8

681 67 5
                                        

____________________
• Camaraderie •
Bagian 8. Curcol
_______

"Truth or Dare?"

Suna menodong Atsumu dengan sebuah pertanyaan seketika botolnya berhenti dan mengarah tepat padanya. Atsumu merasa seolah sedang terkena jebakan betmen, meskipun tak begitu keadaannya.

"Truth dong"

"Kita-san atau Kiyoomi-kun?" Alih alih Suna yang memberi pertanyaan, justru pertanyaan itu muncul dari bibir Motoya.

"Dare deh kalo gitu"

"Dih, mana boleh gitu.."

"Boleh lah, orang gue ogah jawab"

Suna terlihat berpikir sejenak sebelum kemudian mendapatkan sebuah ide untuk menjahili Atsumu. Dengan tersenyum jahat, Suna segera memberi Dare kepada Atsumu.

"Nyium ketek Osamu"

"Udah gila lo ya? Ogah ah, gue kaga main"

"Dih, labil kek bocah smp" setelah diledek oleh Suna dan Motoya, kini Osamu justru ikut meledek saudaranya sendiri.

Kompak sekali bagaikan pemain masquerade dalam panggung.

"Oalah jancok. Yaudahlah siniin ketek lo"

Atsumu berpasrah, menatap Osamu yang segera membuka pakaiannya dengan segera. Bibir Atsumu bergerak melengkung ke bawah. Ia merasa sedikit geli karena seolah olah akan melakukan hal yang tak senonoh dengan saudaranya sendiri.

Dengan sedikit ketakutan dan diselimuti rasa merinding geli, Atsumu mendekatkan wajahnya pada ketika Osamu yang telah terekspos sempurna. Atsumu bisa melihat dengan jelas bahwa ketika Osamu belum dicukur, ditunjukkan dengan bu bulu tipis disana.

Anak sialan.. Belum meninggal saja rasanya seperti sedang disidang malaikat, batin Atsumu.

Setelah berhasil mendekatkan wajah, Atsumu segera menghirup perlahan lahan ketiak saudara kembarnya tersebut. Awalnya Atsumu mengira bahwa ketiak Osamu akan berbau sampah, ternyata semuanya salah besar. Osamu tidak berbau seperti itu, justru ada sisa sedikit bau lavender yang bercampur dengan parfum.

Belum selesai Atsumu meneliti bau bauan yang bercampur pada ketiak Osamu. Tiba tiba saja Atsumu merasakan bahwa belakang kepalanya didorong paksa. Sehingga mau tak mau wajah Atsumu beradu dengan ketiak Osamu yang berbulu itu.

Sudah jelas bulu itu menyapa kulit wajah Atsumu dengan kasar. Meskipun tak berbau, tetap saja Atsumu begidik geli, ia merasa jijik dengan ketiak Osamu.

"ARGHHHH NAJIS!" Atsumu berteriak sekencang kencangnya saat menyadari bahwa Kiyoomi lah yang mendorong belakang kepalanya. Menarik wajahnya agar berhenti bertabrakan dengan ketiak Osamu. Sedangkan yang lain sibuk tertawa terbahak bahak tak terkecuali Osamu.

Dengan cepat tangan Atsumu mengambil tisu yang ada di meja ruang tamu dan membersihkan wajahnya sendiri. Menggelikan sekali mencium ketek orang lain. Ya meskipun itu kembarannya sendiri. Memberi kesan inses jika orang melihatnya.

"Gimana baunya?" Tanya Suna.

"Bau busuk anjir, kek tempat sampah depan komplek—" jawab Atsumu berbohong pada mereka semua.

Plakk!

Belum selesai Atsumu menjelaskan bau yang dicium sebelumnya. Osamu justru memukul kepala Atsumu dengan sangat keras. Menyamakan kepala Atsumu dengan bola voli yang biasanya dia sepek. Rasanya cukup sakit —bahkan sangat sakit— apalagi posisi Osamu adalah seorang pemukul.

Ah sudahlah, bola aja disepek apalagi kepala Atsumu.

"Mulut lo belum pernah ditampar orang gapunya tangan ya?" Tanya Osamu kesal akan kebohongan yang telah dibuat oleh Atsumu.

Camaraderie [AtsuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang