22

1.8K 325 152
                                    

Junkyu sama Rey yang lagi cerita terpaksa berhenti sewaktu Haruto masuk ke dalam ruang rawat. Cowok itu udah ganti baju dan bawa-bawa ransel buat bepergian.

Bener-bener nekat.

"Sayang, ada yang sakit?" Haruto langsung duduk di sebelah Junkyu yang lebih memerhatikan apel di tangannya.

Ada, hatiku yang sakit.

"Kok diam terus, masih marah?" Dikecup punggung tangan istrinya buat penenang.

Tapi sebenarnya nggak perlu, cukup Haruto enyah dan Junkyu kayaknya baru bisa tenang.

"Eh, Jaruti. Mending kalau mau pergi disegerakan aja deh, nggak usah sok manis-manis kalau ujungnya lamis." Beruntung Junkyu punya temen cewek yang mulutnya sepedas kehidupan, dia nggak perlu capek sudah ada yang mewakilkan.

"Nggak usah ikut campur," balas Haruto, matanya menatap tajam kembaran sahabatnya itu.

Rey berkerut kening. "Enakan juga es campur," katanya, kemudian melanjutkan,"udah sana pergi, bumi nggak membutuhkan eksistensi orang bodoh."

Haruto mengabaikan cewek itu kemudian menatap dalam Junkyu. Dia berusaha salurkan segala yang dirasa lewat tatapan mata.

Tapi rasa apa, To? Rasa egois yang tinggi atau rasa kegoblokan yang hakiki.

"Babe, aku berangkat ya. Jangan lupa makan sama minum obat, aku di sana sibuk jadi kemungkinan nggak bisa ngabarin kamu. Aku janji bakal langsung pulang kalau semua udah selesai dan juga-"

"Nggak perlu. Mending sekarang kamu pergi, aku mau istirahat," potong Junkyu, menaikkan selimut kemudian menutup mata.

Enggan mendengarkan apapun yang Haruto katakan.

Calon papa muda itu senyum tipis, kepalanya nunduk buat ngecup duakali perut istrinya yang keliatan membuncit. Berbicara sebentar sama anaknya, pamitan.

Chu~

Junkyu nahan buat nggak nangis sewaktu keningnya dapat kecupan.

"Babe, aku berangkat ya, Love u."

Anjing emang.

Love u love u

Tapi ternyata Fuck U.

"Kamu keluar dari ruangan ini aku marah, jangan harap bakal dapat sambutan pas pulang nanti." Suara Junkyu sejenak bikin Haruto diam.

Tapi sedetik kemudian dia lanjut jalan sambil ngomong pelan. "Kamu nggak se-drama itu, Kyu. Jangain dua gembul kita ya, mambul." Kemudian pergi tanpa nengok lagi.

"Padahal aku beneran marah." Junkyu senyum miris.

"Dia bakalan nyesel kok, kamu tenang aja."



****



Jay ngedecih sinis waktu melihat Haruto yang tetap kekeuh pergi. Dia memainkan kunci mobil dengan amarah dalam hati.

Junkyu sudah dia anggap adik sendiri dan nggak rela kalau cowok hamil itu sakit hati.

"Sumpah, gue bakal bikin lo nyesel," katanya pas Haruto masuk ke dalam mobil.

"Nggak akan ada penyesalan selama itu tentang ilmu."

"Ilmu nggak lebih penting dari sebuah keluarga, Tolol!"

Tahan Jay, jangan sampai dia dorong Haruto ke jalan raya.

"Tahu apa lo soal keluarga? Nikah aja belum. Lagian orangtua lo aja cerai jadi nggak usah sok tahu tentang rumah tangga yang jelas lo nggak tahu itu apa." Haruto sama mulut kotornya emang harus dimusnahkan.

Wajahnya kelihatan datar seolah nggak merasa bersalah sudah mengatakan hal yang menyakitkan kepada sahabatnya.

Walaupun Jay terlihat biasa saja dan bahkan candaan itu sudah sering dilontarkan tapi tetap saja hati orang nggak ada yang tahu. Apalagi Jay tahu betul yang jadi korban di sini bukan dia tapi kembarannya.

"Ngaca, lo lebih sok tahu daripada gue." Tapi yasudah, Jay menahan semua kekesalan dan memilih mengantarkan temannya itu ke bandara.

Untuk saat ini tidak apa-apa melihat Junkyu sakit hati. Tapi dia janji bakal jadi penyebab utama karma datang untuk Haruto.

Sekitar setengah jam perjalanan akhirnya mereka sampai di bandara. Haruto sudah ditunggu Yuna dan papanya yang mengantar.

Bahkan cewek itu terlihat sangat girang melihat kedatangan Haruto, mungkin merasa superior karena bisa jalan berdua. Padahal mah cuma urusan kerja.

"To, lo masih punya banyak kesempatan buat balik."

"Gue bukan tipe orang yang gampang goyah."

Tanpa dikasih tahu juga Jay sudah tahu.

"Si tolol. Pesan gue satu, lo jangan sampai dimanipulasi, cewek itu, lo nggak bakal nyangka apa yang bisa dia lakukan kalau udah terobsesi sama sesuatu."

"Dan lo pasti tahu kan apa yang gue bisa lakukan kalau tertarik sama sesuatu?"

Jay senyum sarkas. "Lo emang bangsat, To."

"I know."

"Gue pastiin Junkyu nggak segampang itu buat maafin lo."





———TBC

Harutonya baru mau main :)

Rumah Tangga | Harukyu [2]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang