14. Memelukmu rindu

1.8K 320 17
                                    


"Har!"

"Cuk!"

Noval mendengus ketika sang teman sulit di bangunkan dari tidurnya. Noval melirik jam yang melingkar di tangannya, sudah pukul setengah lima sore.

Bisa-bisanya Harsa malah tertidur di kelas sampai lupa pulang.

"WOY GEMPA WOY!! TSUNAMI TSUNAMI!!"

"HAH?! MANA?! AYO NGUNGSI COK!!"

Harsa yang setengah sadar langsung meraih tasnya dan menarik tangan Noval menuju keluar. Tapi setelah sampai di luar Harsa terdiam melihat Noval yang sudah tertawa.

Di tambah lagi di sisi kiri ada Raska bersama pacarnya yang menatap ke arahnya.

"Tai, gue beneran lagi mimpi tsunami, kaget siah." Harsa memukul kepala Noval.

Sedangkan Raska dan Marsel hanya terkekeh, lalu kembali berjalan melewati mereka berdua.

Harsa bisa melihat dari belakang bahwa tangan mereka saling menggenggam. Kepala nya menunduk seraya menghela napas.

"Kena serangan jantung gue lama-lama." Harsa memegang dada kiri nya kemudian pergi meninggalkan Noval yang masih belum selesai tertawa.

"Eh Har! Tunggu!"

.
.
.

Akhir pekan pun datang, Harsa niatnya ingin bangun siang tapi tidak bisa setelah pagi-pagi buta sekali Noval datang ke rumahnya.

Harsa sempat heran pada Noval yang akhir-akhir ini sering berkunjung ke rumahnya. Oh atau jangan-jangan, Noval serius mendekati sepupu Raska itu.

Pagi ini, pukul 07.15 Harsa dan Noval sedang duduk di teras rumah, tentu dengan dua cangkir kopi panas di samping mereka masing-masing.

Noval dengan kebiasaan nya yaitu bermain gitar. Jika dilihat Noval ini boyfriend material sekali, walau hanya memakai kaos dan celana pendek, tapi ketampanan nya tidak pudar sama sekali, di tambah ia bermain gitar.

Itu semua hanya opini Harsa, jangan berpikiran aneh, Harsa tidak mungkin menyukai si kunyuk Noval.

"Kok tetangga sebelah belum keluar, ya?" gumam Noval.

"Mana gue tau."

Noval melirik Harsa sekilas, kemudian kembali fokus pada gitarnya sambil memajukan bibirnya.

"Masih ngarep balikan?"

"Siapa?"

"Elo, lah." seru Noval.

Harsa menarik napas panjang lalu membuangnya sampai bersuara, "Ngarep sih masih."

Noval tidak berbicara lagi. Kini hanya terdengar suara petikan gitar Noval yang mulai berirama dan merdu.

"Har."

Harsa beserta Noval berbalik, terlihat ada mama Harsa yang sudah berpenampilan rapi.

"Kemana, ma?" tanya Harsa.

"Olahraga sama papa, jaga rumah ya. Kalo mau keluar kunci aja, mama ada kunci cadangan."

"Asyiap!"

Tesa pun berjalan keluar dari halaman rumah diikuti suaminya. Papa Harsa ini tipe orang yang tidak banyak bicara, tapi jauh dari perkiraan orang di luar sana, Jonathan ini moodbooster di keluarga nya.

Makanya Tesa tidak pernah merasakan sepi di rumahnya, setiap malam pasti ada saja kebisingan atau komedi dadakan yang di ciptakan tiga orang kesayangannya.

Kembali pada Harsa yang kini terus memantau rumah sebelah yang pintunya masih tertutup rapat.

Tidakkah mereka menikmati akhir pekan ini? Harusnya hari ini di manfaatkan untuk bersenang-senang atau apapun itu.

Tapi beberapa detik terlihat pintu rumah itu terbuka, oh panjang umur.

Namun setelah melihat siapa yang keluar, oke, entah, Harsa jadi tidak ingin berharap lagi.

"Gebetan lo tuh." Harsa menyenggol lengan Noval.

"Hah mana? Oh iya!! Ayang gue."

Harsa menatap Noval geli.

"Yah masuk lagi." ujar Noval.

"Gak jodoh berarti."

"Jodoh anjir! Kalo gak jodoh, nanti elo kesamber gledek."

"Kok gue sih!?"

Noval langsung menggenjreng gitarnya kencang lalu tertawa, sebab melihat Harsa yang terkejut sambil menutup telinga nya.

"Tapi ya Har, kata gue mending lo move on, gue gak maksa sih. Cuma ya lo percuma aja gitu masih berharap ke mantan lo yang jelas-jelas sekarang udah punya pengganti lo."

Harsa sedikit tertohok dengan kalimat terakhir yang diucapkan Noval.

"Emang lo yakin val dia bener-bener gantiin gue di hatinya?"

"Lah? Sumpah lo pede banget asli kalo nganggap Raska masih nyimpen nama lo di hatinya."

Harsa terkekeh, "Mungkin ada dua kemungkinan sih val. Pertama, dia beneran gantiin gue di hatinya. Terus kedua, bisa aja dia cuma sekedar gantiin posisi gue tapi nggak di hatinya."

"Pinter. Udah lo jadi pendongeng handal aja."

Harsa tertawa, ia merasa lucu saja dengan apa yang ia bicarakan. Faktanya ia memang mengarang tapi ada sedikit bumbu harapan di opini kedua.

Hanya sekedar menggantikan posisinya, tidak di hatinya.

"Inget Har sekali lagi, Raska udah punya pacar."

Harsa tersenyum miris, "Iya. Tapi kalo boleh milih, gue lebih milih gak tau diri."

"Maksud lo?" Noval meletakkan gitar nya itu di lantai kemudian menghadap Harsa.

"Meski dia udah punya pacar, gue bakal terus kejar dia, dapetin dia lagi kayak dulu."

.
.
.

Tidak terasa setengah hari ia habiskan hanya untuk sekedar konser dadakan bersama Noval, menyesap kopi, bercerita hal random bersama temannya itu.

Sore ini Harsa sedang berjalan menuju warung untuk membeli mie instan dan telur.

Namun baru saja keluar dari halaman rumah nya, ia melihat Raska yang sedang membawa sepeda.

"Raska?"

Yang dipanggil kemudian menoleh, "Eh, iya Har?"

"Kok di dorong gitu sepedanya, bukan di kemudiin?"

"Ini abis di pake Nadif, terus orang nya kebelet. Soal di kemudiin, aku masih trauma."

"Pasti gara-gara jatoh."

Raska menggeleng, "Lebih tepatnya hampir ketabrak sama mobil."

Harsa terkejut mendengar itu, "Syukur deh masih sehat sampe sekarang."

Raska terkekeh lalu menstandarkan sepeda nya itu. Lalu ia menatap Harsa yang ada di depannya, angin sore meniup perlahan rambut keduanya.

"Harsa."

"Iya?" jawab Harsa yang ikut menatap Raska.

Raska jadi sedikit salah tingkah kemudian menggeleng dan menatap ke arah lain.

"Aku boleh titip sesuatu gak?" kini Harsa bertanya pada laki-laki di depannya.

"Apa?"

"Titip rindu buat kita yang dulu."

Raska tertegun, merasakan sesuatu yang aneh di dadanya.

"Boleh?"

Raska awalnya tidak merespon tapi lama-lama ia mengangguk, "Iya."

Harsa mengikis jarak antara dirinya dan Raska, lalu menarik tubuh pendek kurus itu ke dalam dekapan nya.

Memeluknya seperti dua tahun yang lalu, hangatnya masih terasa sama tapi perasaan nya sudah terasa berbeda.

Perlahan Raska menyentuh punggung lebar Harsa kemudian dengan cepat melingkarkan kedua tangannya di tubuh Harsa seraya menyembuyikan wajahnya di bahu pria itu.

.
.
.








Maaf baru update

Vote & komen ♡

My Ex My Neighbour | HyuckrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang