04. Mogok

3.6K 517 9
                                    

"Selamat pagi, Raska!"

Raska yang baru saja keluar untuk memakai sepatunya, langsung menoleh ke sumber suara. Laki-laki itu tersenyum ke arah Harsa yang sedang mengelapi motornya dengan kanebo.

"Pagi juga, Har." jawab Raska.

"Kamu naik apa ke sekolah?"

"Gojek, Har."

"Oh, aku anterin aja, mau gak?"

"Em.. emang boleh?" yakinkan Raska.

"Boleh, daripada keluar ongkos. Kalo gitu bentar ya." Harsa masuk ke dalam rumahnya untuk mengambil jaket bomber nya dan memakainya.

"Ayo."

Raska mengangguk, menghampiri Harsa lalu memakai helm yang diberikan Harsa setelah itu ia naik di jok belakang motor Harsa.

"Pegangan, ya."

Raska mengangguk, memegang kedua sisi jaket Harsa. Kemudian Harsa langsung tancap gas meninggalkan halaman rumahnya.

Tidak ada bincang-bincang diatas motor, padahal Harsa berharap Raska mengatakan sesuatu padanya.

Harsa menghela napas dan tetap fokus pada jalanan. Tapi tak lama, motornya terasa aneh. Motornya menjadi melambat, Harsa lalu menepikan motornya.

"Kenapa, Har?" tanya Raska.

"Bentar." Harsa mencoba menstater motornya, namun ternyata motornya tidak mau menyala.

"Abis bensin?" tanya Raska lagi.

Harsa menggeleng, "Masih penuh kok. Turun dulu coba."

Raska menuruti kata-kata Harsa dan turun dari motor Harsa.

Harsa membuka jok motornya untuk mengecek apakah bensin nya habis. Tapi tidak, bensin nya masih full.

Harsa terus mencari sumber masalah kenapa motornya bisa tidak menyala. Dan Harsa yakin, motornya mogok.

"Waduh Ras, kayaknya motorku mogok." ujar Harsa seraya menggaruk kepala nya, "Aku pesenin gojek deh."

"Eh jangan!" Raska menahan tangan Harsa yang baru saja mau mengambil ponselnya di saku jaket.

"Kenapa? Aku mau cari bengkel nih, nanti kamu telat."

"Kita cari bengkel bareng aja."

Harsa melirik tangan Raska yang masih memegang tangannya, lalu ia pun tersenyum.

"Oke, ayo."

Harsa mendorong motornya dibantu oleh Raska. Cukup lama keduanya mendorong motor, sampai akhirnya Harsa menghela napas ketika ia menemukan sebuah bengkel.

"Kenapa, mas?" tanya sang pemilik bengkel yang melihat Harsa mendorong motornya.

"Ini kang, motor saya mogok, tolong di cek sekalian benerin."

"Oh boleh mas, duduk dulu aja."

Harsa mengangguk dan mengajak Raska untuk duduk di kursi kayu panjang. Harsa menatap Raska yang fokus melihat jalanan.

Lalu Harsa menyalakan ponsel nya untuk melihat jam, sudah pukul 07.45. Pria itu kembali menatap Raska.

"Ras, kayaknya kamu udah telat."

Raska menoleh, tersenyum kecil ke arah Harsa, "Iya, Har."

"Maaf." suara Harsa.

"Gak apa-apa, Har. Harusnya aku yang minta maaf, harusnya aku gak minta anterin ke kamu."

"Kamu gak minta, aku yang nawarin."

Raska terkekeh, "Udah biarin, Har. Lagian aku juga agak capek belajar terus. Aku pengen coba bolos sekali."

Harsa tidak menjawab. Harsa yakin Raska sedih karena dirinya telat datang ke sekolah. Raska adalah tipe orang yang rajin, jadi Harsa merasa sangat bersalah.

"Oh iya, Har. Kamu gak sekolah?"

"Belum nyari sekolah yang pas, Ras. Terus tanggung sih kayaknya mau pada naik kelas."

"Iya sih, minggu depan udah di bagi raport juga."

Harsa mengangguk, "Ini serius gak apa-apa, kamu nunggu sampe motor aku bener?"

Raska mengangguk, "Iya Har, aku tungguin kok."

.
.
.

Setelah motornya membaik, Harsa mengajak Raska ke sebuah kedai bakso. Hitung-hitung balas budi karena Raska sudah mau menemani nya membenarkan motor dan juga merelakan kehadirannya di sekolah.

"Kamu mau pake mie gak bakso nya, Ras?" tanya Harsa.

"Bakso nya aja, Har."

"Oke, minumnya?"

"Teh aja."

Harsa pun langsung memesankan dua mangkuk bakso pada penjual bakso nya. Kemudian Harsa duduk di kursi di depan Raska.

Selagi menunggu bakso, keduanya fokus pada ponsel masing-masing.

Satu notifikasi pesan langsung Raska tekan untuk melihatnya.

Satu notifikasi pesan langsung Raska tekan untuk melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rupanya Nadif. Sepupunya yang juga satu sekolah dengannya, tapi mereka jarang sekali berinteraksi.

Raska bingung harus membalas apa, pada akhirnya dia hanya menbaca pesan sepupunya itu. Tapi bukan Nadif namanya kalau tidak cerewet.

Raska hanya menghela napas melihat kelakuan sepupunya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raska hanya menghela napas melihat kelakuan sepupunya itu. Untungnya bakso pesanan mereka sudah siap, Raska langsung menyantap bakso itu.

Raska tidak bisa berpikir lagi bagaimana nanti jika ia sudah bertemu dengan sepupunya.

"Aku yang bayar, ya." ucap Harsa.

"Iya." jawab Raska seadanya membuat Harsa heran pada laki-laki di depannya.

.
.
.







Vote & komen

My Ex My Neighbour | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang