18

454 50 5
                                    

____________________
• Camaraderie •
Bagian 18. Perdebatan
_______

"Atsumu, kenapa sih?"

Pertanyaan Sakusa ditutup dengan suara gebrakan pintu mobil. Ia baru saja duduk dan sudah mendapati wajah Atsumu yang sudah terlipat lipat seperti kertas dalam amplop.

"Nanya mulu lo kayak Dora"

"Ya makanya jelasin!"

Atsumu mengabaikan ujaran Sakusa. Satu tangannya segera mengganti persneling pada mobil dan mulai menginjak gas, melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Kenapa sih?"

"..."

"Atsumu, kenapa sih?!" Baru saja beberapa belas meter dari parkiran gor, Atsumu menepikan mobilnya pada sebuah minimarket tepat di sebrang gor.

Setelah memastikan mobilnya terparkir dengan apik, Atsumu segera menoleh ke arah Sakusa dengan kesal.

"Kok lo jadi nyolot ngomong ke gue, mau marah juga lo. Ha?!"

"Ya makanya jelasin. Jangan marah marah dulu dong.."

"Ngapain jelasin ke lo? Lo aja gak jelas!"

"Tsum, sumpah aku gak ngerti. Bicara pelan pelan"

"Gak, sejak kapan gue ngomong pelan pelan?"

"Kamu pengen apa sih?"

"Stop kamu kamu kamu, STOP SEMUANYA!" Amarah Atsumu pecah seketika, jari telunjuknya menunjuk Sakusa dengan sengit. Ia mendadak merasa tak nyaman mendengar Sakusa menyebutkan aku kamu.

"Sekarang lo jelasin. Jelasin semua apa maksud lo ngedeketin gue lagi!"

"Tsum, kita habis latihan. Capek"

"Bener bener lo ya.. dari dulu lo selalu gitu. Tiap ada masalah gaada tuh lo kasih waktu buat jelasin atau minimal nyelesaiin. Selalu selalu ngehindar kayak gini. Ujung ujungnya kita baikan soalnya gue lupa, keterlaluan lo!" Atsumu berkata dengan berapi api. Kali ini keengganan Sakusa dalam menjelaskan mengingatkan betapa menyebalkan Sakusa di masa lalu.

Dulu, tepat beberapa tahun yang lalu. Atsumu menegur Sakusa karena tak pernah membalas pesan pribadinya. Sakusa enggan menyelesaikan masalah itu dan justru mengabaikan Atsumu. Sampai sampai Atsumu merasa bersalah telah menegur kekasihnya sendiri. Pada akhirnya keduanya berbaikan, karena Atsumu memilih untuk melupakannya.

Dan di masa kini, Sakusa melakukannya lagi.

"Tsum, ini konteksnya apa?"

"Gue muak sama lo, keluar lo dari mobil gue!"

"Wakatoshi ya?"

Atsumu terdiam. Ia ingin menjerit tepat di telinga Sakusa dan berkata iya. Atsumu merasa seolah olah mereka membuat skenario untuk menjebak Atsumu. Menjebak Atsumu dalam perasaannya sendiri. Memancing Atsumu untuk merasa cemburu.

"Tsum, kita gak bisa kayak gini terus. Kita bakal main bareng bareng nanti di tim nasional. Dan jujur, aku tulus masalah minta maaf itu. Aku yang perjuangin biar kita bisa baik baik sebagai teman tim"

Atsumu kembali membisu. Jawaban itu sebenarnya tidak menjawab sama sekali pertanyaannya. Namun pernyataan Sakusa memang ada benarnya. Sebenarnya Atsumu tidak akan pernah masalah jika saja ia harus mengumpan bola kepada Wakatoshi sekalipun situasinya masih dingin seperti ini.

Ia sangat mempermasalah Sakusa. Sakusa yang datang hanya untuk merusak segalanya. Menjadi parasit dalam hidupnya dan mengacak acak suasana hatinya.

"Terus, kenapa sepatu lo sama dia itu kembaran? Norak abis"

Camaraderie [AtsuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang