30

1.7K 295 119
                                    

Plak!

"Saya nggak pernah mengajari kamu jadi manusia biadab seperti ini ya, Haruto!" ucap papa Haruto setelah memberikan tamparan renyah pada anaknya itu.

Jadi seperti yang diceritakan kemarin, Haruto dibawa pulang oleh kedua orangtuanya untuk dijatuhi hukuman mati. Eh, enggak. Maksudnya untuk diinterogasi.

Dalam hati orangtua Haruto berharap kalau anaknya bisa memberi pembelaan, atau enggak ya minimal agak ngeles dikit, eh ternyata jawabannya malah bikin sembelit.

"Dihasut apa aja kalian sama Junkyu? Dia ngadu?" tanya Haruto.

Wajahnya sudah babak belur karena Taehyun dan sekarang ditambah oleh papanya. Haruto yakin sebentar lagi mamanya juga ikutan ngegebuk.

Mama Nana mengatur napasnya yang nggak beraturan. Daridulu dia memang nggak bisa menahan emosi jika berurusan dengan kegilaan anak sulungnya itu.

"Ruto, sekarang mama tanya, kamu cinta kan sama Junkyu?"

"Kalau enggak, ngapain aku nikahin dia?"

"Terus kenapa kamu jadi begini? Sadar nak, Junkyu itu manusia bukan manekin yang cuma jadi pajangan."

Haruto berdecak sambil membenarkan posisi duduknya. "Nggak ada yang bilang kalau dia benda mati."

"Haruto-"

"Apa? Mau ceramah apa lagi?"

Haruto capek mendengar semua makian yang orangtuanya ucapkan. Semua selalu membela Junkyu dan juga menyalahkan dia. Hell? Dia semua yang salah?

"Papa pernah bilang, kalau kamu nggak sanggup memberikan seluruh jiwa raga untuk pasanganmu, maka jangan sekali-kali meminang seseorang." Papa Haruto memberi jeda sejenak. "Ingat, kamu itu orang paling egois yang pernah papa kenal."

"Ck! Egois? Semua kesalahan selalu dilimpahin ke pihak kepala keluarga. Terus kalian pikir Junkyu selalu benar? Wah hebat, yang anak kalian itu aku loh."

Papa langsung menegakkan punggungnya, bersikap menantang Haruto. "Oh ya? Kalau begitu, bisa kamu sebutin apa saja kesalahan Junkyu?"

"Dia orang paling egois."

"Oh, memutar balikkan fakta ternyata," kata mama, sambil bertepuk tangan memberi tanggapan sarkas.

"Aku masih terlalu muda buat ngurusi dia sama anaknya."

"Terus kenapa nikah, tolol?" Nana menoba menekan emosinya.

Jujur, berurusan dengan anak sendiri memang suka bikin darah tinggi.

"Aku nggak mau dia sama orang lain," jawab Haruto tegas.

Halah, ngomong doang tegas, tapi jadi kepala rumah tangga malah amblas.

"Ya terus dipikir dia mau kamu sama orang lain? Mikir dong, punya otak kan?"

Papa Haruto itu sebenarnya orang yang paling menjaga sikap dan tutur kata. Sampai waktu itu pernah bikin Suho ngira kalau dia anggota dewan saking berwibawanya.

Tapi semua sikap itu hilang kalau di depan keluarga. Beliau bakalan jadi manusia yang apa adanya. Nggak segan ngomong kotor bahkan mencela kalau ada bukti kuat keluarganya penuh maksiat.

"Empat tahun dia tahu aku gimana, terus kenapa sekarang dipermasalahkan? Bedanya apa coba?"

"Masih nggak ngerti? Perlu mama bedah kepala kamu buat tahu ada otaknya apa enggak?"

"Kalau anakmu lahir-"

"Oh, janinnya masih hidup?"

Tendang aja kepalanya nggak apa-apa.

Rumah Tangga | Harukyu [2]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang