12

919 61 9
                                        

____________________
• Camaraderie •
Bagian 12. Sang diktator
_______

"Ngomong ngomong nih ya, gue ntar ada acara loh Sam. Kapten voli gue ngadain pesta ulang tahun, dan lo tau apa? Lokasinya arah ke Kobe, alias deket sama rumah Kita-san"

"Mampir gasi?"

"Mampir lah, orang secakep Kita san rugi kalo gak digodain.."

"Setuju setuju"

Keduanya masih sibuk merokok di kamar mandi. Bukan kebiasaan Osamu sebenarnya, ia bahkan bukan pecandu nikotin. Ia hanya sesekali saja dalam beberapa pekan. Osamu sering kali melakukannya setelah banyak pekerjaan atau setelah merileksasi tubuhnya.

"Ah elu mah setuju setuju ntar Kita san lu godain juga lagi.."

"Kaga ah lu mah nuduh gue mulu, mending gue nitip beras"

"Tai, mantan gue aja lu godain"

"Mana ada gue godain, cuma nidurin bentar"

Osamu nampak kesal dengan pembicaraan kali ini. Ia membuang puntung rokoknya ke dalam kloset dan membilasnya segera. Ia bangkit dan masuk ke dalam bilik mandi untuk membersihkan tubuhnya. Membiarkan Atsumu duduk di kloset sembari terus meracau dan berbicara melantur kemana mana.

Suara kucuran air dari kran terdengar begitu deras seperti hujan. Air yang mengalir membasuh tubuh Osamu itu ditelan habis oleh drainase kamar mandi. Tak terkecuali busa sabun yang telah digunakan oleh Osamu.

Atsumu mendadak teringat sesuatu. Ia mulai bertanya kembali kepada Osamu yang masih belum selesai dengan mandinya.

"Sam, kalo ketauan Suna gimana?"

"Ya... gak gimana gimana" Osamu menjawab dengan sedikit jeda.

"Kok lo nyantai banget si?"

"Gaakan pernah tau dia mah.."

"Kok lo ngomong gitu sih? Lu pikir Suna gak bakal sakit hati denger lu ngomong gini?" Alih alih menjawab pertanyaan Atsumu, Osamu memilih untuk segera keluar dari bilik tersebut dan menyambar sebuah handuk untuk mengeringkan tubuh sekaligus rambutnya.

"Ya asal lo sama Sakusa diem diem aja, dia gaakan sakit hati"

"Oh jadi lo ngodein gue sama Sakusa biar gak ngomong ke dia gitu?"

"Enggak. Kalo lo ga mau tutup mulut juga terserah"

Atsumu mendadak mematung. Ia bingung mengapa Osamu terkesan menyepelekan kehadiran Suna. Atsumu pikir selama ini tidak ada yang aneh dengan hubungan keduanya. Meskipun keduanya berhubungan jarak jauh, tetap saja keduanya lancar dalam berkomunikasi.

Atsumu mencium bau bau mencurigakan dari gelagat Osamu. Apakah mungkin keduanya kini tak sedekat yang dulu? Apakah salah satunya bosan? Ah, itu kan bukan urusan Atsumu.

Atsumu melamun setidaknya beberapa detik setelah Osamu pergi keluar dari kamarnya. Melupakan fakta bahwa Sakusa sudah memanggil manggil namanya, berteriak karena sudah tak betah menahan diri di ranjang kotor itu.

"MIYAAAA!!!!!"

"MIYAAAAAAA!!!"

"Hehhh, lupa!!!" Atsumu segera keluar dari kamar mandi dan menanyakan keadaan Sakusa.

"Lo gapapa kan?"

"Gak. Terlalu lengket dan geli" Jawaban dari bibir Sakusa membuat Atsumu tertawa tertahan. Ini semua akibat akal akalan Suna, kini masalahnya malah menjerat kekasihnya sendiri.

Jika seandainya Suna mengetahui hal ini. Atsumu yakin bahwa masalahnya akan menjadi rumit dan melebar kemana mana.

"Yaudah, ayo!" Atsumu mengulurkan tangannya, disambut oleh Sakusa segera. Keduanya bangkit dan Sakusa berjalan tertatih tatih menuju kamar mandi.

Camaraderie [AtsuSaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang