12. Cerita kita dulu

1.9K 309 30
                                    


Padahal Harsa sudah ketar-ketir saat Raska memanggilnya. Tapi ternyata Raska hanya ditugaskan oleh seorang guru untuk memanggil Harsa ke ruang guru.

Harsa disuruh memberi tugas pada teman sekelasnya karena sang guru mapel tidak bisa hadir untuk sekarang.

Sementara yang lain mengerjakan tugas, Harsa malah keluar, tentu tidak sendiri, Harsa sengaja mengajak Raska untuk pergi ke area belakang sekolah.

Dimana disana ada empat kursi berpasangan dan juga ada kolam ikan koi disana.

"Kamu gak apa-apa aku ajak kesini?" tanya Harsa.

Raska mengangguk, "Aku jamkos juga kok."

Harsa meraih batu kecil dan melemparnya ke kolam ikan itu. Raska tadinya ingin memarahi Harsa, tapi tidak jadi.

"Menurut kamu..." ucap Harsa membuat Raska menoleh, "...boleh gak sih aku nyesel?"

Raska sempat tidak menjawab untuk beberapa menit, remaja itu malah pindah duduk di kursi yang ada di belakang Harsa. Posisi keduanya kini saling membelakangi.

"Nyesel kenapa?" Raska balik bertanya.

"Nyesel kenapa kita harus putus waktu itu." jawabnya, "Harusnya kita musyawarah dulu, bukan langsung ngajuin kesepakatan."

"Kita udah musyawarah kok," ujar Raska, "Dan hasilnya kita sama-sama sepakat buat putus."

"Maaf..."

Tidak tahu kenapa, Raska menyandarkan kepala nya di kepala Harsa. Sangat refleks, tapi Harsa tidak masalah juga akan itu.

"Meski masih sama-sama nyaman, aku tetep gak bakal balikan sama mantan, Har."

"Kamu masih nyaman sama aku, Ras?"

Raska mengangguk, "Iya, atmosfer nya selalu bagus tiap ada di deket kamu, aku nyaman. Tapi inget kalau kita udah gak ada hubungan apa-apa lagi."

"Iya, Ras. Nyesek ya, ditambah kamu udah punya cemiwiw baru."

Raska terdiam mendengar perkataan Harsa. Raska tau mungkin Harsa masih belum menerima nya dengan orang lain, tapi kan mereka sudah bukan siapa-siapa lagi.

"Ganti topik deh." ujar Raska membuat Harsa terkekeh.

"Oke." suara Harsa yang kemudian menarik napas dan menghembuskannya pelan,  "Inget gak waktu kamu ke Bandung, pas kamu ditanya jalan sama kakek-kakek? Gak lama kakeknya ilang."

"Eh iya!!" seru Raska, "Parah itu horor banget, Har. Aku jadi parno ketemu kakek-kakek lagi."

Harsa tertawa pelan. Harsa masih ingat bagaimana ekspresi Raska waktu itu, wajahnya langsung pucat dan berkeringat.

Tapi sampai sekarang Harsa sendiri masih bingung dengan kejadian itu, apa itu hanya halusinasi mereka saja atau justru memang terjadi. Entahlah.

"Padahal disitu aku bareng kamu Har, tapi kamu sama sekali gak ngerasa takut."

"Udah biasa." ujar Harsa sambil terkekeh.

"Tapi ada yang lebih horor dari itu sih."

"Apa? Kok aku gak tau."

"Waktu kamu ke Jakarta bulan September, yang aku nginep sehari di kosan. Awalnya kamu lagi ngopi sambil dengerin podcast, tiba-tiba kamu datang ke kamar pas aku lagi nonton film. Disitu horor banget sih."

Harsa mengusap dagu nya lalu matanya terbelalak, "Yaampun iya!! Maaf banget disitu astaga, hampir ya, Ras?" Harsa terkekeh.

Raska ikut terkekeh, "Hm.. apalagi ya? Kayaknya banyak momen sih kita walau ldr juga."

"Banyak, banget malah. Tapi belum cukup aku rasa." kata Harsa seraya menjauhkan dirinya dari Raska.

"Kalo bisa sekarang kita seolah-olah jadi dua orang yang baru aja kenal, pengennya. Tapi cerita kita dulu terlalu nyata, karna kadang tiba-tiba cerita itu keulang lagi di pikiran." ujar Raska.

"Kita bisa ubah bahasa nya kok, kamu dan aku sekarang jadi temen aja. Itu cerita dulu, sekarang beda lagi. Kita bisa bikin cerita baru dengan alur dan konflik yang baru, serta aku dan kamu yang... tak akan lagi bersatu, mungkin." ucap Harsa seraya tersenyum miris.

Raska menunduk, kata terakhir yang Harsa ucapkan cukup menusuk. Kembali dengan sang mantan kekasih bukanlah hal yang disukai Raska.

Sebab motto hidupnya, ia tak akan pernah mau balikan dengan sang mantan, mau itu masih nyaman atau sayang, cukup seperti itu saja dan tidak perlu balikan.

"Iya, karena itu gak akan pernah terjadi, Har."

"Apa?"

"Balikan."

Kini Harsa yang menunduk, menatap ujung sepatunya.

"Iya." suara Harsa, "Gak apa-apa."

"Sepupu aku jomblo."

Harsa kembali menegakkan tubuhnya.

"Siapa tau mau coba pdkt." lanjutnya.

"Gak ah, galak."

Raska tertawa, teringat kejadian dimana Nadif --sepupunya menyemprotkan air pada Harsa dan temannya.

"Belum tau aslinya sih. Dia baik kok, cuma emang agak nyebelin."

"Cocoknya sama Noval sih, sama-sama nyebelin."

.
.
.

Besoknya Harsa berangkat bersama Noval, motornya mati mesin. Harsa sudah keluar dari rumah dan ada Noval yang duduk diatas motornya.

Di sebelah Harsa melihat sepupu Raska yang juga keluar. Disitu tidak tahu kenapa juga tiba-tiba Noval menggas motornya beberap kali.

"Masih pagi woy berisik!!!" sudah Harsa duga sepupu Raska pasti akan berteriak.

"Apa?!!" suruh Noval sekali lagi.

Harsa memukul bahu temannya, "Modus lu! Cepet berangkat."

"Oke bos!"

Harsa naik ke atas motor Noval dan sang pengendara langsung melajukan motornya.

Setelah sampai, mereka berdua jalan masuk ke dalam area sekolah dan berpisah di lobi karena arah kelas mereka yang beda.

Ketika kelasnya tinggal berjarak beberapa meter lagi, Harsa sudah melihat Raska bersama Marsel yang sedang duduk di depan kelas.

"Hey bro!" sapa Marsel.

"Oh- yoi bro!"

Marsel menghampiri Harsa dan mengajaknya tos, "Makasih ya kemarin udah gantiin tugas saya yang biasa nya suka di suruh guru."

"Kalem. Lo juga jadi ketua kelas jangan banyak bolos."

Marsel terkekeh, "Okeyy."

Harsa kemudian melirik Raska yang ternyata menatapnya, bukan menatap Marsel yang jelas-jelas adalah kekasihnya.

Tidak ada niat untuk menyapa sama sekali, Harsa hanya melempar senyum tipis yang nyaris tak bisa Raska lihat.

Haruskah pemandangan setiap hari di sekolah seperti ini? Harsa takut jika nanti ia kelepasan mengobrak-abrik satu sekolahan ini.

Setelah beradu tatap dengan Raska, Harsa langsung masuk ke dalam kelas. Menaruh tas diatas meja dan menidurkan kepalanya di atas tas itu.

Harsa memejamkan mata, hanya sekedar menutupnya bukan untuk tertidur.

Jujur, Harsa cemburu. Harsa ingin berada di posisi Marsel sekarang, tapi kembali pada perkataan Raska yang sama sekali tidak mau balikan.

Namun jangan mengira Harsa akan putus asa setelah itu. Bagaimana pun caranya, Harsa akan membuat benteng milik Raska itu hancur.

Mereka berdua pasti bisa kembali seperti dulu meski dengan alur cerita baru.

.
.
.






Maaf ya kemarin ada notif update, kepencet serius abis itu kuota nya habis :)

Vote & komen !

My Ex My Neighbour | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang