"Hei kalian mau pada kabur kemana!" teriak seseorang dengan lantang yang berada tidak jauh dari kantin.
"Hei kalian mau pada kabur kemana! Ini makanannya belum dibayar aduuuhhh," Bude capek karena sering banget nomboki warung agar warungnya tidak tutup. "Kalau gini terus bisa-bisa saya gulung tikar, haduh Gusti," ucap Bude sambil memegangi kepalanya yang serasa mau pecah.
"Masuk bon dulu Bude," jawab mereka serempak sambil berlari.
Entah apa yang ada dipikiran Raya dan Farel, mereka berdua malah bersembunyi di bawah kolong meja yang siapapun pasti bisa melihat mereka berdua, karena tempat mejanya tepat di tengah-tengah tempat masuk kantin.
"Kalian berdua cepat keluar! Dalam hitungan 1 detik tidak keluar juga, hukumannya bakal saya tambah!" ancam laki-laki paruh baya tersebut.
Raya tetap tenang dan tidak ada rasa takut sedikitpun dalam dirinya, sebaliknya Farel badannya gemetaran, jantungnya berdegup kencang seperti sedang disko dan napasnya tidak teratur karena ketakutan.
"Saaa——tu"
Farel menarik tangan Raya dan buru-buru keluar dari persembunyiannya, mereka kemudian lari menuju lapangan dengan napas yang terengah-engah.
Mata mereka berdua sekarang tertuju ke segerombolan siswa baru yang baris di lapangan luar, kalau di kira-kira jumlahnya sekitar satu kelas full. mereka berdua kemudian ikut masuk ke barisan terakhir.
Farel tersenyum miring, "perasaan tadi sepi banget, berarti aku tadi kurang lama terlambatnya," ucap Farel terheran.
"udah hal biasa kalau di SMA ini," jawab Raya dengan santai.
Selang beberapa menit dari kedatangan Farel dan Raya datanglah sekelompok siswa yang lari dari kantin tadi, kepala mereka tertunduk serta tangan yang di ikat ke belakang seperti orang-orang tahanan.
"Mangkanya jangan ngeyel kalau disuruh untuk ke lapangan, tanggung sendiri tuh malunya," ucap Guru yang sama ketika Farel dan Raya di grebek.
Hari semakin panas disebabkan matahari mulai naik ke permukaan yang membuat mereka mandi keringat, telinga mereka juga sudah capek mendengar ceramah dari guru tersebut.
"Karena kalian merupakan siswa baru, jadi Bapak memberi keringanan hukumannya," ucap guru tersebut. "Hukumannya yaitu kalian yang terlambat hari ini akan dijadikan satu gugus untuk Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dilaksanakan 4 hari kedepan" lanjut Guru paruh baya tersebut, yang tanpa dia sadari kebijakannya itu bakal menciptakan masalah.
"Yeeyy," jawab serentak siswa yang terlambat dengan ekspresi yang sangat bahagia, sedangkan gurunya hanya bisa heran dan bingung atas reaksi dari siswanya.
"Baiklah berhubung gerbangnya sudah dibuka, silakan untuk masuk ke kelas yang nantinya akan dipandu oleh kakak gugus kalian."
Mereka kemudian di arahkan oleh kakak gugus mereka ke kelas yang terletak di lantai 3 ujung sebelah kanan. "Ni Sekolah katanya megah, tapi kok nggak ada lift atau eskalator sih," celetuk Sinta, dia merupakan teman segugus Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAREZEL [SELESAI]
Teen Fiction[Budayakan follow sebelum membaca, karena bakal ada privat secara acak.] Baca selagi belum unpublish revisi🥰 Alfarezel Khairul Azmi, meskipun dunianya sedang tidak baik-baik saja, dia tidak pernah mengeluh ke siapapun, dan salah satu alasannya yait...