-OUR ZORA 1-

8.2K 826 260
                                    

Happy Reading Guys..

Jangan lupa VOTE and COMMENT nya..

CMIIW Ya^^
------------💜

Brakkk

Pintu rumah yang seharusnya di buka kini di tendang kasar oleh seorang remaja lelaki yang baru saja pulang dari sekolahnya.

"Abang! Lo kalo pulang tuh Assalamualaikum, bukannya nendang pintu, goblok banget si ga ada adab." Omel seorang gadis yang usianya empat tahun lebih muda dari dirinya.

Zora tak memusingkan hal itu, bahkan ucapan gadis di depannya tak sama sekali ia gubris walau sebenarnya ada sedikit rasa kesal atas makian dari putri bungsu Abimana itu.

Ya, gadis itu adalah anak perempuan dari Aksa Abimana dengan Dian Adijaya.

Sepasang suami istri yang menurut Zora seperti sepasang keledai yang bersama, sebab kedua orang bodoh itu sama sama tak bisa mengukir indahnya hidup.

Tak pernah ada kata mesra yang keluar dari mulut Aksa, begitupun dengan Dian yang tak pernah bersikap layaknya seorang istri yang penurut pada suaminya.

"Weh, lo mau kemana?" Tanya gadis yang menjadi adik tirinya, Vanka Lovata Abimana.

Gadis SMP yang selalu membanggakan Zora ketika di sekolah, karena lelaki itu merupakan sosok ketua geng motor yang dingin dan kejam tapi juga
merupakan idaman sejuta kaum hawa.

"Bang, Bang." Panggil Vanka sambil mengejar Zora.

"Bang.." Gadis itu menahan lengan Zora kala ia berhasil mengejar abangnya yang selangkah lagi memasuki kamar lelaki itu.

Zora menoleh dengan wajah datarnya, karena tak pernah seulas senyum terukir di wajah tampan itu, bahkan seumur hidup Vanka pun juga tak pernah melihat Zora tersenyum.

"Temen gue minta nomer lo, terus juga minta foto komok lo." Jelas Vanka sambil mengeluarkan ponselnya bersiap untuk memotrek wajah abangnya.

Baru saja membuka aplikasi kamera dan mengarahkan ponselnya ke hadapan Zora, lelaki itu langsung saja menyentak tangan Vanka dengan kasar sehingga ponsel dalam genggamannya melayang bebas dan membentur tembok.

Tak ada rasa bersalah apapun dari Zora karena telah merusak ponsel Vanka, ia langsung meninggalkan gadis yang wajahnya sudah memerah itu kedalam kamarnya kemudian menutup pintu kamar itu dengan kasar.

BRAKKK

Tak lupa ia juga mengunci pintu kamar tersebut agar terbebas dari setan setan bertapak yang berada di rumah ini.

"ABANGGGG!"

Teriak Vanka menggelegar. "Huaaaa, sialan lo monyet!" Kesalnya sambil memukul dan menendang pintu bercat hitam itu.

"Hikss.. Hp gue.." Ia berjongkok untuk memungkut ponselnya yang terlihat sudah retak dan LCD dari layarnya pun sudah rusak.

"GANTIIN HP GUE LO, ZORA TAI!" Makinya.

Lihat saja nanti ia akan mengadukan hal ini kepada Aksa dan Dian, walau ia tau Aksa pasti tak akan ambil pusing untuk menanggapinya, tetapi Dian pasti akan selalu berpihak padanya.

Di dalam kamar Zora merebahkan tubuhnya sejenak di atas ranjang, ia menatap sendu langit langit kamarnya yang bernuansa hitam dan abu abu.

"Bunda.." Gumamnya.

"Bunda.. Zaid mau ikut Bunda." Keluhnya sambil memejamkan mata, bersamaan dengan sebulir air yang menetes dari mata yang selalu menampilkan sorot tajam.

Segera lelaki itu menghapus air matanya, lalu bangkit dari ranjang menuju kamar mandi.

Usai mandi ia langsung menuju meja belajarnya untuk mengerjakan beberapa dokumen dari perusahaan yang memang harus segera ia selesaikan dan ia tanda tangani.

OUR ZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang