____________________
• Camaraderie •
Bagian 7. LGBT or RGB
_______"Pulang! pulang! pulang! Gue capek alesan mulu gegara bapak lo tiap hari nanyain!"
"Yaudah si, kasih aja alesan lain"
"Heh! Udah 2 hari kaga pulang. Mau jadi bang Toyib lo?" Sentakan kasar ditujukan kepada Sakusa yang sibuk mencuci tangannya. Atsumu menyadari bahwa seseorang tersebut adalah kakak tertua Sakusa.
Atsumu belum pernah berjumpa secara langsung sebelumnya. Sakusa menutup keluarganya dari Atsumu meskipun sebelumnya keduanya menjalin hubungan romantis.
"Sabar dong, jangan ngajak ribut di rumah orang"
"Sini lo.."
Atsumu kini menyadari, bahwa notifikasi yang masuk pada ponsel Sakusa itu berasal dari kakaknya. Ia bisa memastikan bahwa kehadiran dari kakak tertua Sakusa itu mendapatkan informasi dari Motoya yang bertanya langsung pada Suna.
"Sini lo anak anjing!"
"Gausah teriak teriak napa, bikin sakit telinga aja.."
Dibuktikan kehadiran mereka di ambang pintu rumah. Suna dan juga Motoya terlihat terdiam, membiarkan kakak Sakusa menjewer kasar daun telinga adik bungsunya untuk diseret keluar.
Sehingga mereka berdua menepi untuk memberi akses lewat pada kakak beradik berambut hitam keriting itu keluar.
Atsumu cukup salut dengan usaha dari anak pertama keluarga Sakusa itu. Ia datang malam malam, cukup jauh pula dari rumahnya di Osaka.
Suasana mendadak cukup canggung. Sehingga dua pria bertubuh tinggi yang berdiri di teras itu kini masuk ke dalam dengan bingung. Tak mengerti mengapa suara kakak Sakusa begitu tinggi memarahi adik bungsunya itu.
"Kok kalian gak nelpon gue dulu sih?"
"Mana gue tau anjir. Gue lagi tidur sama Samu tau tau digedor mereka berdua"
Atsumu bertanya dengan heran, meraih beberapa kaleng minuman bir untuk diberikan pada Suna. Suna menerimanya dan membagikan sisanya kepada Motoya yang memilih untuk duduk pada kursi ruang tamu.
Lagipula hal itu tidak terlalu merepotkan bagi Osamu dan Suna. Jarak kedai Osamu kerumahnya hanya memakan waktu 10 menit berjalan kaki. Mungkin yang merepotkan adalah kedatangan Motoya dan kakak Sakusa pada saat Suna dan Osamu sedang berolahraga malam.
"Udah dua hari Wakatoshi kerumah Tsum, nyari Kiyoomi. Tapi Kiyoomi ngilang, kaga ngabarin kita. Siapa ngira dia bakal disini ama lo.." jelas Motoya membuka kaleng bir dan segera meminumnya.
"Oalah gitu. Waka-kun badannya gede, ngeri ah kalo ketemu"
Atsumu memulai pembicaraan yang cukup serius. Radar Suna memang tidak pernah meleset, ia datang untuk mengumpulkan banyak informasi. Terlihat dari bahasa tubuhnya yang sibuk memperbaiki posisi agar dapat mendengar kalimat Atsumu dengan baik.
Atsumu ingin menunjukkan kepada kalian semua seorang Suna Rinso sekali bilas, Sarjana pergosipan duniawi. Apapun gosipnya, Suna Rin pelopornya.
"Lo tau apa yang lebih ngeri dari Wakatoshi?"
"Apaan emang?"
"Kita adalah calon bapak bapak yang ngopi depan rumah sambil baca koran make kolor" jawab Suna.
"Anjing. Gaakan gue biarin ketampanan gue memudar, TIDAK AKAN!" Atsumu berteriak menyangkal, sedikit timbul gidikan geli pada sekujur kulitnya. Ia tidak siap, Atsumu ingin tetap muda disepenghujung hidupnya.
"Emang yang bilang lo tampan siapa Tsum?" Tanya Motoya terkesan meledek, ada senyum tipis dibalik kaleng minuman yang menutupi sebagian wajahnya.
"Sembarangan kalo ngomong. Gue tuh gantengnya Kota Hyogo"

KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie [AtsuSaku]
Fiksi Penggemar[SELESAI - REVISI] Camaraderie (n.) Keinginannya untuk memiliki hubungan sekadar sahabat berubah ketika perasaannya menolak. Sangkalan perasaan tidak bisa diganggu gugat ketika ia kembali jatuh cinta dengan orang yang sama. The lust of love. He will...