanita itu. Jadi dia tidak tau kalo tadi itu adalah Arvin, putranya.

"Kenapa tante tanya saya? Saya gak tau anak tante dimana," jawab Arkan bohong.

Entah kenapa Arkan tidak ingin mengatakan bahwa Arvin adalah anak wanita itu , Arkan harus nya jujur agar Arvin bisa ikut dengan ibu kandung nya dan keluar dari rumah ini. Tapi Arkan malah memilih untuk menutupi nya.

"Maksud kamu anak saya tidak tinggal di sini?" Tanya wanita itu dengan suara yang bergetar.

"Iya," jawab Arkan seadanya.

"Jangan bohong! Anak tadi itu siapa? Itu pasti putra saya kan?" tanya wanita itu sedikit berteriak.

Arkan pun menarik sedikit kasar wanita itu keluar menuju gerbang rumah nya lalu setelah itu menghempaskan nya.

"Mendingan tante pulang dan jangan datang ke sini lagi," jawab Arkan tegas.

"Jawab pertanyaan saya, dia itu putra saya kan?" tanya wanita itu.

"Bukan!" jawab Arkan sedikit membentak.

Wanita itu pun memaksa ingin masuk kembali tetapi Arkan mencegah nya.

"Saya sudah bilang kalo dia bukan anak tante, jadi sebaiknya tante pergi dari sini," kata Arkan.

Wanita itu pun diam tidak memaksa kembali untuk masuk ke dalam, lalu setelah itu wanita itu pun pergi dari sana dan Arkan merasa sedikit lega lalu kembali menutup gerbang rumah nya.

                  ~~~~~~

Bantu baca, vote dan komen ya
         Makasih 🙂

Senin, 24 Januari 2022

ARVIN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang