Terhitung semingu setelah drama pemberitahuan kehamilah. Pasangan kita masih sama sengkleknya. Junkyu yang makin sensi dan banyak mau, sementara Heruto tetap goblok dan kadar pekanya di bawah rata-rata.
Haruto tiap hari selalu sambat tanpa kenal lelah. Psikisnya agak terganggu gara-gara harus meladeni dan mencoba sabar sama keinginan suami manisnya.
Enggak, Junkyu bukannya banyak mau, dia cuma banyak makan kok. Dan Haruto agak nggak suka karena takut suaminya kelebihan berat badan.
Goblok kan?
"Penjahat rumah tangga!"
Junkyu cemberut sambil memerhatikan Haruto yang meringis sambil garuk tengkuk.
"Aku salah apalagi sih, Yang?" tanya Haruto.
"Aku pengin donat masa nggak dikasih? Kamu emang pelit atau lagi kere sih?" Junkyu dan mulut lemesnya emang agak nyebelin.
Haruto berusaha buat nggak tersinggung. Enak saja dibilang kere, Junkyu minta rumah sekarang juga ayo langsung beli.
"Pipimu loh udah segede mangga masa mau ngemil terus, gendut nanti, Yang."
Junkyu kepalkan tangan penuh emosi. Masih nggak paham kenapa bisa nikah sama manusia goblok yang cuma punya kelebihan ganteng doang.
Duitnya emang cukup buat foya-foya sih, tapi kalau kayak gini dirinya juga yang susah.
Harus punya kesabaran tinggi.
"Yasudah kalau begitu aku mau bubur ayam," kata Junkyu, mencoba mengalah karena malas ribut.
Tapi gelagat suaminya seperti mau menolak. "Mana ada yang buka? Udah sana makan apa kek yang ada di rumah. Jajannya besok lagi," jawab Haruto dengan santai.
"Cari dulu dong, ganteng. Nyari kesalahan orang lain saja bisa masa nyari bubur ayam nggak bisa?" Itu beda konteks sih, Kyu.
"Besok pagi saja deh, kalau sekarang panas, Bebe. Aku nanti mau ke tempat papa males mandi lagi."
Netijen ada yang mau gebuk Haruto nggak? Perasaan baru tadi bilang mau jadi calon ayah yang baik dan benar tapi sekarang malah blangsak.
Junkyu cubit pipi kanan Haruto penuh emosi. "Ayo dong, ganteng, mau jajan ya ya ya?"
"Nungguin mama saja deh, nanti jam 2 mau ke sini." Sambil menampik tangan Junkyu karena pipinya lumayan sakit.
Aku sih kalau jadi Junkyu bakalan marah, cuma ini Junkyu yang terlalu sabar dan terlatih barbar. Dia memilih nendang Haruto sampai jatuh ke bawah.
"Mampus!"
Drrt! Drrt!
Junkyu raih hp-nya dari atas meja terus senyum senang. "Halo, cantik. Kok tumben telepon?" Nggak lupa me-loudspeaker.
Haruto mendelik. "Et! Jangan genit ya, mbul!"
"Ajuuun apa kabar? Fani kangen banget sama kamu," seru manusia dari seberang sana, yang ternyata adalah adik perempuan Haruto.
Haruto langsung rebut hpnya terus mencak-mencak. "Apanih kangen-kangen, manusia gembul yang satu ini sudah punya pawang. Kamu kalau jomblo nggak usah merencanakan penikungan, berjuangnya sampai bolak-balik Bandung-Solo nih!"
Terdengar tawa mengejek. "Halah, berjuang kok bosen dikit main sengat-sengatan sama yang lain."
"Saya sudah tobat, berjanji nggak bakalan maksiat-"
"Maksiatnya sih enggak, tapi begonya masih melekat. Oh iya, jadi kapan mau bereproduksi? Aku pengin punya ponakan yang lucu-lucu."
Sekarang gantian Haruto yang tertawa penuh ejekan. "Kalau urusan itu nggak perlu ditanya, aku kan jago goyang. Buktinya Junkyu sudah isi tiga hampir empat minggu." Dia ngomong dengan sangat bangga, sambil naik turunin alis bikin Junku bergidik geli.
"DIH? JANGAN BOHONG YA WAHAI PENDUSTA DUNIA!"
"Nih tanya kakak iparmu kalau nggak percaya."
"Kajuuun, informasi barusan itu benar adanya nggak? Soalnya kalau Jaruti yang ngomong suka dikasih bumbu kepalsuan, aku susah percayanya."
Haruto itu dikenal sebagai penipu ulung sama adiknya. Readers saja kadang nggak percaya apalagi adiknya yang sudah jadi korban tahunan.
Sambil tertawa geli, Junkyu mengiyakan pertanyaan Fani. Sesekali cemberut sambil curhat karena ngidamnya nggak diturutin.
Diam-diam si ganteng menelan ludah susah payah.
"Awas ya, Harto! Kuadukan sama mama biar kamu digantung!"
Okay, mari kita berdoa untuk kelangsungan hidup Haruto.
Mamanya kan lebih sayang mantu daripada anak sendiri.
———TBC
Sekarang ribut saja dulu, habis itu uwu-uwuan
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tangga | Harukyu [2]✔️
FanfictionSetelah acara lamaran yang nggak jelas, kini tiba saatnya pasangan 'agak gila' kita membinan rumah tangga yang entah akan jadi apa bentukannya. Sequel PACARAN.