____________________
• Camaraderie •
Bagian 22. Tak disengaja
_______Bola terlempar dan mendarat di tempat yang tak seharusnya. Baru saja, Sakusa mencoba untuk melakukan servis dan bolanya mendarat tepat pada salah satu mata Atsumu. Atsumu merasa pusing luar biasa, tubuhnya mendadak terduduk berusaha menetralisir rasa sakit yang menjalar menuju sekujur tubuhnya.
Di sisi lain Sakusa terdiam, bibirnya terbuka dan terkejut mendapati lengannya mengirimkan servis maut kepada seseorang yang akhir akhir ini menjadi penarik perhatiannya. Meian, Inunaki dan yang lain sontak berlari ke arah Atsumu. Berusaha menanyai keadaannya setelah menerima bola di wajahnya itu.
"Tsumu, bangun Tsum.."
"Atsumu!"
"Tsum!"
"Tsum bisa jalan?"
Beberapa anggota tim yang lain sangat khawatir mendapati Atsumu menutup kedua telapak tangannya pada wajah. Sakusa ikut berjalan mendekat, ke arah balik net. Atsumu yang tak segera memberikan kabar terbarunya membuat Sakusa berlari lari kecil untuk mempercepat langkah kakinya.
"Atsumu"
"Panas goblok! Kalo punya dendam pribadi gausah dibawa ke lapangan tolol!" Atsumu mendongak, satu tangannya masih menutupi wajahnya. Sisi wajah lainnya yang tidak ditutupi itu memerah, bahkan Sakusa bisa mendapati deraian air mata di satu sisi pipinya.
"Tsum gue gak sengaja sumpah.."
"Kalo gak niat main gausah latihan, tidur aja di rumah!"
Atsumu menarik satu lengan yang terulur, yaitu lengan Meian. Tubuhnya segera bangkit dan dituntun untuk pergi kenuju klinik rehabilitasi. Tepat ketika telapak tangan yang sebelumnya digunakan untuk menutup wajah itu turun, Sakusa bisa melihat dengan jelas memar disana. Tulang pipi Atsumu nampak kemerah merahan. Langkah kaki Atsumu juga nampak sedikit terhuyung huyung akibat pujulan Sakusa sebelumnya.
Entah mungkin karena dendam yang tak tersalurkan atau rasa marah akibat kejadian sebelumnya. Sakusa benar benar tak sengaja membiarkan bola itu meluncur kepada Atsumu. Bahkan ia berlatih dengan kepala dan pikiran kosong. Sesekali kepalanya menoleh ke arah pintu menanti kehadiran Atsumu selesai dari klinik rehabilitasi.
Ia menunggu setidaknya selama 20 menit. Seseorang datang dengan kondisi lebih segar dari sebelumnya. Meskipun terihat jelas bahwa lingkaran satu mata Atsumu membengkak dan memerah, Sakusa cukup merasa lega bahwa Atsumu baik baik saja. Wataknya memang begitu, Sakusa tahu bahwa rasa sakit apapun tidak akan menghentikan kesenangan Atsumu dalam bermain voli.
Oh tunggu, bagaimana mungkin seorang Sakusa mengingat kebiasaan Atsumu?
"Apaan liat liat? Ganteng gue?" Atsumu memposisikan tubuhnya di samping Sakusa, satu bola yang berhasil mendarat di dekatnya itu ia raih. Menggerakkannya berputar putar di lengannya. Ia bahkan berbicara tanpa menoleh ke arah Sakusa sama sekali.
Sakusa mencebik kesal, itulah sikap mengganggu Atsumu yang ia tunggu tunggu sejak beberapa jam terakhir. Meskipun Sakusa selalu kesal dengan reaksi Atsumu setiap harinya, namun jujur saja ia selalu mengharapkan Atsumu untuk terus mengganggu orang lain. Sakusa tak terbiasa dengan Atsumu yang banyak diam dan tidak interaktif, itu akan membuatnya bertanya tanya.
Menit selanjutnya mereka kembali berlatih. Tak ada yang spesial pada latihan bebas hari ini. Beberapa penggemar berat Atsumu memaksa manajer tim untuk melakukan siaran langsung. Sepertinya Sakusa memiliki firasat buruk, mungkin saja ia akan mendapat teguran setelah ini karena telah membuat idola wanita wanita itu kesakitan.
"Ngelamun terus.."
"Apa ya? Siapa ya?"
Meian berusaha menyindir seseorang dan Bokuto menimpali, nyatanya sindiran itu hanya masuk telinga kanan Sakusa dan keluar naik kuda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Camaraderie [AtsuSaku]
Fanfiction[SELESAI - REVISI] Camaraderie (n.) Keinginannya untuk memiliki hubungan sekadar sahabat berubah ketika perasaannya menolak. Sangkalan perasaan tidak bisa diganggu gugat ketika ia kembali jatuh cinta dengan orang yang sama. The lust of love. He will...