15

780 54 7
                                        

____________________
• Camaraderie •
Bagian 15. Teriakan
Menggemparkan
_______

"Gahhhh!"

Atsumu terbangun dengan jantung berdegup kencang. Satu lengannya terangkat untuk sedikit mengintipnjarum jam yang telah menunjukkan pukul 1 pagi. Menyadari bahwa ia sudah melewatkan pergantian hari, kepala Atsumu mendadak terangkat.

Menyadari bahwa di sekitar tubuhnya hanya ada aspal, portal perbatasan dan sebuah pos yang nampak kosong. Atsumu lupa bahwa ia telah tertidur di jalanan akibat mabuk berat. Setelah berhasil mengeluarkan alkohol dari perutnya dan tertidur selama beberapa menit, kini Atsumu cukup sadar.

"Oh, sial. Gue kenapa?!" Atsumu bangkit dari tengah jalan dan mulai berjalan ke arah yang berlawanan dari rumah kak Kita.

Atsumu yang sudah cukup sadar itu bisa mengendalikan tubuhnya dengan baik. Meskipun ia berjalan dengan sedikit sempoyongan, namun keseimbangan tubuhnya jauh lebih bagus daripada sebelumnya ketika ia pergi ke rumah kak Kita.

"Sial, gue wajib mandi sih daripada diomelin Omi.." Atsumu terus berjalan sembari menepuk nepuk celananya yang kotor akan debu, termasuk kedua telapak tangan, rambut bahkan kulit wajahnya.

"Dih kok Omi sih.. Kiyoomi kali maksudnya, typo dikit gak ngaruh"

Kepala Atsumu menggeleng perlahan. Tak menerima bahwa dirinya sudah tak sadar menyebutkan nama Kiyoomi dengan nama sebutan yang khusus ia berikan beberapa tahun yang lalu. Meskipun sebenarnya sama saja, tapi Atsumu enggan memanggilnya dengan nama itu lagi.

Seolah lupa dengan kelakuannua beberapa jam yang lalu kepada kak Kita. Kini Atsumu kembali memikirkan Sakusa yang menunggunya di hotel. Mengingat mabuknya yang begitu parah, untung saja tadi ia membawa perlengkapan untuk esok pagi berlatih. Jadi ia tak perlu sibuk kembali ke Hyogo untuk mengambil pakaiannya.

***

"Atas nama Sakusa Kiyoomi, buruan!" Atsumu berkata dengan ketus kepada penjaga meja resepsionis. Yang diajak bicara itu bingung menanggapi tamunya.

Wanita itu sadar betul bahwa pria di hadapannya itu tadi mabuk berat dan memutuskan untuk pergi. Sekarang ia kembali dengan marah marah.

"7014"

"Tck— ya kartu cadangannya mana?"

"Kami tidak melayani—"

"Oiyyy, dia itu kekasihku. Berikan kartunya dan biarkan aku tidur. Aku akan membayar lagi" Atsumu mengeluarkan dompetnya dan menyerahkan beberapa lembar uang kertas. Sikapnya yang buruk dan diperparah dengan sisa efek alkohol itu semakin menjadi jadi.

Lembaran uang itu sengaja diberikan oleh Atsumu dengan kasar. Sehingga uang yang dilempar itu berhamburan begitu saja berceceran di meja resepsionis dan lantai. Wanita yang belum merespon itu ternyata membuat Atsumu semakin dongkol.

Bukankah sudah jelas bahwa dirinya datang bersama Sakusa tadi? Apa lagi yang harus disembunyikan? Ia juga sudah membayar kunci cadangannya. Atsumu yang terlanjur sedang dongkol itu menggebrak meja untuk menyadarkan wanita resepsionis itu.

"Baik tuan" Berhenti melamun, wanita itu segera memberikan kartu cadangannya kepada Atsumu.

"Lama amat, daritadi kek.." Atsumu menyambar kartu kunci cadangan itu dan mulai berjalan menuju lift.

Tak ada yang spesial pada suasana hotel dipukul sekian. Hanya nampak beberapa orang lalu lalang yang sedang menuju lantai lain yang kebetulan berada di lift yang sama dengan Atsumu.

Tepat di dalam lift, Atsumu melirik sepasang kekasih yang sibuk tersenyum sembari mengobrol santai satu sama lain. Atsumu menahan senyum tipisnya ketika mengingat bagaimana rasanya pertama kali memiliki kekasih.

Camaraderie [AtsuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang