____________________
• Camaraderie •
Bagian 2. Jebakan
_______"Beri alamatmu Atsumu, aku ingin bicara secara langsung"
Suara dari sebuah panggilan dalam telepon terdengar. Kalimatnya terdengar seperti sedang menuntut, Atsumu bahkan mendengus kesal ketika mendengarnya. Ia merasa sedang diintimidasi meskipun sebenarnya tidak begitu.
Langit sudah gelap, tetapi nyatanya hal itu tidak membuat Sakusa untuk menunda pertemuan dengan Atsumu. Omi-kun tetaplah Omi-kun bagi Atsumu. Yang gila kebersihan dan cinta akan kerapian, tidak lupa dengan keras kepalanya.
"Bakal gue kirim nanti. Tenang aja, gue juga gak sabar buat ngobrol berdua sama lo" Atsumu tersenyum tipis, kedua pandangan matanya terjatuh pada meja ruang tamu.
Tersirat pula unsur menggoda dan menyindir dari kalimat Atsumu. Lagian, siapa pula yang tak sabar untuk berbicara berdua? Ucapan Atsumu hanyalah kedok belaka. Atsumu bahkan merasa bangga bisa mengatakan hal munafik tersebut kepada mantan pacarnya itu.
Sejak kepulangannya dari Kedai Osamu. Atsumu sudah mempersiapkan segalanya untuk pertemuan malam ini bersama Sakusa. Sebenarnya Atsumu tidak menduga bahwa Sakusa akan datang kemari malam ini.
Tetapi persiapan tetaplah persiapan, semua harus tersedia secepatnya.
Jari Atsumu tergerak menggulir layar ponsel. Mengirimkan lokasi rumahnya kepada Sakusa. Terus terukir senyuman kecil pada bibirnya seraya menunggu kedatangan Sakusa. Sesekali menyesap anggur merah dari gelas yang sedari tadi dibawa olehnya.
Tenggorokan Atsumu terasa terbakar, tegukan demi tegukan anggur merah yang melewati kerongkongannya itu menyebarkan sensasi hangat pada wajah dan tubuh. Sudah lama rasanya Atsumu tidak merasakan alkohol. Sensasi pusing dan pening yang menyergap kepala Atsumu itu membuat tubuhnya terasa melayang layang seperti di udara.
Di kala waktu luang seperti ini, Atsumu mulai kembali mengingat memori tentang masa lalunya. Atsumu mengingat benar rasa sakit pada dadanya ketika Sakusa datang hanya untuk mengenalkan pacar barunya. Alasan yang digunakan untuk memutuskan hubungan dengan Atsumu pun tidak rasional.
Atsumu masih tak terima akan hal itu.
Atsumu memang tidak jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Sakusa itu. Tapi Atsumu jatuh cinta padanya setelah dua detik Sakusa menatap matanya. Tatapan matanya yang begitu tajam dan mengintimidasi itu membuat Atsumu lupa akan segalanya. Atsumu bahkan rela melakukan apapun untuk bisa bersanding dengannya.
Iya benar, apapun itu.
Dalam kurun waktu puluhan menit saja. Sebuah ketukan nyaring dari arah pintu utama mulai terdengar.
Tok tok!
Atsumu sontak menolehkan kepala. Sakusa bahkan secepat itu untuk sampai di rumah Atsumu yang baru ini. Iya benar baru, Atsumu dan Osamu baru saja pindah ke daerah tepian kota Hyogo. Ini bertujuan agar Atsumu lebih dekat dengan hometown MSBY di Osaka.
Tubuh Atsumu segera bangkit dari sofa dan berjalan menuju pintu untuk menyambut kedatangan Sakusa. Bahkan ketika pintu terbuka, Atsumu mendapati bahwa Sakusa mengenakan pakaian yang bisa dibilang cukup rapi. Cukup rapi untuk acara tidak resmi yang mana ceritanya hanya berjumpa antar mantan pacar.
Padahal Atsumu sudah terbiasa melihat Sakusa memakai kolor hijau atau kuning setiap harinya dulu. Penilaian Atsumu terhadap penampilan Sakusa itu menurutnya sedikit berlebihan. Terkesan aneh saja menurutnya, tidak berguna.
Kedua sudut bibir Atsumu kembali tertarik ke atas, menertawakan Sakusa dalam hati. Di sisi lain Sakusa menatap Atsumu dengan bingung, "Apa?"
"Tidak ada. Silakan duduk Sakusa-san" Atsumu membuka jalan. Satu tangannya ia rentangkan untuk mempersilakan tamunya yang datang tak tahu waktu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie [AtsuSaku]
Fanfiction[SELESAI - REVISI] Camaraderie (n.) Keinginannya untuk memiliki hubungan sekadar sahabat berubah ketika perasaannya menolak. Sangkalan perasaan tidak bisa diganggu gugat ketika ia kembali jatuh cinta dengan orang yang sama. The lust of love. He will...