____________________
• Camaraderie •
Bagian 13. Tangkai Ceri
_______"Tsum, kok gini deh?"
"Gue jamin bakal aman, kalo ada apa apa biar gue yang tanggungjawab" Atsumu menyingkap kemeja putih Sakusa. Jari telunjuk dan tengahnya bergerak sepanjang punggung menuju pinggang Sakusa dengan gerakan sensual.
Tubuh Sakusa yang menungging itu nampaknya memuaskan kedua mata Atsumu. Ukuran pundaknya yang lebar dengan pinggang yang kecil, –orang orang biasa menyebutnya bentuk tubuh Y– akan selalu membuat Atsumu ketagihan mencengkeram pinggangnya itu.
Lesung pada pantat sintalnya, lengkungan indah pada tulang belakangnya, Oh Atsumu tidak bisa mendefinisikan hal indah yang lain lagi. Ia memuja semuanya.
Terlarut dalam lamunannya sendiri. Atsumu mendekatkan wajahnya pada pinggang belakang Sakusa, dengan sengaja ia menjilat cekungan pada tulang belakang Sakusa sampai menuju punggungnya.
"Udah gitu doang?" Sakusa menoleh heran.
"Gak sabar banget kayaknya" Atsumu menyindir, sebelum kembali fokus dengan hukuman yang akan ia berikan kepada Sakusa. Jari Atsumu sempat mencubit salah satu puting Sakusa.
"Heh—"
Sakusa berniat protes, namun ketika mendengar kekehan kecil dari bibir Atsumu.
Kedua tangan Atsumu yang terbalut dengan sarung tangan karet itu meraih sesuatu dari dalam nakasnya. Mengeluarkan rantai besi sepanjang 1 meter yang masing masing berukuran 12 mm. Jika dikira kira beratnya sekitar 1 kg lebih sedikit.
Sakusa sedikit merinding mendapati hal itu. Ia tak pernah tahu menahu bahwa Atsumu tertarik dengan kegiatan seks bondage dan parahnya lagi ia tak menolak. Sakusa cukup bertanya tanya, apakah dirinya akan menjadi seorang masokis?
"Tsum..."
"Lo gaakan tau rasanya kalo belum nyoba"
"Emang pernah nyobain?"
Pertanyaan Sakusa dijawab senyuman mencurigakan dari Atsumu. Sembari menunggu Atsumu membasahi jari jarinya menggunakan pelicin dan juga rantai itu. Sakusa menghabiskan waktunya untuk berpikir sedikit.
Sakusa mengingat betul bahwa Atsumu dulu tak seliar ini. Jangankan menjadi seseorang yang mengenal perbudakan dalam seks. Sakusa masih mengingat benar bagaimana tangisan Atsumu ketika merasakan seks pertama kali dengannya.
Ketika ia mendorong penisnya terlalu dalam, Atsumu akan menangis kesakitan. Durasi terlalu lama, Atsumu akan menangis karena lelah. Terlalu kasar, Atsumu akan menangis karena tak menginginkan hal itu. Semuanya terlalu kontras dengan saat ini.
Apakah sikap liar Atsumu itu berawal dari putusnya hubungan dengan dirinya?
Dimanakah Atsumu yang menggemaskan dan lucu itu?
Apakah ini semua salahnya?
Sakusa mengutuk dirinya sendiri dalam hati. Ia pikir kembali kepada Atsumu dan meminta maaf itu akan sangat mudah. Pikirnya, Atsumu akan masih mudah dimanipulasi. Ia berpikir seperti itu tanpa sadar bahwa dirinyalah yang sedang dimanipulasi oleh Atsumu.
"Ahhh— Tsum"
Lenguhan mulai terdengar ketika dua jari Atsumu mulai menerobos masuk ke dalam lubang Sakusa. Ujung jarinya menargetkan titik manis Sakusa untuk ditekan tekan dengan gencar.
Sakusa mendadak meletakkan kepalanya pada bantal. Stimulasi yang diberikan oleh Atsumu membuat pinggangnya bergerak tak karuan. Tak ada lagi yang ia pikirkan selain betapa mahirnya jari jari Atsumu menemukan titik lemahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie [AtsuSaku]
Fanfiction[SELESAI - REVISI] Camaraderie (n.) Keinginannya untuk memiliki hubungan sekadar sahabat berubah ketika perasaannya menolak. Sangkalan perasaan tidak bisa diganggu gugat ketika ia kembali jatuh cinta dengan orang yang sama. The lust of love. He will...