Bagian 17

1.6K 173 23
                                    

"Arvin, keluar nak ini mama," teriak Davina dari luar. "

"Arvin mama pengen bicara sama kamu."

Arvin terbangun dari tidurnya karena terganggu oleh teriakkan dari luar. Melihat jam di atas nakas yang menunjukkan pukul tujuh pagi lalu Arvin beranjak dari kasurnya menuju ke dekat kaca dan melihat siapa orang yang memanggilnya sepagi ini, ternyata itu Davina, perasaan Arvin mendadak tidak enak. Untuk apa Davina datang lagi menemui dirinya?

Arvin pun keluar kamar untuk menemui Davina, setelah turun dari tangga Arvin berpapasan dengan Arya.

"Kamu gak perlu keluar," kata Arya mencekal pergelangan tangan Arvin.

"Tapi tante Davina terus panggil aku," jawab Arvin berusaha melepas cekalan Arya.

Dari arah lain Adrian dan Anindira baru saja keluar kamar lalu menghampiri mereka.

"Vin, kamu gak perlu keluar. Biar papa aja," kata Adrian lalu bergegas keluar.

"Arya, kamu ajak Arvin ke kamar. Kalian gak perlu ikut keluar," Kata Anindira lalu ikut beranjak dari sana menyusul Adrian.

Arya pun langsung mengajak Arvin menuju kamar, Arvin tidak menolak dia mengikuti langkah kakaknya. Tepat di depan pintu kamar Arvin, Arkan berdiam diri menatap ke arah mereka.

"Tante Davina datang lagi kesini?" tanya Arkan sedikit menahan emosi. Arya hanya mengangguk sebagai jawaban.

" Vin kamu masuk duluan," kata Arya. Lalu Arvin pun masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya.

Di luar Davina sudah berhadapan dengan Adrian dan Anindira. Davina memaksa untuk menemui Arvin dan ingin membawanya pergi. Tentu saja Adrian menghalanginya, Adrian tidak akan membiarkan Davina menemui Arvin apalagi membawanya pergi.

"Mas aku mau bawa Arvin pergi, biarkan Arvin tinggal sama aku. Kamu sudah cukup merawat Arvin selama enam belas tahun sekarang giliran aku yang merawatnya," kata Davina menggebu.

"Harus berapa kali saya bilang, saya tidak akan membiarkan kamu membawa Arvin pergi!" jawab Adrian penuh penekanan.

"Aku ibu kandung nya, aku berhak membawa Arvin pergi," kata Davina emosi.

"Kamu yakin Arvin mau ikut dengan kamu? Apa kamu tidak berpikir ketika nanti Arvin tau kalo ibu kandungnya tidak mau merawatnya sama sekali?" tanya Anindira setelah lama diam.

"Kamu hanya melahirkan Arvin tapi tidak mau merawat nya, kamu malah memberikan Arvin pada saya lalu sekarang dengan tidak tau malunya kamu menginginkan Arvin kembali?" lanjutnya.

Davina diam, dia kalah telak dengan ucapan Anindira. Davina sadar dia tidak pernah mau merawat Arvin tapi sekarang dia ingin egois, Davina ingin Arvin ikut bersamanya.

"Aku cuma minta Arvin ikut sama aku, setelah itu aku gak akan ganggu hidup kalian lagi," kata Davina penuh penekanan.

"Saya gak akan ijinkan kamu membawa Arvin, Davina," jawab Adrian emosi.

"Kamu memang benar-benar gak punya malu Davina," kata Anindira dingin.

"Sekarang kamu pergi, gak perlu datang lagi kesini," lanjutnya.

Davina masih diam menatap kearah Anindira dan Adrian dengan mata yang berkaca-kaca. Dia harus memikirkan cara supaya bisa membawa Arvin pergi.

"Pergi Davina!" usir Adrian.

"Suatu hari nanti aku pasti bisa membawa Arvin pergi dari kalian," kata Davina memperingatkan. Lalu setelah itu Davina pun pergi dari sana.

Anindira dan Adrian masih diam memastikan Davina benar-benar pergi dari rumahnya. Setelah memastikan Davina sudah pergi mereka pun masuk kedalam rumah.

ARVIN ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang