13

2K 305 16
                                    

Mulai bab ini Junkyu bakalan dipanggil 'istri' sama 'mama' ya guys. Soalnya kalo dipikir-pikir enakan gitu. Maaf atas segala kelabilanku hehe :")









"Biarin aja deh, biarin anakmu nanti ileran. Kalau dia nanya bakal kujawab kalau papanya pelit, medit, kantong kering. Bakal kuhasut biar dia dengki sama kamu," kata Junkyu di pagi hari yang lumayan cerah ini :)

"Dih?" Haruto sampai bingung mau merespon pakai kalimat apa.

"Iya! Biar nanti ada cerita 'Anakku ileran memusuhiku karena kesalahan di masa lalu'. Aku sutradaranya!"

Haruto senyum asem. Menganggap kerandoman Junkyu dan keinginan ngeselinnya itu sebagai karma dari perbuatannya di masa lalu.

It's okay wae, Kyu. Haruto rak popo.

"Inget kata dokter, Bebe. Kamu emang dianjurkan makan banyak tapi yang bergizi, nggak boleh sampai kebanyakan juga biar nggak jadi penyakit." Dia coba jelaskan dengan hati-hati.

Lengannya otw rengkuh pundak Junkyu sambil kecup-kecup di pucuk kepala.

Merasa istrinya mulai memposisikan dirinya senyaman mungkin di dalam rengkuhan, Haruto hela napas lega, tandanya Junkyu bisa diajak negosiasi dengan baik-baik :)

"Tapi lagi pengin banget, Haruuu!" Junkyu merengek, mendusalkan hidungnya di telinga Haruto.

Agak warning sih sebenarnya, tapi Haruto harus tetap sadar dari bayangan zina halal karena kondisi istrinya yang hamil kurang dari lima minggu.

"Aku sebenernya suka kalau kamu malah banyak makan, nggak mual-mual, masih aktif begini. Tapi kalau nanti malah jadi penyakit gimana?"

Tapi Junkyu malah jadi kesal. "Yasudah kalau gitu biar aku aja yang mual-mual biar nggak banyak minta makan. Lagian kamu juga kesel kan tiap hari gantiin aku morning sick?"

Haruto maunya mengiyakan kata-kata Junkyu, soalnya dia nggak sanggup harus muntah tiap pagi, makan juga kurang napsu sampai badannya tambah kering kerontang.

Tapi kalau dipikir-pikir lagi selain nanti bisa nyakitin hati istrinya, dia juga nggak mau lihat Junkyu lemes tiap pagi terus pipi gembilnya ilang. Sudah cukup bawa anaknya ke mana-mana terus jadi gampang capek jangan sampai Junkyu lemah letih lesu tak bertenaga. Haruto nggak tega :((

Haruto tarik kata-katanya beberapa hari lalu yang nggak mau ikutan nanggung masa ngidam Junkyu. Mereka sudah nikah jadi beban istri jadi beban suami juga.

Eh tapi baby gembulnya bukan beban kok, baby kan kecebongnya juga, jadi kalau baby berulah ya nggak apa-apa pasti turunan mereka juga :)

"Sayang, dengerin aku ya? Coba deh dipikir dulu kalau kamu sering makan yang instan, terus gizi buat baby darimana? Makan yang banyak minyak terus emang kamu mau baby kolesterol sejak dini, enggak kan?"

Plak!

"Jangan ngawur! Masa kecebong segede ini sudah kena kolesterol?" Junkyu elus-elus perutnya sambil ngomong sok lembut. "Iya baby, maafin papa ya, dia emang ngeselin kok nanti kalau kamu udah lahir tabok aja okay!"

Haruto mendengus malas. "Masih kepompong sudah diajarin kriminalitas!"

"Soalnya mukamu cocok jadi terdakwa sih," balas Junkyu santai.

"YANG! Ah mau emosi tapi kamu imut, nggak bisa nih akunya!" Junkyu ketawa senang lihat wajah frustrasi suaminya.

"Nggak boleh mendumal dalam hati juga loh, Yang. Anakmu pinter nih, dia bisa tahu."

Haruto coba menstabilkan napas sambil memikirkan kebun bunga di dalam otaknya. Dia nggak mau morning sick hebat kayak kemarin gara-gara misuhin anak sama istrinya dalam hati.

Sekali misuh saja dia langsung mual-mual, ngomong agak tinggi ke Junkyu juga langsung mual. Nggak bohong, seniat itu anaknya bikin dia bertaubat.

Agak pilih kasih tapi mau gimana lagi?

"Kamu pesan salad deh, Yang. Kayaknya enak tuh, aku tiba-tiba pengin, tapi jangan ada jeruknya ya," minta Junkyu secara tiba-tiba tanpa tedeng aling-aling.

"Nggak mau bikin sendiri aja nih? Kan di kulkas ada bahan-bahannya. Daripada kamu nanti nggak suka sama bentuk pesanannya terus dibuang, mending bikin yang sesuari selera pribadi kan?" Haruto ngasih saran.

Junkyu memicing curiga. "Takut mubazir atau males ngeluarin duit nih kamu?"

Haruto ngalingin pandangan sambil garuk-garuk kepala. "Y-ya kalau bisa menghalau keduanya kenapa enggak?"

"Halah, dasar teko karatan. Kusuruh baby hukum kamu nih ya, mau?"

"Yang! Iya ini loh mau dipesenin. Jangan ngebatin yang enggak-enggak!" Haruto panik.

Sudah cukup anaknya yang nggak bisa diajak kompromi, masa istrinya mau ikut-ikutan?

Haruto jadi nggak yakin nih lama-lama :(((





———TBC

Soal janin yang dendam ke bapaknya tuh cerita asli guys. Kemarin ipar sepupu gue semacam 'dikerjain' sama calon anaknya :")

Rumah Tangga | Harukyu [2]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang