18. Senja mendung

1.5K 281 56
                                    


Harsa merasa sedikit lega meski sehari ia sama sekali tidak bertemu Raska atau bahkan mengobrol dengan laki-laki itu.

Obrolan mereka tempo hari, membuat Harsa tak perlu khawatir akan sakit hati lagi. Bolehkan kalau Harsa berharap lagi? Karena Raska sudah membuatnya yakin bahwa laki-laki itu pasti akan kembali padanya cepat atau lambat.

Harsa menaikkan kedua kakinya ke atas meja membuat seseorang yang duduk di sampingnya mengernyit.

"So fun banget ya."

"Hah?" suara Harsa yang tidak mudeng.

"Sopan maksudnya." kata Rehan yang kemudian terkekeh.

Harsa menggeleng-gelengkan kepalanya. Rehan sudah cukup akrab dengannya, ternyata mereka satu frekuensi walau jika dibandingkan Rehan lebih menyebalkan, kata Noval.

"Gue juga dulu orang Bandung, sehabis lulus smp langsung pindah kesini." kata Rehan.

"Kenapa pindah?"

"Bapak gue kerjaan nya di pindahin jadi ya sekalian juga pindah, daripada ntar bapak gue bolak-balik"

Harsa mengangguk, "Iya juga, kasian bapak lo."

"Pulang sekolah mau ikut gak?"

"Kemana?"

"Ke kafe punya abangnya si Haje, lo sekalian gue kenalin sama anak-anak circle gue."

"Gue boleh ajak Noval?"

"Ajak aja, rame lebih bagus."

"Oke, tapi gimana ntar ya."

Rehan mengangguk sebagai jawaban. Lalu Harsa dan Rehan sama-sama menoleh ke arah pintu, dimana seseorang baru saja masuk. Itu Marsel, pasti dia habis bertemu Raska. Tapi raut wajahnya tampak tidak seperti biasa.

Harsa lalu membalikkan tubuhnya, agar menghadap ke arah Marsel yang duduk tepat di belakangnya.

"Lo kenapa?" tanya Harsa.

Marsel melirik Harsa, bibirnya tersenyum kemudian menggeleng.

"Serius?"

"Saya gak apa-apa kok." jawab Marsel.

Harsa dan Rehan lalu saling pandang, setelahnya mereka berdua mengangkat bahu acuh.

.
.
.

Noval baru saja sampai ke kantin, matanya tidak sengaja melirik Raska yang sedang duduk sendiri dengan satu gelas es jeruk diatas meja.

Kakinya melangkah berniat menghampiri Raska. Noval menarik kursi lalu duduk.

"Sendiri aja?"

"Ya liatnya gimana?"

Noval bungkam walau ia tetap kembali berbicara, "Gak sama Hars-- eh Harsa mah kan udah bukan siapa-siapa lo. Maksudnya Marsel."

Raska tersenyum kecut, cukup menyedihkan mendengar kalimat pertama Noval. Raska tahu Harsa bukan siapa-siapa nya lagi, tapi bisakah itu tidak usah diperjelas?

"Iya tau Harsa udah bukan siapa-siapa gue lagi. Kadang gue sedih setiap diingetin kayak gitu, jadi gak usah di perjelas, ya?"

Noval mengangguk. Lalu seseorang yang Noval tunggu-tunggu akhirnya datang. Harsa datang sambil membuka satu kancing seragamnya yang paling atas.

Laki-laki itu duduk di samping Raska, membuat Raska terkejut atas kedatangan Harsa.

"Hai, Ras!" sapa Harsa yang tersenyum ke arah Raska dan mengajak laki-laki itu untuk tos.

Raska ikut tersenyum dan melakukan tos bersama Harsa.

"Kamu gak sama Marsel, Ras?"

Raska menggeleng, "Kayaknya mood dia lagi gak bagus."

My Ex My Neighbour | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang