Ps : 'Baca dengan jarak aman dan kondisi terbaik'
Happy Reading'
Setelah menempuh kurang lebih 40 menit dari bandara soetta,akhirnya aku dan bunda Arumi tiba dirumah minimalis.
Sederhana. Iya kesan pertama saat aku mulai masuk ke dalam pekarangan kediaman keluarga Tirtayasa.
"Ayo sayang kita masuk". Bunda Arumi menggandengku dengan senyum yang tak luntur dari wajah ayu nya.
Saat bunda Arumi membuka pintu,kalimat sangat asing masuk ke pendengaranku.
Dia mengucap sesuatu dengan lirih tapi masih bisa ku tangkap,seperti "Assalamualaikum".
Aku meringis mendengarnya. Aku memang terlahir dari keluarga muslim,hanya saja mendengar ini kali pertama setelah 17 tahun aku hidup. Iya,aku "hanya" terlahir dari keluarga muslim,tapi aku tidak percaya adanya Tuhan. Bagaimana aku bisa percaya? Saat Mom dan Dad ku meminta kepada Tuhan untuk mengambil saja aku saat umurku masih 5 tahun tapi Tuhannya itu tidak mengabulkannya.
Hahaha ironis sekali. Kenapa mereka tidak membunuh ku saja? Terlalu Bertele tele dan membuang waktu dengan meminta kepada Tuhan.
"Istirahat lah dulu,rumah masih sepi karena kakak juga adik mu belum kembali dari kegiatannya dan ayah mu akan kembali saat jam makan siang". Ucapan bunda Arumi menyadarkan ku dari kegiatan melamunku.
"Aahh iya bunda. Tapi dimana kamar Elle?" .
Bunda Arumi terkekeh sambil menepuk jidatnya,entahlah apa yang lucu.
"Bunda lupa untuk mengantar Elle,mari ikut bunda sayang". Sambil membawa koper yang super berat aku menaiki 15 anak tangga!! Gilaa!,aku benar benar sudah capek dan ingin langsung tidur setelah 12 jam perjalanan dari NY ke Indonesia. Oh ayolah,pinggang ku sudah menginginkan pulau kapuk.
"Nah Elle,ini kamar Elle,sebenarnya ini kamar anak pertama bunda. Hanya saja dia bunda usir untuk berbagi tempat tidur dengan adiknya. Tapi tenang,jangan merasa tidak enak Elle sayang,di kamar lantai bawah sedang direnovasi,ya untuk menjadi kamar anak pertama bunda. Tapi kalau Elle mau pindah nanti di kamar lantai satu tidak masalah." ucapnya panjang lebar,diakhiri dengan senyum yang sangat sangat sangat meneduhkan. Apa bunda tidak capek untuk terus tersenyum?.
"Terima kasih bunda,Elle masuk dan bersih bersih dulu".
"Iya,istirahatlah". Setelah bunda Arumi pergi,aku menutup pintu kamar yang akan menjadi tempat rehatku selamanya.
Selamanya? Entahlah,yang terpenting aku harus mencoba untuk nyaman di sini. Ya,setidaknya itu yang ada dalam benak ku.
Ku rebahkan tubuhku di kasur king size yang ada dikamar ini. Mataku benar benar terasa berat. Aku akan tidur untuk beberapa jam ke depan.
Aku terbangun karena suara gaduh akibat hujan,rasa rasanya masih ingin bergelung diselimut saja. Ku lihat hp dan kosong. Bahkan Mom dan Dad tidak menanyakan singkat saja "Apa kau sudah sampai?" aku berdecih,bodoh sekali untuk berpikir seperti itu. Pukul 13.50,sepertinya aku harus mandi dan turun untuk menemui bunda Arumi. Aku harus berbicara banyak dengannya.
-
-
-
-"Brengsek lo Alastair! Kembaliin nggak bando gue!!!" Destha yang kesal karena bando minnie mouse nya direbut paksa dari kepalanya oleh Alastair. Adiknya itu,selalu saja mencari masalah.
"Lo tuh nggak ada ya style lain yang nggak absurd kek gitu? Rambut warna kuning kek tai,bando kuping gajah,kaos kaki pink kek bocah TK,lo yakin Gio sama temen sekelas lo nggak enek liat lo?" Alastair dengan mulut pedasnya mulai beraksi.
Sudah biasa bagi teman teman Destha disuguhi perseteruan antara kakak dan beradik itu. Mereka hanya geleng geleng kepala dan sebagian ada yang tertawa geli saat Alastair bilang rambut Destha semacam tai. Ada yang bingung? Kenapa Destha tidak terkena sanksi atau hukuman perihal warna rambutnya? Tentu saja karena SMA Wismagana salah satu yang ditanami saham keluarga Bagaskara.
"Bacot lo anjing! ". Dengan paksa Destha merebut bandonya dari tangan adik durjana nya. Alastair and the geng pun segera beranjak dari kelas Destha saat mendengar bel masuk tanda jam ke 2. Emang mereka satu angkatan tapi beda kelas.
"Kelasnya pak botak nih bro. Cabut kagak?". Ucap laki laki dengan topi yang dipakai ke belakang,kesan bad boy memang,ditambah permen alpellibe yang diemut oleh laki laki itu. Namanya Brian Angkasa Ramos,biasa dipanggil Angkasa atau Kasa.
"Aelah si kucrut,kaya gak ngerti aja. Lets go lah cabut ke warung bu Mijah. Ujan ujan gini paling enak makan indomie ya kagak?". Dimas Sebastian Aditama. Cowok dengan lesung pipi yang membuatnya terkesan manis tapi tidak menghilangkan kegantengannya.
"Gua gak ikut". Singkat,padat dan jelas. Di dalam geng yang diketuai Alastair,Keannu Zayn Tirtayasa adalah cowok yang paling waras diantara sahabat Alastair. Dia wakil dari geng Alastair,dengan kepintarannya dalam segala bidang itu dia dipercaya Alastair untuk menjadi Wakil dari "The Dark Blood".
Selain Most Wounted,Zayn,Angkasa dan Tian juga menjadi anggota inti dari gengster yang dibangun Alastair.
"Idiihhhh anak pinter mah gak bolos membolos,ye gak Sa?" Tian merangkul Angkasa sambil Tos ala pria.
"Yoi man... Lo gimana Air? Ikut nongkrong gak?" Tanya Angkasa yang tentu dijawab dengan disatukannya jempol dan telunjuk membentuk lingkaran lalu Alastair mengatakan...
"Of course why not?".
-
-
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASTAIR
General FictionTakdir yang tidak bisa dirubah,takdir yang tak bisa dihindari dan takdir yang harus dijalani. Seorang pemuda dengan kulit bersih yang memiliki tatto salib terbalik terletak apik di leher bagian kanan nya. Tidak pernah mengira bahwa Tuhan orang lain...