5-Kisah baru dimulai

354 352 34
                                    

Hari saat setelah pembagian kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari saat setelah pembagian kelas...

Setelah melihat hasil pembagian kelas di website, Patrick sangat senang karena namanya ada di kelas IPA, walaupun sebenarnya dia masuk kelas IPA terakhir.

Patrick beranjak untuk turun tangga, saat menyusuri lantai tiga, Patrick terhenti di depan toilet cowok karena mendengar sesuatu.

"Kenapa? Kenapa?" walaupun sedikit samar-samar, tetapi Patrick yakin banget suara itu yang berasal dari toilet tersebut.

Patrick kemudian masuk ke toilet tersebut dan berdiri tepat di depan pintu yang dimana suara itu terdengar.

Tok tok tok, "apakah ada orang?" tanya Patrick untuk memastikan apakah ada orang di dalam.

Patrick semakin yakin kalau di dalam toilet itu ada orang, karena terdapat suara keran air yang hidup.

"Kalau gak ada, pintunya gue dobrak nih!" ancam Patrick karena geram tidak ada sahutan sama sekali dari balik pintu toilet tersebut.

"Ada," sahut seseorang yang ada di balik pintu, Patrick tertegun karena dia tidak asing dengan suara ini, tapi dia lupa dimana pernah mendengar suara ini.

Beberapa detik kemudian pintu toilet pun terbuka yang diikutin dengan seseorang yang keluar dari toilet.

"Farel?" Patrick lumayan terkejut karena sosok yang ada di balik toilet itu temannya Raya.

Farel tersenyum, "Eee...maaf aku tadi mules banget, jadi agak lama bukanya, kalau gitu aku duluan ya Pat," Farel melambaikan tangan kanannya.

"Gak—gak mungkin gue salah denger, gue kan baru-baru ini dari Dokter THT, jadi ga mungkin gue salah denger!" Ucap Patrick pelan.

Patrick kemudian masuk ke toilet tempat Farel tadi, dia melihat bak tempat menampung air penuh karena air yang terus mengalir dari keran.

Patrick kemudian mematikan keran air yang masih menyala tersebut dan berniat untuk membuntuti Farel, Patrick sangat penasaran ada apa dengan Farel.

Siapa yang tidak akan curiga dengan sikap Farel tadi, meskipun senyumannya terpampang di mukanya tapi bajunya mengalihkan fokus Patrick, baju Farel begitu lusuh dan basah yang tidak merata.

🐱🐱🐱

Telepon yang dituju terus berdering, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Farel menelpon sekali lagi dan akhirnya diangkat.

"Halo—kak Asya."

"Apa sih panggil-panggil, kenapa? abis duit lagi? Lu tuh ya boros banget jadi orang!"

Farel terdiam sejenak, kemudian dia baru melanjutkan apa yang akan dia katakan, sebelum panggilan dimatikan sepihak oleh kakaknya.

ALFAREZEL [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang