20. Jangan terluka lagi

1.6K 279 36
                                    


Noval bersama Rehan memberhentikan motor mereka di deretan motor yang lain, sama-sama membuka helm dan masuk ke dalam sebuah kafe yang cukup ramai saat ini.

"Bang Aji, si Haje ada kan?" tanya Rehan pada seorang laki-laki yang duduk di dekat para barista.

Laki-laki yang tampak sedang merokok itu menekan ujung rokoknya di asbak lalu mengangguk, "Ada, masuk aja."

"Oke, yok Val." Rehan mengajak Noval untuk masuk ke sebuah ruangan yang terlihat seperti kamar.

Ada sebuah kasur, sofa, tv, meja dan lemari kecil. Noval bersama Rehan sama-sama terkejut melihat Harsa yang duduk di kasur dengan seragam yang kotor dan juga luka goresan yang cukup panjang di tangan laki-laki itu.

"Har! Lo kenapa anjir?!" Noval langsung menghampiri temannya itu, begitu juga Rehan.

"Lo kecelakaan?" tanya Rehan.

"Gue cuma jatoh."

"Terus kok bisa ada disini?"

"Gue kebetulan lagi jalan kaki, niat mau ke minimarket malah liat dia jatoh." sahut Haje yang baru datang dengan plastik putih besar bertuliskan indomaret.

"Ah elo mah bikin panik aja!" Noval memukul pelan bahu Harsa yang malah terkekeh.

"Gue cuma luka aja, kalo beneran ketabrak terus mati gue udah pasrah juga."

"Cih." Noval mendecih, "Terus lo mau ninggalin Raska? Gak bakal jadi balikan?"

"Eh ya juga, gak deh gak deh, gue bersyukur masih hidup."

Semuanya tertawa mendengar perkataan Harsa. Haje tidak mengerti, tapi dia ikut tertawa saja. Kemudian dia membagikan minuman pada temannya, karena Haje sudah tahu jika Rehan akan mengajak teman baru nya.

"Ini, Je, temen baru gue."

Haje mengangguk, "Hooh, yang ini nama nya siapa?" Haje menunjuk Noval di sampingnya.

"Noval."

"Oh, salken ya val!" Haje dan Noval pun saling berjabat tangan, berbeda dengan Harsa yang tidak menjabatnya sama sekali, untung Haje agak sabar orangnya.

"Yang lain lagi pada otw, lo pada jangan pulang dulu ya." ujar Haje yang diangguki kepala oleh  mereka.

.
.
.

Dua hari Harsa tidak pulang ke rumah karena tidak siap melihat wajah papa, mama dan kakak laki-lakinya yang khawatir akan kondisi Harsa waktu itu.

Harsa menyuruh Noval untuk memberi tahu orang tua nya bahwa ia menginap di rumah Noval, dan Noval juga meminta kerja sama orang tua nya apabila orang tua Harsa datang ke rumahnya, bilang saja mereka pergi ke basecamp temannya.

Karena selama dua hari itu mereka menginap di rumah Haje, mereka juga tidak masuk sekolah, termasuk Rehan yang ikut-ikutan.

Dan sekarang Harsa siap pulang ke rumah, dia juga meminjam baju Haje. Kebetulan motor Harsa pun sudah tidak rusak lagi karena bantuan dari teman-teman Haje yang lain.

"Gue balik ya, makasih udah bantu gue." ujar Harsa pada Haje sambil tos.

"Santai aja, kapan-kapan pada main lagi ya, temen-temen gue pada jauh juga."

"Siap."

"Pamit ya, Je." sahut Noval.

"Yoi, hati-hati kalian."

Harsa dan Noval sama-sama membunyikan klakson motor mereka dan pergi dari halaman rumah Haje.

Komplek rumah Haje tidak terlalu jauh dari komplek rumah mereka, hanya menghabiskan waktu 15 menit, mereka akhirnya sampai.

Noval sudah belok lebih dulu di blok C, sedangkan Harsa di blok G. Harsa menstandar motornya di depam rumah, membuka helmnya dan sedikit menyisir rambutnya yang acak-acakan.

Matanya tak sengaja melirik rumah di samping yang terlihat sepi. Harsa sempat terdiam beberapa saat, lalu turun dari motornya dan melompati pagar pembatas halaman rumahnya dengan halaman rumah sebelah.

Harsa mendekati rumah itu, sedikit celingukan untuk melihat keadaan di dalam, apakah ada orang atau tidak sebelum akhirnya ia terkejut oleh teguran seseorang.

"Harsa?"

Harsa berbalik dan terkejut melihat Raska yang berada di belakangnya.

"Ampun! Aku gak niat mau maling kok, Ras." ujar Harsa sambil berlagak meminta ampun.

Bukannya merespon, Raska tidak sengaja melihat luka goresan yang ada di tangan Harsa yang terlihat sudah mengering.

Lantas Raska menarik tangan Harsa untuk melihatnya lebih jelas.

"Ini kenapa?" tanya Raska yang beralih menatap Harsa.

"Um.. ini.." Harsa menarik tangannya dan menyembunyikannya supaya Raska tidak melihat luka nya lebih lama, "Ini gara-gara jatoh."

"Beneran karena jatoh?"

Harsa mengangguk lalu memberanikan diri menatap Raska, Harsa pun menyadari sesuatu. Mata Raska terlihat sembab, kedua tangan yang awalnya ia sembunyikan kini malah menangkup wajah Raska.

"Kamu kenapa, Ras? Habis nangis?"

Raska menunduk, "Kamu kemana selama dua hari kemarin, Har?"

Hati Harsa seperti sedang di sengat sesuatu yang tidak terlihat ketika mendengar pertanyaan Raska.

"Akuㅡ" Harsa tidak meneruskan ucapannya, melainkan menarik Raska ke dalam pelukannya.

"Jangan terluka lagi, Har, aku gak suka liat kamu terluka."

Harsa tertawa kecil atas perkataan Raska, "Kamu juga jangan nangis lagi, nanti aku ikut sedih."

Harsa tidak mengerti dengan sikap Raska yang tiba-tiba jadi perhatian dan tidak ingin ia terluka lagi, tapi Harsa sendiri pun tidak ingin Raska menangis.

"Har."

"Iya?"

Harsa merasa Raska memeluknya semakin erat, bahu nya terasa hangat dan merasakan bahu Raska yang bergetar.

"Marsel selingkuh."

Harsa tersenyum tipis tanpa disadari Raska, "Kamu tau? Berarti tuhan cuma pengen kamu sama akuㅡ ADUH!! Sakit." Harsa meringis merasakan cubitan Raska di punggungnya.

Raska yang sedang menangis malah tertawa atas kelakuannya sendiri, kemudian melepaskan pelukannya.

Harsa menghapus jejak air mata Raska dengan kedua jempolnya.

"Jangan nangis, ya?" suara Harsa sambil tersenyum manis pada Raska, "Berarti, kamu... mau kan balikan sama aku?"

"Nggak."

"Kenapa? Kan kamu udah putus sama Marsel."

"Aku gak bilang kalau aku putus sama Marsel."

"Oh." Harsa langsung mengusap tengkuk lehernya, sedikit malu karena dia sudah pede mengajak Raska untuk balikan.

Raska terkekeh, "Aku cuma bilang, Marsel selingkuh. Walau aku gak punya perasaan yang sama kayak dia, tetep aja aku sakit hati. Maksud aku, kamu mau nunggu buat aku kan, Har?"

Harsa tersenyum lagi sambil mengangguk, "Aku bakal nunggu sampe kapanpun, sampe Mail jadi miskin pun aku tungguin."

Mereka pun tertawa sampai kakak laki-laki Harsa berteriak.

"DEK! BALIK LO!!"

.
.
.













Waduh maaf baru up lagi, fokus sama book satu lagi hehe

Vote & komen ya jangan lupa ^^

My Ex My Neighbour | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang