1

698 36 27
                                    

Dalam derasnya hujan, sebuah motor melaju dengan kecepatan cukup tinggi. Pulang ke rumah dengan segera adalah tujuannya dari tadi. Bukan karena dia tergesa atau bagaimana, hanya saja dia sudah kelewat basah dan tidak ada gunanya mencari tempat berteduh. Rivo namanya, pemuda dengan tubuh yang bergetar kedinginan itu berusaha mempercepat lajunya agar tujuannya segera tercapai. Berlindung dibalik selimut merupakan tujuan utamanya. Karena dingin air hujan begitu menusuk sampai ke sumsum tulangnya.

Sesampainya di rumah, harapannya sedikit punah. Rivo justru melihat adegan perdebatan kedua orang tuanya yang Rivo tidak tahu alasannya. Kejadian seperti ini sudah biasa, bukannya membuat Rivo terbiasa, yang ada dia malah muak melihatnya. Tentu saja, ini bukan tontonan anak remaja dan Rivo tidak akan ikut campur di dalamnya. Berbalik badan, Rivo mengurung niat untuk masuk ke dalam sana. Mencari tempat lain yang akan membawanya pada suasana yang lebih ramah. Bukannya dia tidak peduli, tapi ikut campur hanya akan membuat keadaan makin melebur.

Mengurung niat untuk masuk, Rivo lebih memilih pergi agar nanti dia tak mengamuk. Adegan perdebatan itu membuat jantungnya serasa tertusuk, kepalanya pun serasa terantuk. Kembali dia memutar motornya memasuki derasnya hujan yang masih sama. Matanya sampai memerah, bukan karena hujannya, tapi karena sakit hatinya. Benar, Rivo membenci salah satu dari orang tuanya, tentu ada alasan dibaliknya. Alasan yang mungkin akan membuat semua orang mendukung kebenciannya.

Di tepi halte bus, Rivo menghentikan motornya. Bukan untuk berteduh, tapi untuk menghilangkan pening pada kepalanya. Rivo pun melepas helm yang terasa memberatkan kepalanya, sedikit ada tenang yang dia rasa ketika helm dilepasnya. Rivo terdiam untuk sesaat, membiarkan rintik hujan membasahi kepalanya. Semoga dengan itu ada sedikit tenang yang akan membawanya.

Seketika hujannya tak lagi terasa, padahal Rivo yakin hujannya sama sekali belum reda. Menatap ke atas sana, Rivo bisa menyaksikan sebuah payung membentang di atas kepala. Rivo pun menuntun matanya ke arah di mana posisi tangan yang memegang payung itu untuknya. Di sebelah kirinya, Rivo melihat seorang gadis seumurannya sedang mengulurkan saputangan dengan tangan yang satunya.

Rivo menatapnya ragu, Rivo sama sekali tidak mengerti dengan pemberian gadis itu. Rivo bahkan sama sekali tidak mengenalnya, saputangan itu juga bukan miliknya. Jadi, tidak ada alasan untuk menerimanya.

Seolah mengerti dengan apa yang Rivo ragui, gadis itu menunjuk hidungnya memberi isyarat kepada Rivo untuk apa saputangan itu ditawarkannya. Dengan segera Rivo menyentuh hidungnya, ada cairan berwarna merah ikut menetes dari sana bersamaan dengan air hujan yang membasahi wajahnya.

Buru-buru Rivo menerima saputangan gadis itu dan mengelapnya dengan segera. 'Ck!' gerutu Rivo dalam hati kecilnya.

Gadis itu tampak membentangkan tangannya ke udara. Sedikit air hujan tampak membasahinya, dia hanya memastikan kalau hujannya sudah reda. Tetapi, kelihatannya masih belum reda dan dia sudah tidak ada lagi urusan di sini. Meninggalkan Rivo tanpa permisi, gadis itu menuju halte dan menutup payung setelahnya.

"Woi! Nama lo siapa?" tanya Rivo sedikit berteriak.

Gadis itu tampak menoleh, bukannya menjawab, dia malah membalasnya dengan senyuman. Setelahnya dia masuk begitu saja ke dalam bus dan mencari tempat kosong di dalam sana. Saat itu juga, ada sebuah melodi yang bekerja seperti bius pada lokasi di mana hati Rivo berada. Senyuman itu mengingatkannya pada bahagia yang selama ini terlalu jarang Rivo terima. Ada sedikit semburat hangat yang dia rasa dan entah itu apa.

Selanjutnya, Rivo memeriksa kembali saputangannya. Menatap ke segala sisi yang membuat matanya menemukan sebuah sulaman indah. Jahitan yang rapi pada sudut kanan bagian bawah, menyuratkan sebuah kata yang Rivo pikir adalah nama. Sapu tangan berwarna merah mudah dengan sulaman nama benang biru tua itu Rivo remas dengan tangannya. Tanpa berpikir lagi, Rivo menyimpannya pada kantong jaket ditubuhnya.

Duri (End✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang